Mohon tunggu...
Aulia Manaf
Aulia Manaf Mohon Tunggu... -

Terlahir di Pasuruan. Seorang pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara (Nafsu) Umrah, Logika dan Berkurban

31 Agustus 2017   17:40 Diperbarui: 31 Agustus 2017   17:50 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pemerhati dunia Travel Haji dan Umrah bilang bahwa penipuan umrah murah seperti fenomena gunung es. Yang muncul ke permukaan hanya sedikit (salah satunya yang heboh First Travel) dan yang lain yang tak terungkap ternyata lebih banyak . Dan memang benar adanya , baru-baru ini juga sudah ada beberapa laporan yang masuk di kepolisian bahwa ada penipuan di beberapa kota di Indonesia. Di Aceh tersangka Azizi Travel , ada juga travel di Sulawesi Selatan dan Semarang. Logikanya memang semakin banyak peminat umrah, semakin berjamur travel umrah yang berdiri. Mereka lupa bahwa travel haji dan umrah adalah melayani tamu-tamu Allah . 

            Keinginan VS Logika

Sayang sekali ketika keinginan suci umrah calon jemaah tidak dibarengi dengan logika berpikir yang benar. Betapa orang mudah terpedaya, tertipu dengan promo super murah yang biayanya hanya sekitar 14 juta rupiah saja. Padahal biaya umrah , minimal 1700 dollar AS atau sekitar 22 juta (menurut Kementrian Agama). Jadi kalau biaya hanya belasan juta, itu jelas penipuan. Tapi yang namanya nafsu, semua ketidakmasukakalan itu seolah tertutup dan menjadi buta. Puluhan ribu calon jemaah (First Travel) yang katanya ikut program promo itu harus tertipu. Ini pelajaran yang berharga , bahwa keinginan yang baik saja, bisa merugikan diri sendiri, apalagi keinginan yang buruk? 

         Travel VS Berkurban 

Semua orang pasti pernah berpikir bahwa bisnis travel umrah adalah bisnis jasa yang sangat menarik . Mengantarkan calon jamaah menuju rumah Allah yang sangat dirindukan dan dielu-elukan oleh banyak orang. Kita membantu melayani dengan sepenuh hati. Syukur-syukur gak menginginkan keuntungan yang terlalu banyak, hanya berpikir kuantitas (jumlah) jamaah yang bergabung. Bukankah bisnis ini sangat indah ? Semua karyawan bahu-membahu menolong calon jamaah yang kesulitan mengurusi surat-surat dan dokumen yang dibutuhkan untuk bekal perjalanan. Ada pengorbanan disana, ketulusan, keikhlasan dalam membantu calon jamaah.   

           Belum lagi pengorbanan dalam bentuk yang lain. Coba lihat para Ustaz yang menjadi pendamping atau tour leaderdari para jamaah. Mereka harus "meletakkan "jabatan Ustaz-nya, demi berkurban menjadi "pelayan" jamaah. Mereka benar-benar memberikan segala kemampuan yang dipunyai, memberitahu tempat-tempat yang harus dikunjungi, belum lagi harus bercerita tentang tempat-tempat bersejarah, memberikan informasi dimana tempat penukaran uang, tempat belanja murah, dan lain-lain. Semua itu butuh pengorbanan waktu, tenaga dan keegoisan. Coba tebak apa yang terjadi ketika para jamaah merasa tidak diperhatikan oleh para pendamping / tour leader tersebut ? 


           Bisnis Travel Haji dan Umrah adalah bisnis jasa. Melayani dengan sepenuh hati . Ketika tidak ada lagi yang namanya melayani , tapi sebaliknya malah menipu, jelas sudah tidak ada lagi yang namanya berkurban demi tamu Allah. Malah orang-orang yang menjadi korban.  

         Semoga tahun ini , menjadi pelajaran yang sangat berharga yang diberikan Allah dalam menyambut Idul Adha. Menjadi renungan panjang supaya kita berpikir, apa sebenarnya makna berkurban itu ? Apa arti ketulusan dan keindahan memberi ? Nafsu hanya akan menjerumuskan kita pada penyesalan yang tak tiada batas. 

Terima kasih Ya Rabb, kau berikan hikmah dari semua cobaanMu.     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun