Mohon tunggu...
Dokter Avis
Dokter Avis Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Anak

Saya dr. Hafiidhaturrahmah namun biasa disapa Avis, dokter umum dari FK Univ Jenderal Soedirman, dokter anak dari Univ Gadjah Mada. Awardee Beasiswa LPDP-PPDS Angkatan 1. Saat ini bekerja di RS Harapan Ibu Purbalingga. Monggo main di blog saya www.dokteravis.net

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jangan Panik jika Anak Kejang

22 Mei 2013   02:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:13 5393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini saya kembali dihadapkan dengan pasien kejang. Bukan pasien dewasa melainkan anak-anak. Tepat setelah magrib si anak sudah mulai kejang dan langsung dibawa ke bidan desa. Syukurnya oleh bidan desa
langsung dirujuk ke puskesmas walau jelas butuh waktu perjalanan setengah  dari awal kejang.

Sama seperti kebanyakan penyebab kejang pada anak, kali ini si anak suhunya mencapai 39 derajat celcius. Padahal suhu normal anak berkisar antara 36,2-37,2 derajat celcius. Sementara penyebab yang dapat
memunculkan panas ada banyak sekali mulai dari virus hingga bakteri. Bahkan batuk pilek biasa yang tidak diobati dapat memunculkan panas dan berakhir dengan kejang.

Berbeda dengan pasien kejang di atas yang langsung dibawa ke puskesmas, di lain waktu saya mendapatkan pasien anak-anak yang sudah kejang hingga tujuh kali dari jam 9 malam namun baru keesokan harinya dibawa ke puskesmas dalam kondisi orang tua yang histeris. Itupun masih ditambah dengan opsi tidak percaya dari orang tua kalau anaknya kejang. Weleeh...pantas saja baru dibawa, mungkin dari tadi dikiranya anaknya cuma goyang biasa. Kasus kedua yang telat membawa ke pengobatan ketika anak sudah berkali-kali kejang juga tidak baik.

"Lha wong anak saya gak panas dok"

"Bu, gak panas saja bisa kejang apalagi kalau panas" dan setelahnya saya lebih memilih fokus menangani si anak daripada kepancing emosi di subuh buta karena beradu argumen dengan orang tuanya yang merasa "benar".

Penanganan Pertama Kejang

Jika anak anda kejang maka hal pertama jangan terburu panik terlebih dahulu karena akan menyebabkan anak anda tetap kejang. Jika dari awal anak anda sudah terdeteksi panas maka selalu anda dapat memberikan sediaan obat penurun panas. Dosisnya dapat dilihat di petunjuk pemakaian.


Namun jika sudah terlanjur kejang maka lakukan hal utama ini. Jaga jalan pernapasan anak anda supaya lidah tidak tergigit atau jatuh ke belakang menutupi jalan napas dengan memberi ganjal pada mulut anak anda. Biasanya jika terburu-buru ada orang tua yang merelakan jarinya langsung masuk ke mulut dan digigit si anak ketika kejang. Jika masih sempat lebih baiknya menggunakan sendok yang dilapisi kain agar tidak mematahkan gigi anak. Nah, pada beberapa anak yang giginya gupis (habis) maka gigi lain yang masih utuh dapat menggigit kuat gusi dan menyebabkan berdarah. Jangan menjadi lebih panik karena melihat darah.

Kompres anak anda di empat titik agar menurunkan panas dan mengurangi resiko kejang lama atau berulang. Empat titik tersebut adalah dahi (kening), kedua ketiak dan dada. Anda dapat menggunakan kain apapun yang dibasahi air kran biasa. Nah jika kondisinya si anak tidak demam, jangan percaya dan cek menggunakan termometer. Kondisi tidak demam justru membuat anda harus lebih waspada karena artinya si anak mempunyai ambang sensitif kejang lebih peka dibandingkan dengan anak yang demam tinggi.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun