Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ceritera Kakeknya Kakekku

26 November 2019   10:05 Diperbarui: 8 Desember 2019   09:19 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suatu pagi nan indah diisi riuh kicau burung menari indah seakan memberi kabar pagi telah datang. Kuhirup udara segar sekali sambil memandang sinar matahari yang menyembul diantara semak dan pepohonan perbukitan. Semuanya nampak hijau berpadu sinar matahari sangat nyaman dan segera berfikir untuk lakukan apa yang menyenangkan. Semuanya tersedia apa lagi yang kuinginkan karena ada di depan mata menunggu untuk direngkuh, diraih dan dicoba. Alam sungguh menyediakan kebutuhan tanpa perlu sibuk antri dan penuh kedamaian.

Sungai-sungai jernih sekali melingkari tempatku tinggal dan ikan-ikan menanti untuk ditangkap ataupun dipancing. Segala jenis ikan ada dan layak untuk dimakan tanpa pernah berfikir akan kehabisan dan tak perlu memelihara atau membeli. Bermodalkan garam yang hanya tinggal ambil dari laut dan  bumbu alami jadilah ikan bakar yang asik untuk dinikmati sendiri atau bisa juga dengan kawan-kawanku tanpa takut kehabisan. Sungai yang jernih tampak transparan ikan berlalu lalang seakan-akan dia ingin berkata ambillah aku, nikmati aku.

Udara yang jernih dan sejuk membuat senyum tak pernah hilang dan sangat terasa ketika menarik dan melepas udara yang melimpah tanpa takut atau cemas. Tiadalah rasa kecemasan bernafas di udara alam bebas yang memang disediakan untuk semua mahluk yang menjadi penghuninya hingga leluasa membuka rongga hidung tanpa sekat pelindung.

Sungguh aku tak terbayang udara yang sebegitu jernih segar ini sulit masuk ke hidungku karena ada sekat di hidungku dan bahkan tak terbayang sekat itu mengganggu pandangan karena sepertiga wajahku tertutup. Aku pasti malu terhadap alam, mengapa udara sebagus ini tidak bisa bebas keluar masuk ke tubuhku melalui hidung.

Berjalan menyusuri semak, hutan dan kebun semuanya menyediakan yang aku mau. Tumbuh bebas dan menghiasi istana alam yang tertata sedemikian rupa. Masih terasa ikan bakar tadi yang kubakar di samping sungai. Perutku memberitahu masih ada cukup ruang jika mau di tambah. Beraneka buah nampaknya berbaris untuk dipilih untuk dinikmati. Terkadang menikmati buah-buahan yang tersedia bersama para hewan yang tak sungkan berbaur.

Tak ada kecemasan berjalan di jalan setapak baik berjalan kaki maupun dengan dokar (kendaraan berkuda). Semuanya penuh keramahan ketika berjumpa dan bersalaman. Dokar jadi kendaraan menyenangkan ditengah ringkik kuda berjalan pelan namun pasti.  Senyum terumbar menatap alam yang dengan baiknya menyediakan kebutuhan tanpa berebut, bersaing apalagi menyikut demi sesuap nasi untuk hari ini.

Buat apalagi menyikut sementara semua sudah tersedia dan semua bisa duduk makan bersama. Pekerjaan hari ini serasa menjadi pengisi hari menunggu sore yang tak kalah indahnya dengan pagi dan siang alamku.

Sore tiba matahari merendah berproses untuk segera menyelam dengan sinar indahnya. Kayu bakar yang tersedia sebagai stok dinyalakan di perapian. Lenguhan sapi, jangkrik dan suara hewan lainnya terdengar indah dan harmoni. Entah apalagi yang kupikirkan selain anak-anakku bisa menjaga anugrah alam yang tak ternilai ini. Air, tanah dan udara kuharap bisa juga dinikmati anak-anakku dengan baik seperti aku menikmati saat ini. Itulah "Cerita Kakeknya Kakekku" menutup cerita ini untuk para cucunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun