Pada tahun 2024, Indonesia mengalami perubahan signifikan dalam kebijakan fiskal dengan rencana pemerintah untuk meningkatkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPn) menjadi 12%. Keputusan ini tentu menuai beragam respon dan perdebatan dari berbagai lapisan masyarakat. Sebagai generasi muda yang terdidik, mahasiswa memiliki peranan yang sangat penting dalam mengevaluasi, menganalisis, dan merespons kebijakan tersebut dengan menggunakan pendekatan berpikir kritis.
Pajak Pertambahan Nilai (PPn) merupakan salah satu sumber utama pendapatan negara yang diterapkan pada barang dan jasa yang beredar di masyarakat. Sasaran utama dari kenaikan tarif PPn ini adalah untuk memperkuat kas negara agar dapat mendanai pembangunan dan mengatasi defisit anggaran. Namun, peningkatan ini pasti berpeluang menambah beban biaya hidup, yang akan sangat dirasakan oleh masyarakat yang memiliki ketergantungan pada barang dan jasa sehari-hari.
Sebagai mahasiswa, kita tidak dapat semata-mata menerima kebijakan seperti ini tanpa menganalisisnya secara kritis. Berpikir kritis adalah keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam situasi ini. Hal ini berarti kita tidak hanya menerima narasi dari pemerintah atau masyarakat, tetapi juga menyelidiki lebih lanjut, mempertanyakan setiap konsekuensi yang mungkin muncul, serta mencari alternatif solusi yang lebih efisien.
Pentingnya Berpikir Kritis dalam Menilai Dampak Ekonomi
Kenaikan PPn tentu akan mempengaruhi secara langsung harga barang dan jasa yang kita gunakan setiap hari. Mahasiswa yang tinggal di kota-kota besar, misalnya, akan merasakan efeknya pada biaya transportasi, makanan, dan kebutuhan lainnya. Di sisi lain, kalangan menengah ke bawah mungkin akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka. Dalam situasi ini, berpikir kritis memberi kita kemampuan untuk tidak hanya merasakan beban, tetapi juga mengidentifikasi berbagai kemungkinan dampak lainnya.
Apakah dengan penerapan kebijakan ini benar-benar akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi ekonomi Indonesia? Ataukah terdapat alternatif lain yang lebih efisien dalam meningkatkan pendapatan negara tanpa merugikan masyarakat? Berpikir kritis menciptakan kesempatan untuk menilai berbagai kemungkinan yang dapat muncul akibat keputusan pemerintah, serta bagaimana kita selaku mahasiswa dapat memberikan saran yang bersifat konstruktif.
Mencari Solusi Alternatif
Berpikir kritis juga mencakup kemampuan untuk memberikan solusi. Kenaikan PPn tidaklah satu-satunya metode untuk meningkatkan pendapatan negara. Pemerintah dapat mempertimbangkan berbagai alternatif lainnya, seperti perbaikan dalam sistem perpajakan, memperkuat pajak progresif untuk kalangan atas, atau bahkan meningkatkan efisiensi pengeluaran negara agar tidak perlu membebani masyarakat lebih jauh. Solusi-solusi yang seperti inilah perlu diperhatikan oleh mahasiswa sebagai bagian dari upaya memberikan masukan yang konstruktif.
Peran Mahasiswa dalam Proses Demokrasi
Sebagai bagian dari generasi penerus bangsa, para mahasiswa seharusnya tidak hanya berada dalam posisi yang hanya sebagai penerima kebijakan. Kita memiliki kewajiban untuk turut serta berpartisipasi dalam diskusi publik, memberikan perspektif yang didasarkan pada analisis objektif, dan mengusulkan ide perubahan yang lebih baik. Kebijakan apapun yang dikeluarkan oleh pemerintah pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupan kita, sehingga kita harus terlibat dalam setiap proses evaluasi dan perubahan tersebut.
Berpikir kritis merupakan keterampilan yang wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa. Dengan berpikir kritis, kita tidak hanya mampu mengatasi setiap tantangan yang ada, tetapi juga berpartisipasi serta dalam menciptakan solusi bagi masalah yang dihadapi negara. Melalui pendidikan dan pemikiran yang tajam, mahasiswa dapat berkontribusi dalam mewujudkan kebijakan yang lebih adil, efektif, dan tentunya berpihak pada masyarakat.