Mohon tunggu...
Aula Nur Muntakhibah
Aula Nur Muntakhibah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 22107030111

hobi saya melakukan hal positif yang bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Trend Selingkuh yang Berujung Perceraiaan

22 Mei 2023   15:11 Diperbarui: 22 Mei 2023   15:16 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: CNN Indonesia

Pernikahan adalah ikatan suci antara dua individu yang saling berjanji untuk saling mencintai, mendukung, dan setia satu sama lain. Namun, dalam realitas kehidupan, seringkali muncul masalah yang menggoyahkan keutuhan pernikahan, salah satunya adalah perselingkuhan. Ketika salah satu atau bahkan kedua pasangan terlibat dalam perselingkuhan, hal ini sering kali berujung pada perceraian yang menyakitkan. 

Pada era digital yang semakin berkembang pesat ini, kita sering kali disajikan dengan tren-tren baru dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia percintaan. Salah satu tren yang sangat mengkhawatirkan yang sedang muncul saat ini yaitu fenomena selingkuh yang menjadi trend. Praktik ini telah menyebar di kalangan masyarakat, menimbulkan dampak negatif yang signifikan pada hubungan dan kepercayaan antara pasangan.

Selingkuh adalah pengkhianatan emosional atau fisik yang terjadi di luar pernikahan atau hubungan yang ada. Saat seseorang terlibat dalam perselingkuhan, tidak hanya kepercayaan pasangan yang hancur, tetapi juga fondasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Perselingkuhan memicu perasaan sakit, pengkhianatan, dan kehilangan rasa aman, menghancurkan ikatan emosional yang ada antara pasangan.

Dalam banyak kasus, perselingkuhan menjadi pemicu utama bagi perceraian. Ketika pasangan yang terkena selingkuh mengetahui pengkhianatan tersebut, mereka seringkali merasa terhina, dikhianati, dan kehilangan kepercayaan. Ketidakmampuan untuk memaafkan dan memulihkan kepercayaan yang hilang dapat menyebabkan pasangan merasa bahwa hubungan tidak lagi memiliki landasan yang kuat untuk dilanjutkan. Akibatnya, perceraian menjadi satu-satunya jalan yang tersisa.

Salah satu faktor utama yang mempengaruhi tren selingkuh saat ini adalah perkembangan teknologi dan media sosial. Dengan adanya platform seperti aplikasi kencan online, media sosial, dan pesan instan, interaksi antarindividu menjadi lebih mudah dan tanpa batas. Hal ini memberikan peluang yang lebih besar bagi seseorang untuk terlibat dalam perilaku selingkuh, karena mereka dapat dengan mudah menjalin hubungan secara rahasia di dunia maya.

Selain itu, budaya yang semakin individualistik dan konsumeristik juga menjadi faktor pendukung tren selingkuh ini. Pemenuhan kebutuhan pribadi yang tidak terpenuhi dalam hubungan, seperti ketidakpuasan seksual atau kurangnya perhatian emosional, seringkali dijadikan alasan seseorang untuk mencari kebahagiaan di luar hubungan yang ada. Masyarakat yang semakin mementingkan kepuasan diri sendiri dan hedonisme juga berkontribusi pada munculnya tren selingkuh.

Tren selingkuh yang semakin marak saat ini memang mengkhawatirkan, namun kita sebagai individu juga memiliki peran penting dalam menghentikan tren ini. Kita perlu menyadari bahwa kebahagiaan jangka pendek yang didapatkan dari selingkuh tidak sebanding dengan dampak negatif jangka panjang yang ditimbulkannya. Menjaga komitmen dan kesetiaan dalam hubungan adalah langkah yang sangat penting untuk menjaga keutuhan dan kualitas hubungan kita.

Perceraian bukanlah hal yang mudah. Selain menyebabkan emosi yang kuat, perceraian juga memiliki dampak psikologis, finansial, dan sosial yang signifikan. Pasangan yang bercerai harus menghadapi proses yang melelahkan dan rumit dalam membagi aset, menyelesaikan masalah perwalian anak, dan menyelami perasaan kesedihan dan kehilangan.

Dalam banyak kasus, anak-anak juga menjadi korban dalam perceraian yang berujung selingkuh. Mereka harus menghadapi konsekuensi dari pecahnya keluarga mereka, merasakan perpecahan dan ketidakstabilan emosional, serta menghadapi tantangan dalam menjalin hubungan dengan kedua orang tua mereka.

Penting untuk dicatat bahwa setiap hubungan memiliki tantangan dan kesulitan yang mungkin dihadapi. Namun, penting bagi pasangan untuk memilih jalan yang membina dan memperbaiki hubungan mereka, bukan mencari pelarian dalam selingkuh. Komunikasi yang terbuka, pengertian, komitmen, dan keterlibatan aktif dalam memperbaiki hubungan adalah kunci untuk menghindari jalan menuju selingkuh dan perceraian.

Dalam situasi di mana perselingkuhan terjadi, adalah penting bagi pasangan untuk menghadapi masalah tersebut dengan kejujuran dan saling mendukung. Konseling pernikahan atau terapi keluarga dapat menjadi pilihan yang baik untuk membantu pasangan memperbaiki kepercayaan yang hilang dan menemukan jalan menuju pemulihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun