Mohon tunggu...
Aulia Putri Fatiha
Aulia Putri Fatiha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

A diminutive individual inhabiting a floating sphere

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menuju Net Zero: Kebijakan dan Langkah-langkah Strategis untuk Mewujudkan Visi Energi Bersih

20 Februari 2024   15:30 Diperbarui: 20 Februari 2024   15:41 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Peningkatan suhu global, perubahan pola cuaca yang ekstrem, dan peningkatan tingkat air laut adalah sebagian dari dampak yang jelas dari perubahan iklim yang sedang terjadi saat ini. Fenomena ini menjadi tantangan global yang mendesak, mengancam keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan manusia, dan kehidupan di planet ini. 

Selain itu, perubahan iklim juga memperparah masalah-masalah seperti kelaparan, kekeringan, banjir, dan migrasi massal, menimbulkan risiko bagi keamanan pangan, air, dan energi. Tantangan yang dihadapi dalam menghadapi perubahan iklim membutuhkan respons yang berkelanjutan dan terkoordinasi dari seluruh sektor masyarakat global, termasuk pemerintah, lembaga internasional, sektor swasta, dan masyarakat sipil.

Bauran Energi Primer 2023 masih didominasi oleh energi fosil sebanyak 80%, sementara hanya sekitar 13% yang diisi oleh Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Indonesia memiliki potensi energi EBT sebesar 3.689 GW yang dapat dimaksimalkan. Untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh wilayah yang membutuhkan, salah satu solusi adalah dengan menyimpan energi melalui berbagai metode seperti penggunaan baterai, gas, dan teknologi penyimpanan energi lainnya. Meskipun angka pertumbuhan listrik di Indonesia mencapai sekitar 5%, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Di masa lalu, fokus utama adalah memastikan ketersediaan energi yang cukup dan terjangkau. Namun, di era saat ini, tantangan tersebut berkembang menjadi tiga aspek, yaitu memastikan energi yang cukup, terjangkau, dan juga bersih.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, langkah-langkah strategis perlu diambil. Investasi yang lebih besar dalam pengembangan infrastruktur untuk EBT, insentif bagi penggunaan energi bersih, peningkatan efisiensi energi, serta kebijakan yang mendukung transisi ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan merupakan beberapa langkah yang dapat diambil. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat juga menjadi kunci dalam mewujudkan sistem energi yang berkelanjutan dan responsif terhadap tantangan perubahan iklim global. Dengan mengambil langkah-langkah ini, Indonesia dapat memperkuat ketahanan energinya sambil juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan.

Kebijakan menuju net zero merupakan langkah strategis yang krusial dalam upaya mengatasi perubahan iklim. Pertama-tama, pemerintah perlu mengadopsi kebijakan yang secara tegas mengarahkan pada pengurangan emisi karbon secara signifikan di semua sektor ekonomi. 

Hal ini termasuk pengembangan target-target emisi yang ambisius serta implementasi regulasi yang ketat terkait penggunaan energi fosil dan promosi energi terbarukan. Selain itu, pemerintah juga dapat mendorong pengembangan teknologi karbon capture and storage (CCS) yang memungkinkan penangkapan emisi karbon dari sumber-sumber seperti pabrik dan pembangkit listrik. Langkah lainnya adalah memberikan insentif bagi sektor industri untuk berinvestasi dalam teknologi bersih dan mempercepat transisi menuju sistem energi yang berkelanjutan.

Terdapat langkah-langkah yang dapat digunakan untuk mewujudkan visi energi bersih. Adapun langkah tersebut yakni:

1. Transisi Energi

Mendorong transisi dari energi fosil ke energi terbarukan merupakan langkah krusial dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mengatasi perubahan iklim global. Hal ini melibatkan berbagai strategi, mulai dari pengembangan infrastruktur yang mendukung energi terbarukan, seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan turbin angin, hingga pemberian insentif keuangan dan kebijakan yang mendukung investasi dalam teknologi bersih. Selain itu, pendanaan riset dan pengembangan teknologi baru dalam bidang energi terbarukan juga diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi energi terbarukan. Transisi ini tidak hanya berpotensi untuk mengurangi dampak lingkungan negatif dari penggunaan energi fosil, tetapi juga memberikan peluang untuk menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kemandirian energi, dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pengembangan infrastruktur yang mendukung transisi energi merupakan aspek kunci dalam mempercepat peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan. Ini melibatkan investasi dalam pembangunan jaringan transmisi dan distribusi listrik yang lebih canggih dan efisien, yang mampu menangkap, menyimpan, dan mendistribusikan energi terbarukan dengan lebih baik. Selain itu, pengembangan infrastruktur untuk transportasi juga penting, termasuk pembangunan jaringan transportasi publik yang ramah lingkungan, pengisian ulang mobil listrik, dan pembangunan jalur sepeda yang aman. Infrastruktur untuk penyimpanan energi juga harus diperluas, termasuk pembangunan fasilitas penyimpanan baterai yang besar dan inovasi dalam teknologi penyimpanan energi.

2. Efisiensi Energi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun