Mohon tunggu...
Aulia Nur Aisyah
Aulia Nur Aisyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa S1 Ilmu Hubungan Internasional

halo semuanya, selamat datang dan terimakasih sudah berkunjung. Saya adalah seorang Mahasiswa ilmu hubungan internasional yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Teknologi Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sengketa Perbatasan Wilayah antara China dan India Jika Dilihat dari Teori Neorealisme

18 Oktober 2023   01:46 Diperbarui: 18 Oktober 2023   02:10 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sengketa perbatasan wilayah antara China dan India ini dimulai pada tahun 1950 dan mulai mengemuka pada tahun 1958.  Berdasarkan pemikiran neo realisme tidak terselesaikannya konflik antara China dan India adalah bukan karena upaya diplomatiknya yang kurang, tetapi karena sengketa perbatasan yang melelahkan dan terdapat perbedaan kepentingan.

Neorealisme merupakan suatu teori dalam hubungan internasional yang menekankan pada distribusi kekuatan di antara negara-negara besar.

Dalam konteks ini, persengketaan antara China dan India dapat dianalisis dengan pendekatan Neorealisme. Dalam perspektif offensive Neorealisme, negara-negara cenderung untuk memaksimalkan kekuatan dan memperoleh keunggulan relatif terhadap negara-negara lain. Hal ini dapat tercermin dalam strategi yang dilakukan oleh kedua negara, seperti pengembangan militer dan klaim teritorial yang saling bersaing di wilayah Himalaya.

Namun, perlu diingat bahwa kedua negara juga memiliki kepentingan untuk mempertahankan stabilitas di kawasan tersebut. Dan termasuk kedalam teori defensive Neorealisme dimana teori ini menekankan bahwa negara-negara cenderung berusaha untuk mempertahankan status quo dan menghindari konflik jika memungkinkan, untuk memastikan keamanan dan stabilitas nasional.

Jadi dalam kasus persengketaan ini, China mungkin memiliki motivasi yang lebih proaktif untuk memperluas kekuasaannya, dilihat dari china yang mengirimkan pasukan militernya ke dekat wilayah perbatasan. Hal itu memperlihatkan kalau kekuatan china lebih besar dibandingkan dengan India. Dan membawa India dalam kekhawatiran dalam survivalitas negaranya. Karena India tidak mempunyai kekuatan sekuat China maka India lebih memilih untuk berfokus pada pemeliharaan keamanan dan stabilitas negaranya.

India dianggap sebagai neorealisme defensif karena dianggap ingin mempertahankan status quo dan menghindari konflik dengan Tiongkok . Sementara itu, Tiongkok dianggap sebagai Neorealisme offensive  karena dianggap ingin memperluas pengaruh dan kekuasaannya dengan mengklaim wilayah yang disengketakan dengan India. Persengketaan ini mencerminkan ketegangan inherent dalam dinamika kekuasaan di kawasan Asia, dan kepentingan masing-masing negara untuk mempertahankan atau meningkatkan posisi strategis relatif mereka.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun