Mohon tunggu...
Muhammad Aulia
Muhammad Aulia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cyberwar? Indonesia Balik Kanan!

13 November 2017   20:31 Diperbarui: 13 November 2017   20:52 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Para defacerhingga peretas selalu mencari celah-celah yang bisa mereka masuki untuk bisa menguasai situs itu. Baik situs perusahaan hingga kementerian dan lembaga lainnya. Jika sudah dikuasai, tentu saja data-data dan informasi yang ada di situ, terancam. Untuk itu, mencegah lebih baik dari pada mengobati,"

Kegiatan Hackerdi Indonesia semakin marak bahkan menyentuh elemen masyarakat, Chairman lembaga keamanan siber CISSReC menyatakan "Masyarakat awam juga mulai merasakan ancaman cybercrimebahkan di banyak negara yang pernah menjadi target perang siber, masyarakatnya menjadi pihak paling dirugikan. ATM mati, listrik mati, bahkan gas sebagai penghangat ruangan juga tidak berfungsi," bayangkan apabila ancaman tersebut tidak dapat diantisipasi maka yang terjadi adalah "Kerugian tak ternilai bisa terjadi bila peretasan berhasil menarget dan melumpuhkan objek kritis sebuah negara, meliputi sistem layanan pemerintahan, layanan gawat darurat, cadangan minyak dan gas, keuangan dan perbankan, transportasi, telekomunikasi, energi listrik, dan sistem pengairan" ungkap Pratama Persadha.

Pemerintah sudah menyadari akan ancaman yang mungkin terjadi di masa perkembangan teknologi yang pesat sehingga Pemerintah sudah membentuk BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) bekerja sama dengan Kemenkominfo serta pembentukan Direktorat IT dan Cyber Crime Bareskrim Polri sehingga diharapkan mampu mengantisipasi berbagai ancaman yang mungkin terjadi. Namun hal tersebut tidaklah cukup karena BSSN bekerja untuk kepentingan negara dan Polri bekerja jika ada laporan lalu bagaimana jika perseorangan yang mengahadapi situasi ancaman tersebut ?

Potensi ancaman siber pada 2018 jelas akan bertambah besar jika BSSN masih belum efektif berjalan. Sepanjang 2016, biaya kerugian akibat cybercrime secara global mencapai USD450 miliar. "Angka tersebut bisa terus naik bila para netizen, khususnya di kota besar yang banyak terkait dunia usaha dan pemerintah, masih mempunyai kesadaran siber yang rendah. Kelalaian sederhana bisa berakibat fatal,"

Pratama Persadha menambahkan "Berdasarkan survei, tingkat kesadaran siber pengguna internet di Indonesia memang masih tergolong rendah. Pada kasus wannacry, misalnya, masyarakat cenderung abai terhadap imbauan pemerintah untuk melakukan setting pada PC atau laptop bersistem operasi Windows. "

Jika kondisi ini masih tetap dipertahankan maka ancaman Cyber tidak dapat diantisipasi akibatnya kerugian yang akan didapat. Ancaman lanjutannya adalah Cyberwar yang merupakan perang yang terjadi di dalam dunia Internet alias di dalam CyberWorld. Perang tersebut hanya bersenjatakan Koneksi Internet dan juga tentu saja Komputer (PC/NoteBook/NetBook) yang melibatkan suatu negara dengan negara lainnya sehingga kedaulatan dapat terancam. melihat kondisi masyarakat seperti ini dengan berbagai masalahnya jika terjadi Cyberwar Indonesiahanya bisa "balik kanan" tak berdaya.

Seluruh komponen harus menyadari ancaman tersebut dan mau berusaha untuk menguasai siber yang bukan merupakan barang baru di negara barat. semangat perjuangan untuk menguas.ai hal tersebut adalah hal utama agar kedaulatan dapat tetap dipertahankan. jika Indonesia mau maka kita tidak akan pernah "balik kanan" namun akan selalu "maju jalan" menghadapi berbagai ancaman global bahkan menguasai dunia. Karena merdeka bukanlah tujuan akhir para pejuang ! saatnya kembalikan kejayaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun