Hai semua.....
Ini opini pertama yang aku sampaikan di tahun 2025, kali ini aku ingin membahas bagaimana jika di dunia ini isinya hanya ada kedamaian.
Setiap hari-hari berat yang sudah kita lewati kita berpikir bahwa hari ini memang dunia sedang lelah, semesta sedang capek, orang-orang juga lagi lelah sama urusan masing-masing jadi mereka semua gabisa menjaga perasaan atau bersikap baik secukupnya.
Sejujurnya isi dari opini-opini ku sebelumnya berisi tentang topik yang memang sedang ramai di bahas atau hanya sebatas aku ingin menyapaikan opini ku pada topik tersebut, tapi kali ini aku ingin membahas apa yang sedang aku rasakan dalam hati dan pikiran ku. Setelah menonton podcastnya nadin amizah di youtubenya praz teguh dia menyampaikan bahwa luka yang dia rasa dia harus tulis dan ternyata malah berkembang menjadi seni dan lagu yang sangat indah, setiap lirik yang dia sampaikan selalu menyentuh ke lubuk hati belum lagi nada-nada indah yang ternyata sangat merasapi isi lirik tersebut. Mungkin ini bisa menjadi obat setiap kita yang merasa luka, kecewa, marah semua perasaan yang kita rasakan untuk diungkapkan ga harus melulu ngobrol atau bicara dengan cara ditulis dan dijadikan kenangan untuk kita sendiri dan dibaca beberapa tahun atau bulan kemudian ternyata aku bisa melewati rasa ini dengan sedikit lega nya aku uraikan semua dalam tulisan walau tulisan ini sangat berantakan hanya aku yang paham bagaimana luka itu bersuara.
Pada hari ini setelah banyak hal yang aku lewati aku paham beberapa hal, bahwa luka bisa sembuh tapi tetap memberikan bekas maupun kita pakaikan obat yang paling mahal untuk penghilang bekas luka, memori dari luka akan sampai dari otak ke hati dan mereplay bagaimana rasa luka itu timbul semuanya kembali dalam pikiran dan rasa sakit pada hati. tapi semua hal yang terjadi akan kembali lagi pada diri kita sendiri kalo kamu mau untuk berjuang dan menyembuhkan luka itu maka bekas luka nya akan memudar dan berkurang rasanya saat kamu mengikhlaskan sebagiannya biar tuhan yang mengobati setengah bagiannya bahwa kamu berjuang untuk mau berubah.
Kesimpulan dari tulisan ku kali ini, semoga yang memang kebutulan membaca opini ini aku doakan kalian selalu diberikan ketenangan, kesehatan dan kebahagiaan yang cukup juga sederhana di tiap harinya (aamiin yraa), aku tau ini jatuhnya jadi menulis dear diary mungkin, tapi aku juga sedang berusaha untuk menyembuhkan luka dengan cara aku ungkapkan di tulisan ini karena mungkin mimpi ku pada kedamaian diseluruh dunia hanya menjadi ilusi karena jalannya hidup harus ada semua rasa yang dicampur tidak hanya bisa dalam 1 rasa, kecuali kamu mati rasa.
Point dalam kedamaian dalam hidup mungkin dengan mengusahakan untuk menyuarakan luka yang sedang kalian rasakan, percaya semua yang kalian niatkan dengan baik untuk diri kalian itu tidak apa-apa selagi masih dalam zona tidak merugikan siapa-siapa, jujur ini kali pertama kamu menyampaikan apa yang aku rasakan dalam tulisan, biasanya aku butuh komunikasi 2 arah tapi aku juga harus paham aku mulai beranjak dewasa dan semua orang ga melulu punya waktu untuk sekedar bertemu dan berbincang jadi aku belajar untuk menuangkan rasa ini pada tulisan ini, kalo kalian lagi merasakan hal yang sama bisa kok kalian tuangkan dalam tulisan ketik semua apa yang kalian rasa, kalian pikirkan dengan kata-kata yang pas dengan kondisinya.
Terimakasih yang sudah mau membaca sampai selesai, walau sangat berantakan karena bahasannya, dan kesimpulan juga point yang tidak tertata dalam penulisan skripsi.Â
Aku pamit, aku janji akan menyuarakan setiap luka, rasa kecewa, rasa bingung, rasa marah, sedih. semua hal akan aku tuangkan dalam tulisan ini sambil mendengarkan album nadin. Terimakasih semuanya have a nice day.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI