Belum Menempuh Mata Kuliah Microteaching, Mampukah Mahasiswa Pendidikan Mengikuti PLP ke Sekolah?

Salah satu universitas yang ada di Indonesia, melaksanakan program kurikulum merdeka MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dengan mengikuti Program Kampus Mengajar Mandiri yaitu Asistensi Mengajar dari universitas khusus mahasiswa pendidikan. 

Mahasiswa pendidikan seharusnya menempuh mata kuliah microteaching terlebih dahulu di semester 6 sebelum praktik mengajar di sekolah namun karena harus mengikuti kurikulum terbaru, semua mata kuliah di semester 6 termasuk microteaching dipindahkan ke semester 7 sehingga mahasiswa harus lebih mendahului praktik mengajar langsung di lapangan.

Microteaching sendiri merupakan mata kuliah pembelajaran mikro yang harus ditempuh kepada calon guru berisi metode pelatihan pendidikan dalam skala kecil dan terbatas dalam rangka meningkatkan keterampilan mengajar dan mendidik. 

Selain microteaching, ada beberapa mata kuliah lain sebagai penunjang untuk calon guru. Diantaranya; Pengantar Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran, Evaluasi Proses dan Hasil Belajar, Strategi Pembelajaran, serta Perencanaan Pembelajaran.

Mata kuliah penunjang khusus calon guru tersebut sebenarnya sudah banyak mempelajari bagaimana menjadi guru yang baik seperti, belajar memahami berbagai macam karakter anak, cara meningkatkan motivasi belajar anak, cara menyikapi perilaku anak yang berbeda-beda sampai mempelajari bahan-bahan penunjang untuk mengajar seperti membuat Rencana Perangkat Pembelajaran serta membuat evaluasi hasil belajar siswa.

Namun jika belum mempelajari microteaching, dirasa kurang bagi mahasiswa-mahasiswa tertentu yang tidak ada basic sama sekali dalam keterampilan mengajar. Hal ini dikarenakan, microteaching diibaratkan sebagai latihan gladi bersihnya mengajar sebelum terjun langsung ke sekolah.

Akhirnya mahasiswa pendidikan mengikuti program tersebut selama 1 semester yang dimana biasanya PLP hanya dilaksanakan selama 1-3 bulan. Mereka tidak hanya dilibatkan melakukan pengajaran di kelas tetapi juga membantu sebagaimana tugas asisten membantu berbagai macam diluar pembelajaran akademik yaitu non akademik. 

Ada berbagai macam kegiatan non akademik diantaranya bagian kurikulum, kesiswaan, sarana prasarana, humas, perpustakaan, administrasi sekolah dan laboratorium. Dengan banyaknya pembagian kegiatan tersebut mahasiswa menyebar dan melakukan tugas sesuai bagiannya, sehingga program Asistensi Mengajar ini benar-benar bermanfaat sebagai pengalaman menjadi guru yang baik dan bagaimana mengatur organisasi sekolah.

Sebelum mulai mengajar di kelas, mahasiswa membuat RPP serta media yang akan digunakan selama mengajar yang sudah dikuasai mahasiswa ketika belajar di mata kuliah Perencanaan Pembelajaran. Yang menjadi tantangannya adalah apakah rencana pembelajaran yang sudah dibuat dapat terlaksana ketika mengajar langsung di kelas melihat bahwa mahasiswa tersebut belum mempelajari keterampilan mengajar. 

Setiap individu memang mempunyai kemampuan untuk mengajar tetapi tidak semua dapat melakukannya dengan baik tanpa latihan termasuk calon guru mahasiswa pendidikan. Belum lagi tidak semua mahasiswa pendidikan berniat menjadi guru, lalu bagaimana mereka mengatasi hal tersebut?

Pada pelaksanaannya, ada banyak mahasiswa yang mampu mengajar mengatur kegiatan pembelajaran di kelas namun ada banyak juga mahasiswa yang belum mampu mengajar.