[caption id="attachment_193164" align="aligncenter" width="461" caption="penulis mencoba langsung mengaduk rendang dari kancah super besar diatas tungku kayu"]
Selain itu, Reno juga menuliskan perjalanannya menyusuri jejak budaya asli minang yang masih dipertahankan di banyak pelosok di wilayah Sumatra Barat ini. Mulai dari wilayah pesisir (laut) seperti Painan, Pariaman, sampai ke daerah darek (gunung), seperti Payakumbuh, Batusangkar, Bukit tinggi. Menjumpai perempuan-perempuan minang asli, yang masih sangat melestarikan keotentikan budaya kuliner disana terutama cara mereka mengolah rendang. Menjelajah dan melihat langsung bagaimana dapur asli mereka yang berdiri di atas rumah panggung bagonjong khas minang. Mendatangi situs-situs budaya seperti istana pagaruyung.
Membaca kisah Reno ini, kita serasa dibawa pada pengalaman bertualang ala back packer. Berisi begitu banyak gambar-gambar apik yang bercerita tentang keindahan dan keunikan alam Sumatera Barat. Dan gambar-gambar yang tersaji ini sesungguhnya sudah cukup bercerita, mengenai setting dimana penulis berada dan segala hal yang ditemuinya.
[caption id="attachment_193168" align="aligncenter" width="415" caption="salah satu gambar keindahan wisata di Painan, kota di pesisir Sumatra Barat"]
Untuk debut pertama, apa yang disajikan Reno ini cukup lengkap, dan patut diapresiasi. Ide tulisannya menarik untuk disimak. Mengangkat tuah dan keotentikan heritage budaya asli kuliner Indonesia. Setidaknya seorang Reno sudah ikut melestarikan budaya tanah kelahirannya. Karena siapa lagi yang akan menjaga budaya negeri ini, kalau tidak kita mulai dari kita sendiri. Jangan sampai saat budaya asli kita diakui negara lain, kita baru tersadarkan. Harusnya ada dukungan penuh pemerintah, untuk membuat budaya apapun yang kita punya, bisa mendunia.
Tak kurang pakar kuliner sekelas Bondan Winarno mengapresiasi karya Reno. Ia bersama Jusuf  Kalla dan Petty S Fatimah, selaku editor in Chief Femina Magazine, juga menuliskan kata pengantar di dalamnya. Direncanakan akan terbit versi bahasa Inggrisnya.
Dan akhirnya, saya rekomendasikan repotase perjalanan ini bagi anda pencinta budaya, traveler, sekaligus penikmat dan pemerhati kuliner. Sebagai wujud kebanggaan dan kecintaan saya pada warisan kuliner nenek moyang di mana saya berasal, Pariaman, Sumatera Barat.
.
Tulisan ini  saya sertakan untuk lomba Daihatsu Jelajah Kuliner Unik Nusantara. Bermimpi saya bisa ikut menjelajah tuah dan jejak kuliner Rendang sebagai warisan budaya tanah leluhur nenek moyang saya ini bersama Daihatsu Indonesia. Semoga!
.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H