Mohon tunggu...
Aulia Putri
Aulia Putri Mohon Tunggu...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alasan Mengapa Pacaran dengan Anak Broken Home Itu Asik

11 Desember 2016   11:22 Diperbarui: 11 Desember 2016   11:35 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa sih broken home itu? Yang dimaksud kasus broken home dapat dilihat dari dua aspek yaitu (1) keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah satu dari kepala keluarga itu meninggal dunia atau telah bercerai, (2) orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga tidak utuh lagi karena ayah atau ibu sering tidak dirumah, atau tidak memperlihatkan kasih sayang lagi. Misalnya orang tua sering bertengkar sehingga keluarga itu tidak sehat secara psikologis.

Dalam kasus saya ini (macam sidang kasus kopi sianida aja hahaha), saya punya relationship dengan cowo broken home tipe pertama. Jadi, papa dan mama dia bercerai (fyi, keluarga dia dulunya adalah keluarga yang sangat harmonis dan karena suatu alasan internal papa dan mamanya harus berpisah saat dia masih SMP). Bagi saya, dia adalah lelaki yang cukup dewasa meskipun umurnya masih terhitung muda. Pointnya adalah saya merasa pacaran dengan cowo broken home itu asik. Check this out!

  • Dewasa
    Moment ketika orang tua dia bercerai menuntut dia untuk dewasa. Dewasa secara mental, rasional, dan emosional. Tetapi walaupun dia sudah cukup dewasa, terkadang muncul sisi manja layaknya anak kecil. Manja manja ngegemesin gimana gitu.
  • Pengertian, care, dan kawan kawannya
    Dia paham dan sangat mengerti bagaimana rasa sakit yang teramat ketika di tinggal orang tersayang. That’s why dia sangat menjaga saya sebagai pacar. Dia berusaha agar selalu menjadi sumber kebahagiaan buat saya.
  • Reponsible
    Dia adalah tipe cowo yang bertanggungjawab. Saya ibaratkan dia pengganti suami untuk mamanya dan papa untuk adiknya. Dimana dia harus mendampingi mamanya layaknya seorang kepala keluarga dan membimbing adiknya layaknya seorang papa. Jadi dia sudah terlatih bertanggungjawab sejak kecil (bukan terlatih patah hati lho yaa).

Asik yang saya maksud adalah asik karena di bahagiakan dengan cara dia sendiri.

Perlu saya tekankan, memang tidak semua anak broken home seperti pacar saya. Mungkin beberapa anak korban broken home di luar sana menjadi “kacau”. Memang awalnya pacar saya juga sempat mengalami fase “kacau” tersebut, namun beberapa hal dalam hidup dia mampu membentuk dia menjadi cowo yang dewasa. “Kacau” itu pasti, kedewasaan itu pilihan :)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun