Ditambahkan oleh Andy Azisi Amin, apabila kekerasan dan pembantaian yang dilakukan militer dan tokoh-tokoh agama mayoritas Myanmar terus dibiarkan, bukan tidak mustahil, masyarakat Rohingnya juga lama-lama akan membentuk pasukan bersenjata dengan bantuan relawan-relawan  dari seluruh dunia yang peduli pada keselamatan masyarakat Rohignya. Kalau seperti itu, tidak akan menyelesaikan masalah. Yang ada kekerasan berkepanjangan. Hal ini tentu mengancam keamanan wilayah Asia Tenggara.
"Karena itu Solusi yang terbaik, Pemerintah Republik Indonesia lewat Bapak Jokowi dan para kepala negara-negara ASEAN harus peduli terhadap masyarakat Rohingnya dengan cara mendesak pemerintah dan militer Myanmar untuk segera menghentikan pembantaian tersebut. Bila perlu tangkap tuh tokoh-tokoh agama mereka yang ikut-ikutan melakukan aksi pembunuhan.Â
Jika Pemerintah dan Militer serta tokoh-tokoh agama Myanmar masih bandel apa boleh buat, bentuk pasukan penjaga perdamaian dunia yang dipelopori PBB untuk menjaga dan mengawal masyarakat Rohyngnya. Jika tidak, bukan tidak mustahil, masyarakat Muslim seluruh dunia akan menyusup ke Rakhine Myanmar, memberikan pelatihan militer sehingga masyarakat Rohingnya bisa membela diri saat mereka kembali mendapatkan penyiksaan baik dari tokoh-tokoh agama maupun miluter Myanmar," tegas Dosen FEUI ini yang juga putra NTB ini
Baik Sabrun Jamil, Ahmad Gufron, Eman Sulaeman Nasim maupun Andy Azisi Azis menyampaikan, jika aksi pembantaian etnis Rohyngnya oleh militer dan tokoh agama Myanmar tidak segera dihentikan. Pihaknya akan mengerahkan massa  untuk melakukan aksi demo terhadap kedutaan besar Myanmar. Sekaligus juga menuntut agar Duta Besar Myanmar diusir dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (***)