Mohon tunggu...
Zahra Aurelia Filnuriz Alhasan
Zahra Aurelia Filnuriz Alhasan Mohon Tunggu... Universitas Airlangga

Mahasiswa Sarjana Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Urgensi Generasi Manja Gula dan Ancaman yang Menjebak

12 September 2025   07:57 Diperbarui: 12 September 2025   08:01 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak. Sumber Ilustrasi: Freepik

Diabetes Melitus adalah suatu penyakit yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Penyakit yang sudah menjadi pandemi global ini sering kali diremehkan oleh masyarakat luas karena tidak mendapat edukasi akan kompleksitas dan bahaya tersembunyi dari diabetes. Diabetes bukan sekedar kadar gula tinggi dalam darah, melainkan sebuah gangguan metabolic kronis yang telah menjelma menjadi penyakit serius, membebani sistem kesehatan bahkan ekonomi sekalipun.

Secara kompleks, diabetes adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak mampu mengatur kadar glukosa (gula) dalam darah dengan efektif. Hal ini terjadi akibat ketidakcukupan hormon insulin atau ketidakmampuan tubuh merespon insulin dengan baik. Insulin yang diproduksi oleh pankreas berfungsi membantu sel menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi energi. Ketika proses tersebut terganggu, glukosa akan menumpuk dalam dalam darah sehingga mmenyebabkan hiperglikemia yang nantinya merusak berbagai organ dan sistem tubuh dalam jangka panjang.

Diabetes sendiri terbagi menjadi dua yaitu tipe 1 yang biasanya muncul sejak usia muda karena kerusakan autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh sendiri menyerang dan menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.  Tipe 2 yang lebih umum dan biasanya disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat, obesitas, pola makan tidak sehat, dan genetika. Tipe 2 ini mencakup sekitar 90-95% dari semua kasus diabetes. Pada tipe ini tubuh menjadi resisten terhadap insulin.

Diabetes mengalami peningkatan yang signifikan bukan pada kalangan dewasa atau lansia saja melainkan di kalangan anak muda dan remaja. Menurut International Diabetes Federation (IDF), ada lebih dari 500 juta orang di dunia menderita penyakit diabetes dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat. Di Indonesia, angka kasus diabetes pada anak mengalami lonjakan tajam. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pada Januari 2023 mencatat angka kematian akibat diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat dibandingkan tahun 2000 dan 2010. Selain itu, data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan bahwa dari 13 kota besar, enam dari sepuluh anak perempuan terdiagnosis diabetes melitus. Meningkatnya angka kematian dan kasus diabetes melitus pada anak-anak dapat dijelaskan melalui dua sudut pandang. Pertama, tidak semua kasus diabetes pada anak dapat dikategorikan sebagai diabetes tipe 1. Tak sedikit kasus yang diawali sindrom metabolik akibat obesitas, pola makan tinggi gula, dan rendahnya aktivitas fisik yang menyebabkan insulin mengalami resistensi. Kedua, banyak kecenderungan yang menggolongkan seluruh kasus diabetes sebagai diabetes tipe 1. Kedua teori ini menunjukkan bahwa penganganan diabetes pada anak memerlukan pendekatan yang lebih spesifik dan kontekstual.

Peningkatan kasus diabetes melitus juga tidak lepas dari lemahnya regulasi dan pengawasan terkait konsumsi gula berlebih di Indonesia. Anak-anak rentan terpapar produk makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi karena nihilnya aturan khusus yang membatasi, mengontrol, maupun menegakkan pengawasan ketat terhadap penjual. Kebijakan yang ada saat ini lebih menekankan aturan syarat administratif dalam proses produksi. Akibatnya, anak-anak dengan mudah mengonsumsi produk tinggi gula yang beredar bebas di pasaran tanpa adanya pengawasan.

Solusi yang perlu ditempuh sebagai jalan keluar adalah melahirkan kebijakan hukum yang lebih tegas, bersifat lex spesialis, dan berorientasi pada perlindungan anak. Pemerintah harus mampu mengatur batas kandungan gula pada produk makanan dan minuman, mewajibkan penjual untuk melakukan uji berkala, serta memperkuat sistem pengawasan dan penindakan terhadap pelanggaran. Selain itu, diperlukan kampanye kesehatan publik yang masif mengenai bahaya konsumsi gula untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Melalui langkah tegas dan edukasi berkesinambungan, diharapkan angka diabetes melitus pada anak dapat ditekan dan dihindarkan dari ancaman penyakit kronis lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Deswita & Cahyati. 2023. Diabetes Melitus Pada Anak dan Perawatannya. Indramayu: CV. Adanu Abimata.

Nugroho. 2024. Urgensi Kebijakan Hukum Terkait Asupan Gula (Intake Sugar) Sebagai Upaya Perlindungan Anak dari Ancaman Penyakit Diabetes Melitus Di Indonesia. Res Nullius Law Journal, Vol. 6 No. 2, 144--153.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun