Ke depan, Jati Agung memiliki peluang besar. Dengan rencana pengembangan wisata Gunung Kelir, desa ini bisa menggabungkan pariwisata dan edukasi kerajinan.
Bayangkan jika pengunjung bisa datang, melihat langsung proses pembuatan genting, mencetak batu bata sendiri, dan pulang membawa oleh-oleh hasil tangan pengrajin. Potensi ini bisa membuka peluang baru: pelatihan digital, promosi daring, hingga ekspor kecil-kecilan.
Dengan bantuan Dinas Koperasi, pemerintah kabupaten, dan kolaborasi lintas sektor, desa ini bisa bertransformasi dari produsen menjadi brand lokal yang dikenal lebih luas.
Karya Besar Tak Selalu dari Tempat Besar
Jati Agung telah membuktikan satu hal penting: karya besar tidak selalu lahir dari sumber daya yang melimpah, tapi dari ketekunan dan keyakinan untuk terus menciptakan.
Mereka tidak punya tanah liat sendiri, tapi punya kehendak untuk terus menggali dari dalam diri. Produk mereka bukan hasil mesin, tapi hasil tangan-tangan yang terbakar matahari dan dibentuk oleh nilai hidup yang sederhana namun kuat.
Dan dari desa kecil inilah, bata demi bata, genting demi genting, telah membangun bukan hanya rumah dan bangunan tapi juga martabat sebuah pekon.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI