Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bertemu Musuh "Bebuyutan" di Antrian Maaf-maafan, Saya Harus Lakukan Apa?

22 Mei 2020   14:10 Diperbarui: 22 Mei 2020   14:15 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada rasa yang memang beda dan hati berkecamuk hingga mesti dilepaskan sesegera mungkin karena menempel terlalu lama akan menjadi penyakit hati. Pikiran saya saat itu yang penting bersalaman dan sudah beri ucap minal aidin walfaidzin lalu segera berlalu untuk maju ke antrian berikut. 

Bagaimana bisa saya menyimpan kegundahan dan sesungguhnya bisa menjadi ringan dengan mengucap kata maaf. Terus berfikir keras agar bisa memberi maaf yang sesungguhnya dan saya berdoa agar hati dilapangkan hati begitu juga kawan saya tersebut. Waktu telah berlalu dan sudah miliki cerita masing-masing. Biarlah semua hanya menjadi catatan masa lalu yang bisa dipetik hikmahnya.

Saya sungguh tak mau lagi menyimpan beban rasa dalam hati dan semua mesti diakhiri. Konflik dan rasa bersalah memang tak baik disimpan berlama-lama dan berakibat beratnya langkah ke depan dan mengganggu setiap gerak kita. Terus membuka hati untuk ruang maaf dan memaafkan lebih baik dan menyegarkan hati. (Isk)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun