Mohon tunggu...
averia weidyra putri wulandari
averia weidyra putri wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Business

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Fore Coffee Buktikan Loyalitas Konsumen Kunci Bertahan di Era Digital

18 Juli 2025   19:45 Diperbarui: 30 Juli 2025   17:29 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Oleh : Averia Weidyra Putri Wulandari dan Endy Gunanto Marsasi

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan yang signifikan dalam prilaku konsumen salah satunya dalam industri makanan dan minuman seperti kopi. Tren dalam mengkonsumsi kopi mengalami perkembangan saat ini meningkatnya popularitas coffe shop menjadi gaya hidup generasi milenial maupun generasi Z. Salah satu coffe shop yang menarik perhatian masyarakat yaitu Fore Coffe sebagai salah satu brand kopi lokal Indonesia Fore Coffe memanfaatkan berbagai platform digital untuk membangun hubungannya dengan para konsumen. Namun ditengah persaingan yang semakin ketat dan banyaknya pilihan brand serupa bagi Fore Coffe menjaga loyalitas konsumen menjadi tantangan tersendiri. Brand loyalty atau loyalitas merek merupakan salah satu faktor kunci dalam mempertahankan konsumen sekaligus dapat mendorong niat beli ulang (purchase intention). Konsumen yang memiliki loyalitas tinggi terhadap suatu merek cendrung tetap memilih produk tersebut meskipun tersedia alternatif lain bahkan konsumen bersedia merekomendasikan kepada orang lain. Dalam era digital saat ini interaksi antara brand dan konsumen tidak lagi terbatas pada toko fisik melainkan juga melalui media sosial alpikasi dan platform e-commerce (Afandi & Marsasi, 2023). Fore Coffe secara aktif membangun brand loyality melalui berbagai strategi digital seperti program membership, kampanye media sosial hingga kolaborasi dengan platform digital. Fore Coffe menjadi salah satu brand yang berhasil memanfaatkan platform Instagram sebagai strategi pemasaran dengan membuat konten yang menarik konsumen sehingga dapat meningkatkan interaksi dan pada akhirnya mendorong konsumen untuk membeli produk tersebut. Berdasarkan latar belakang penulisan ini bertujuan untuk mengkaji peran brand loyality dalam meningkatkan purchase intention konsumen Fore Coffe di era digital. Melalui pemahaman tentang bagaimana Fore Coffe membangun dan mempertahankan loyalitas merek melalui berbagai strategi digital diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai efektivitas pendekatan yang dilakukan oleh Fore Coffe dalam mempertahankan konsumen di tengah persaingan industri kopi yang semakin kompetitif.

Dalam Chapter 12 yang berjudul Creating New Ventures.

Dalam era digital yang ditandai oleh penetrasi teknologi dan perubahan perilaku konsumen brand loyalty menjadi elemen strategis dalam membangun dan mempertahankan purchase intention konsumen termasuk dalam industri kopi seperti Fore Coffee. Loyalitas merek tidak hanya menjadi indikator keberhasilan brand dalam menjaga hubungan emosional dengan konsumen tetapi juga menjadi kekuatan kompetitif yang memastikan konsumen melakukan pembelian ulang meskipun dihadapkan pada berbagai pilihan competitor. Menurut penelitian (Afandi & Marsasi, 2023, hlm. 213), dalam konteks industri makanan cepat saji, brand loyalty memiliki pengaruh signifikan terhadap purchase intention, di mana konsumen yang memiliki keterikatan kuat dengan suatu brand cenderung untuk terus membeli produk dari brand tersebut. Meskipun variabel electronic word of mouth (e-WOM) terbukti lebih mempengaruhi brand attitude daripada langsung kepada brand loyalty, namun sikap positif terhadap merek tetap berkontribusi pada pembentukan loyalitas yang pada akhirnya meningkatkan purchase intention (Bessant & Tidd, 2015). Dalam perspektif kewirausahaan yang dijelaskan dalam Chapter 12 mengenai Menciptakan Usaha Baru, proses menciptakan usaha baru yang inovatif seperti Fore Coffee tidak hanya berfokus pada penciptaan produk tetapi juga pada bagaimana menciptakan nilai melalui strategi pemasaran yang mampu membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen. Penciptaan nilai tersebut dapat diwujudkan melalui penguatan brand attitude dan brand loyalty sebagaimana konsep yang dijelaskan dalam teori Theory of Reasoned Action yang menyatakan bahwa sikap (attitude) akan mempengaruhi niat (intention) yang kemudian mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Fore Coffee melalui inovasi produk dan strategi pemasaran digital seperti kampanye melalui media sosial dan kolaborasi dengan influencer menciptakan pengalaman merek yang memperkuat brand attitude konsumen. Penguatan brand attitude inilah yang menjadi landasan terciptanya loyalitas merek yang berkelanjutan dalam proses pengembangan rencana bisnis yang menjadi salah satu tahap penting dalam menciptakan usaha baru strategi Fore Coffee yang berfokus pada pengalaman pelanggan digital dan loyalty program berbasis aplikasi menjadi bentuk inovasi bisnis yang adaptif terhadap perkembangan teknologi. Dengan menerapkan loyalty program melalui aplikasi digital Fore Coffee tidak hanya mendorong repeat purchase tetapi juga mengumpulkan data konsumen yang dapat digunakan untuk menciptakan penawaran yang lebih personal dan relevan sehingga memperkuat loyalitas konsumen terhadap brand. Hal ini relevan dengan temuan penelitian yang menyatakan bahwa brand loyalty terbentuk melalui pengalaman positif dan konsistensi brand dalam memenuhi ekspektasi konsumen. Dalam konteks menilai peluang usaha baru, seperti diterangkan pada Chapter 12 Fore Coffee melihat adanya perubahan demografis dan teknologi yang membuka peluang besar di industri kopi. Generasi Z dan milenial yang menjadi target pasar utama memiliki keterikatan tinggi dengan brand yang aktif di media sosial dan menyediakan pengalaman digital yang seamless. Maka dari itu penguatan brand loyalty di era digital menjadi strategi yang tepat untuk menjangkau segmen ini terutama dengan adanya kecenderungan mereka untuk berbagi pengalaman konsumsi di media sosial yang pada akhirnya memperkuat e-WOM sebagai penggerak purchase intention. Selain itu dalam struktur usaha baru pengusaha seperti Fore Coffee harus mempertimbangkan bagaimana kontrol dan kepemilikan atas strategi merek dipertahankan untuk menjaga keunikan value proposition. Pengelolaan brand loyalty tidak hanya berdampak pada pembelian jangka pendek tetapi juga membangun ekuitas merek jangka panjang yang memperbesar peluang ekspansi bisnis baik secara geografis maupun diversifikasi produk. Konsumen yang loyal cenderung lebih tahan terhadap serangan kompetitor karena telah memiliki ikatan emosional dengan brand yang menyatakan bahwa loyalitas merek dilandasi oleh struktur emosional yang kuat antara konsumen dan brand. Dalam tahap menumbuhkan dan memanen hasil usaha sebagaimana dijelaskan pada Chapter 12 penguatan brand loyalty menjadi modal utama Fore Coffee dalam menciptakan sustainable business. Selain dari sisi produk Fore Coffee juga mengembangkan berbagai kolaborasi dengan brand lain serta kampanye yang melibatkan konsumen secara langsung di media sosial seperti tantangan membuat konten dengan produk Fore Coffee. Bahwa perusahaan perlu memanfaatkan e-WOM positif dari konsumen dan influencer untuk meningkatkan sikap positif terhadap brand yang pada akhirnya berpengaruh pada purchase intention. Dengan demikian dalam konteks kewirausahaan modern dan era digital membangun brand loyalty bukan lagi sekadar mempertahankan konsumen tetapi juga menjadi strategi akuisisi pelanggan baru melalui penguatan brand attitude dan pemanfaatan teknologi digital. Hal ini menjadi pilar penting bagi bisnis seperti Fore Coffee yang bergerak di industri dengan kompetisi tinggi namun sangat bergantung pada persepsi dan pengalaman konsumen. Brand loyalty terbukti sebagai pengungkit purchase intention sekaligus menjadi benteng yang menjaga eksistensi bisnis dari gempuran kompetitor di era digital yang sangat dinamis (Bessant & Tidd, 2015).

Dalam Chapter 13 yang berjudul Developing Businesses and Talent through Corporate Venturing.

Dalam menghadapi era digital yang kompetitif dan dinamis penguatan brand loyalty menjadi strategi yang sangat relevan dalam membangun dan meningkatkan purchase intention konsumen khususnya di industri minuman seperti Fore Coffee. Loyalitas merek tidak hanya memperkuat hubungan emosional antara konsumen dengan brand tetapi juga menjadi instrumen strategis dalam menjaga keberlanjutan bisnis di tengah perubahan preferensi pasar. Loyalitas merek memiliki pengaruh langsung terhadap purchase intention walaupun electronic word of mouth (e-WOM) lebih berkontribusi dalam membentuk brand attitude (Afandi & Marsasi, 2023). Namun dalam konteks korporasi seperti Fore Coffee yang terus berupaya mengembangkan bisnisnya melalui inovasi digital penguatan brand loyalty tetap menjadi pilar utama untuk menciptakan pelanggan yang tidak hanya puas tetapi juga terikat secara emosional terhadap brand. Pendekatan ini sejalan dengan konsep Ventura Korporat sebagaimana dijelaskan dalam Chapter 13 di mana perusahaan tidak hanya mengandalkan proses pengembangan produk konvensional tetapi juga menggunakan mekanisme eksplorasi bisnis baru untuk memperkuat posisi di pasar. Fore Coffee dengan pendekatan inovatifnya di bidang digitalisasi dan pemanfaatan media sosial merepresentasikan perusahaan yang secara aktif memanfaatkan ventura korporat dalam bentuk inovasi produk dan layanan digital untuk memperkuat brand loyalty (Bessant & Tidd, 2015). Melalui pengembangan aplikasi loyalty program konsumen tidak hanya mendapatkan manfaat fungsional tetapi juga pengalaman merek yang konsisten dan personal yang pada akhirnya meningkatkan niat beli berulang. Dalam konteks ventura korporat ini adalah bentuk pemanfaatan kompetensi internal dalam teknologi digital dan pemasaran yang dikombinasikan untuk menciptakan nilai baru di pasar. Konsep usaha korporat internal yang diuraikan dalam Chapter 13 menjelaskan bahwa perusahaan perlu memiliki tujuan strategis yang jelas untuk setiap usaha inovatif yang dikembangkan. Bagi Fore Coffee tujuan strategis tersebut adalah menjadi pemimpin di pasar kopi berbasis digital dengan mengedepankan pengalaman pelanggan sebagai diferensiasi utama. Upaya seperti kolaborasi dengan influencer pembuatan konten interaktif dan integrasi sistem pemesanan online mencerminkan strategi ventura korporat yang memanfaatkan peluang inovasi di luar bisnis inti tradisional. Selain itu pengembangan brand loyalty oleh Fore Coffee juga dapat dikaitkan dengan motif ventura korporat yaitu mengembangkan kompetensi baru dan diversifikasi bisnis. Di era digital konsumen tidak hanya mencari produk berkualitas tetapi juga keterlibatan brand dalam kehidupan sehari-hari mereka baik melalui interaksi media sosial, aplikasi, maupun pengalaman di outlet. Melalui diversifikasi kanal digital dan penguatan kompetensi teknologi Fore Coffee mampu memenuhi ekspektasi ini dan memperluas jangkauan pasarnya. Hal ini menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak hanya berbasis pada produk tetapi juga pada hubungan dan pengalaman konsumen yang berkesinambungan. Dalam praktik venture corporate perusahaan perlu menciptakan mekanisme internal yang mendukung eksplorasi ide-ide baru yang mungkin tidak langsung terkait dengan bisnis inti tetapi memiliki potensi untuk menciptakan nilai strategis. Fore Coffee dengan pendekatan inovasi digital dan kampanye kreatif yang melibatkan konsumen menunjukkan bagaimana perusahaan rintisan di Indonesia dapat menerapkan prinsip venture corporate dalam skala yang lebih adaptif dan sesuai dengan karakter pasar lokal. Model seperti ini memungkinkan perusahaan untuk terus relevan dan kompetitif di tengah perubahan teknologi dan preferensi konsumen yang cepat. Dalam tahapan pengembangan usaha baru yang dijelaskan dalam Chapter 13 Fore Coffee berada pada fase memantapkan posisi brand melalui penguatan brand attitude dan brand loyalty yang berorientasi pada digital experience. Penguatan brand attitude yang positif di antara konsumen mendorong loyalitas yang berkelanjutan di mana pelanggan tidak hanya melakukan pembelian ulang tetapi juga menjadi advokat bagi brand melalui e-WOM. Brand attitude yang baik akan meningkatkan loyalitas merek yang pada akhirnya meningkatkan purchase intention. Dalam perspektif yang lebih luas pendekatan Fore Coffee dalam membangun brand loyalty juga mencerminkan peran penting dari product champion dalam venture corporate, yaitu individu atau tim yang mendorong inovasi dan membangun legitimasi internal untuk ide-ide baru. Keberhasilan Fore Coffee dalam mengimplementasikan strategi digitalnya tidak lepas dari adanya leadership yang visioner yang mampu menyatukan tim teknologi, pemasaran, dan operasional untuk menciptakan sinergi dalam pengalaman merek. Hal ini juga sejalan dengan kebutuhan perusahaan modern untuk memiliki juara produk dan juara eksekutif yang menjadi penghubung antara inisiatif bisnis baru dengan strategi korporat yang lebih luas. Akhirnya penguatan brand loyalty dalam meningkatkan purchase intention konsumen Fore Coffee dapat dipandang sebagai salah satu bentuk implementasi venture corporate berbasis inovasi digital yang memungkinkan perusahaan untuk memperluas basis konsumennya sekaligus menciptakan model bisnis yang berkelanjutan di era digital. Dalam konteks ini pengelolaan venture corporate yang efektif sebagaimana diuraikan dalam Chapter 13 menjadi kunci keberhasilan untuk memastikan bahwa inovasi yang dihasilkan benar-benar berkontribusi pada pertumbuhan bisnis dan pencapaian tujuan strategis jangka panjang.

Dalam Chapter 16 yang berjudul Business Models and Capturing Value.

Dalam bisnis di era digital seperti yang dijalankan oleh Fore Coffee membangun dan mempertahankan brand loyalty menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari penerapan model bisnis yang inovatif dan berkelanjutan. Berdasarkan Chapter 16 mengenai model bisnis dan menangkap nilai model bisnis merupakan kerangka yang menjelaskan bagaimana perusahaan menciptakan, menyampaikan, dan menangkap nilai dari pasar yang dituju. Dalam kasus Fore Coffee proposisi nilai utama yang ditawarkan adalah pengalaman minum kopi yang berkualitas tinggi dan terintegrasi dengan kemudahan digital yang menjadi ciri khas konsumen generasi milenial dan Gen Z di Indonesia. Kombinasi antara inovasi produk kopi lokal dengan digitalisasi layanan seperti pemesanan melalui aplikasi, loyalty program, serta kehadiran aktif di media sosial menjadi strategi utama dalam membangun keterikatan emosional konsumen terhadap brand. Bahwa sikap konsumen terhadap brand (brand attitude) berperan besar dalam membangun brand loyalty yang pada akhirnya meningkatkan purchase intention. Model bisnis Fore Coffee tidak hanya berfokus pada produk semata tetapi juga pada bagaimana mereka mampu menciptakan ekosistem digital yang menghubungkan konsumen dengan brand secara berkelanjutan. Berdasarkan kerangka dalam Chapter 16 elemen penting dalam model bisnis terdiri dari proposisi nilai, pasar sasaran, pemasok, aktivitas utama, dan representasi nilai (Bessant & Tidd, 2015). Fore Coffee dalam hal ini telah menetapkan proposisi nilai berupa kualitas kopi yang tinggi, pelayanan cepat berbasis aplikasi, dan pengalaman digital yang seamless. Pasar sasaran mereka jelas yaitu generasi muda yang akrab dengan teknologi dan media sosial. Sementara pemasok Fore Coffee adalah petani kopi lokal yang menyediakan bahan baku premium aktivitas utama mereka mencakup inovasi produk pengelolaan hubungan dengan pelanggan secara digital serta kampanye kreatif di media sosial untuk mempertahankan loyalitas konsumen. Selain itu penerapan inovasi model bisnis oleh Fore Coffee merupakan contoh nyata dari bagaimana perusahaan menangkap nilai dalam industri yang kompetitif. Seperti dijelaskan dalam Chapter 16 inovasi model bisnis mencakup penciptaan atau pengubahan model yang sudah ada untuk memaksimalkan nilai yang diciptakan dan dikembalikan kepada organisasi. Strategi Fore Coffee dalam menghadirkan loyalty program digital yang memberikan poin dan reward kepada pelanggan setia adalah bentuk dari inovasi model bisnis berbasis servitization di mana layanan menjadi bagian penting dari penawaran produk. Dengan cara ini Fore Coffee tidak hanya menjual produk kopi tetapi juga menjual pengalaman dan keterlibatan emosional yang memperkuat brand loyalty dan mendorong konsumen untuk terus melakukan pembelian ulang. Dalam praktiknya, keberhasilan model bisnis Fore Coffee juga ditentukan oleh bagaimana mereka membangun hubungan utama untuk menjangkau pasar dan menciptakan saluran distribusi yang efektif. Fore Coffee memanfaatkan kanal digital seperti aplikasi mobile dan media sosial untuk menjangkau konsumennya. Interaksi yang personal melalui kanal ini memperkuat hubungan brand dengan pelanggan. Brand loyalty dapat dibangun melalui pengalaman positif dan keterlibatan konsumen dengan brand. Selain itu melalui pengumpulan data dari aplikasi dan interaksi online Fore Coffee mampu memahami preferensi konsumennya dengan lebih baik sehingga dapat terus melakukan inovasi produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Konsep penangkapan nilai juga menjadi esensi dalam model bisnis Fore Coffee. Seperti yang dijelaskan dalam Chapter 16 penangkapan nilai tidak hanya berupa pendapatan finansial tetapi juga informasi berharga mengenai perilaku dan preferensi konsumen. Strategi ini sejalan dengan pendekatan customer-centric yang menjadi tren utama dalam inovasi model bisnis di era digital. Selanjutnya aspek keberlanjutan model bisnis menjadi krusial bagi Fore Coffee untuk tetap relevan di tengah persaingan industri kopi yang semakin ketat. Chapter 16 menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan model bisnis dengan memastikan adanya keseimbangan antara biaya dan pendapatan serta melindungi keunggulan kompetitif dari ancaman kompetitor. Fore Coffee menjaga keberlanjutan ini dengan terus memperbarui inovasi produk memperluas kolaborasi dengan mitra bisnis seperti influencer dan brand lain serta menjaga hubungan jangka panjang dengan petani kopi lokal untuk memastikan keberlanjutan pasokan bahan baku berkualitas.  Akhirnya keberhasilan Fore Coffee dalam membangun brand loyalty dan meningkatkan purchase intention melalui inovasi model bisnis menunjukkan bagaimana perusahaan dapat menerapkan konsep model bisnis yang adaptif dan dinamis sebagaimana dijelaskan dalam Chapter 16. Dengan memahami dan memetakan komponen-komponen utama dalam model bisnis Fore Coffee mampu menciptakan proposisi nilai yang relevan membangun hubungan yang kuat dengan pasar sasaran serta menangkap nilai secara efektif melalui pendekatan digital. Hal ini menjadikan Fore Coffee sebagai contoh sukses penerapan inovasi model bisnis di industri kopi Indonesia yang berbasis pada pemahaman mendalam terhadap dinamika konsumen di era digital

Kesimpulan

Dalam era digital yang terus berkembang pesat keberhasilan sebuah brand tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk semata melainkan juga oleh kemampuan dalam membangun dan mempertahankan brand loyalty. Kasus Fore Coffee menunjukkan bahwa loyalitas merek berperan penting dalam meningkatkan purchase intention konsumen terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z yang sangat terhubung dengan dunia digital. Berbagai strategi digital seperti loyalty program, kampanye media sosial, kolaborasi dengan influencer, serta pemanfaatan aplikasi berbasis data menjadi instrumen penting bagi Fore Coffee dalam memperkuat keterikatan emosional konsumen terhadap brand. Brand attitude yang positif dapat menjadi pondasi dalam membangun brand loyalty yang kemudian berimplikasi pada niat beli ulang yang berkelanjutan. Fore Coffee mampu menangkap nilai dari inovasi model bisnis dengan menyatukan proposisi nilai yang kuat pengalaman digital yang seamless serta strategi customer-centric berbasis data konsumen.  Selain itu penerapan prinsip venture corporate mendorong Fore Coffee untuk terus mengeksplorasi dan mengembangkan kompetensi baru melalui diversifikasi digitalisasi layanan dan ekspansi kanal pemasaran yang adaptif. Pada akhirnya kesuksesan Fore Coffee menjadi bukti bahwa dalam industri minuman yang kompetitif. Brand loyalty adalah aset strategis yang tidak hanya menjaga keberlangsungan bisnis tetapi juga menjadi alat untuk memperluas pasar melalui akuisisi pelanggan baru. Strategi inovatif dalam membangun loyalitas merek melalui pendekatan teknologi digital, model bisnis adaptif, dan penguatan hubungan dengan konsumen menjadi kunci utama dalam mempertahankan posisi di pasar sekaligus meningkatkan purchase intention. Oleh karena itu Fore Coffee dapat menjadi benchmark bagi bisnis lain dalam mengelola loyalitas konsumen di era digital yang terus berkembang dan penuh tantangan.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun