Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen

2 Juni 2019   12:09 Diperbarui: 2 Juni 2019   12:20 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: medium.com

Aku tahu apa yang kamu pikirkan. Cuma sebuah cerita pendek.

Dari jutaan kisah yang beredar di seluruh dunia, mengapa kamu harus membacaku? Lagi pula, aku hanya diunggah di media daring, bukan dimuat di media cetak lokal, nasional, regional ataupun internasional. Sudah pasti aku tak mungkin memenangkan perhargaan sastra atau literasi.

Kamu mungkin berpikir mengapa kamu sampai nyasar membacaku. 'Saya di sini untuk menikmati tulisan berkelas, untuk menambah wawasan dan pengetahuan'.

Orang-orang suka menganggap enteng cerita-cerita yang diunggah di banyak media daring, bukan hanya di sini.

Sebodo amat. Aku tidak terlalu peduli kalau diriku sendiri tidak dianggap.

Tapi aku takkan tinggal diam melihat teman-temanku sesama fiksi daring dihina dan diejek oleh orang-orang yang tidak tahu tentang pengorbanan besar yang harus kami lakukan untuk bisa sampai di sini.

Akulah yang memilih kalian, manusia. Dan aku diciptakan oleh manusia. Kamu yang menikmatinya sebagai sesuatu yang indah, atau menjadikannya polusi dan sampah dunia maya.

Jangan pikir kamu dapat membuat kami dan kemudian mengirim kami ke sana-sini sesuka hatimu tanpa ada jaminan keamanan. Jangan kamu mengira kami ingin diteruskan, digunakan, atau disunting, kata-kata yang dulunya organ tubuh kami dihapus secara brutal, ditulis, ditulis ulang, diulang tulis ...

Kamu tahu apa yang aku maksud. Kamu tahu semua penderitaan yang sudah kami rasakan.

Sebagian dari kami bahkan tidak pernah menjejakkan kaki di situs manapun, apalagi di halaman buku bersampul mewah yang terpajang di rak-rak toko buku. Kami hanya tinggal di folder sebagai dokumen yang belum selesai di laptop atau gawai pintarmu. Sebagian dari kami terlupakan ketika kamu mendapat inspirasi untuk mulai membuat cerita baru. Kamu lupa bahwa kamu pernah mencintai kami sama seperti kamu mencintai kreasi barumu. Ya, kamu mencintai mereka sampai harapan absurd kamu pada mereka gugur seperti yang terjadi pada kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun