Kayu selalu punya tempat istimewa di dunia konstruksi dan furniture. Dari dulu hingga sekarang, material ini tetap jadi pilihan favorit karena tampilannya yang hangat dan alami. Tapi seiring perkembangan teknologi, pilihan kayu sekarang nggak cuma sebatas potongan utuh dari batang pohon (solid wood). Kini ada juga engineered wood seperti Glulam dan LVL yang menawarkan kekuatan dan fleksibilitas lebih. Menariknya, kedua jenis kayu ini punya karakter yang berbeda---jadi kalau ditanya mana yang lebih kuat, jawabannya tergantung pada kebutuhan dan cara penggunaannya.
Jadi, mana yang lebih kuat? Jawabannya tidak sesederhana memilih antara A atau B --- karena kekuatan setiap jenis kayu bergantung pada bagaimana dan di mana material tersebut digunakan.Â
Kayu Solid (Solid Wood): Keindahan dan Kelemahan Alami
Kayu Solid adalah potongan utuh dari batang pohon (seperti Jati, Meranti, atau Ulin). Kekuatan dan keindahan serat alaminya tak tertandingi, memberikan kesan mewah, timeless, dan bernilai investasi tinggi, terutama untuk furniture premium dan lantai.
Namun, kayu solid memiliki keterbatasan bawaan:
Stabilitas Dimensi Rendah: Kayu solid sangat sensitif terhadap perubahan kelembapan dan suhu. Ini membuatnya rentan terhadap penyusutan, pemuaian, melengkung (warping), atau bahkan retak.
Keterbatasan Ukuran: Dimensi balok dan papan dibatasi oleh diameter pohon. Sulit---dan mahal---untuk mendapatkan balok solid yang sangat panjang atau sangat besar untuk bentangan struktural modern.
Titik Lemah Alami: Kehadiran cacat alami seperti mata kayu (knot) dan retakan dapat menjadi titik lemah yang mengurangi kekuatan struktural secara keseluruhan.
Engineered Wood (Glulam & LVL): Kekuatan yang Didesain