Mohon tunggu...
Aufar Kari
Aufar Kari Mohon Tunggu... -

Mahasiswa S2 di Swiss Federal Insttute of Technology (EPF/ETH) Lausanne

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jawaban Kepada Tasniem Fauzia Rais Terkait Surat Terbuka Kepada Jokowi

28 Juni 2014   13:28 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:27 2090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang terhormat Mbak Tasniem di Nijmegen yang melayangkan surat terbuka kepada Jokowi,[Ref 1]

To the points saja ya Mbak:

1. Mbak, meninggalkan posisi gubernur untuk jadi presiden itu namanya bukan meninggalkan amanah, tetapi mengambil amanah yang lebih besar. Kalau Jokowi meninggalkan Jakarta buat bekerja di Goldman Sach, itu baru namanya ingkar janji. Pada saat Bill Clinton meninggalkan posisi Governor of Arkansas untuk jadi President, apakah dia tidak amanah? Bagaimana dengan presiden-presiden lain yang meninggalkan posisi gubernurnya untuk jadi presiden? Sebut saja Franklin D. Roosevelt,Theodore Roosevelt, Ronald Reagan, Jimmy Carter, atau Calvin Coolidge? Apakah mereka juga tidak bertanggung jawab? [ Ref 2]

2. Mbak, siapa sih kita, berhak mempertanyakan kemampuan serta kesiapan Jokowi-JK untuk memimpin negara. Kalau orang seperti Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Alwi Shihab, dan Abraham Samad saja percaya sama kemampuan dan kesiapan Jokowi-JK, kita ini siapa dibandingkan mereka? Menurut berita dari tahun 2013, bahkan Pak Amien Rais dulu pernah mempertimbangkan pemasangan Jokowi-Hatta Rajasa. [Ref 3]

3. Mbak, memangnya ada ya pemimpin politik yang bisa lepas dari pengaruh partainya? Memangnya Ahmadinejad bisa lepas dari pengaruh Ayatollah Khomeini? Dimitri Medvedev bisa lepas dari pengaruh Vladimir Putin? Lee Hsien Loong bisa lepas dari pengaruh Lee Kuan Yew and Goh Chok Tong? Pemimpin politik kalau tidak didukung sama partai bisa apa mbak? Yang kayak Maggie Thatcher saja bisa digulingkan saat tidak memiliki dukungan partai. Memangnya Megawati sejelek apa sih Mbak? Pada saat kita semua masih menyanjung-nyanjung Soeharto, yang berani jadi oposisi ya beliau.

4. Mbak paham kan bahwa daya serap APBN dan APBD kita sangat rendah? Kalau daya serap dan efisiensi administrasi ditingkatkan, seharusnya Jokowi-JK bisa membiayai program-programnya. Mbak tahu kan kalau Prabowo berencana menggandakan borrowing rate Indonesia hingga 50% dari GDP? Mbak maunya program pemerintah dibiayai dengan peningkatan hutang (and simultaneously increasing default risk) atau dengan peningkatan daya serap dan efisiensi?[Ref 4]


5. Untuk masalah negosiasi dan diplomasi, menurut mbak gampang apa tidak sih bernegosiasi dengan pemberontak di Aceh, religious militants di Poso, pemerintah Myanmar mengenai permasalahan Rohingnyas, dan PKL di Solo yang terkenal bisa beringas kalau marah? Mungkin untuk masalah negosiasi dan diplomasi, Jokowi belum terlalu dikenal. Tapi JK itu negotiator dan mediator ulung Mbak. Beliau yang mediasi konflik Aceh, Poso, dan terlibat pula di Rohingnyas. Tugas wapres itu ya melengkapi kekurangan presiden, bukan cuma sebagai deputi. Masalah perusahaan asing, mbak lupa ya kalau menko perekonomian kita sekarang jadi cawapresnya Prabowo? Apakah Mbak lupa bahwa perusahaan-perusahaan asing mulai masuk ke Indonesia pada saat Soemitro (ayah Prabowo) menjadi menteri di bawah Soeharto?

6. Masalah Founding Fathers (saya asumsikan Soekarno), mbak lupa ya siapa Soemitro Djojohadikusumo (ayah Prabowo)? Mbak lupa kalau Soemitro itu dulu terlibat PRRI-Permesta, dan terpaksa melarikan diri ke luar negeri selama Soekarno jadi presiden? Mbak lupa kalau PRRI-Permesta itu didukung oleh CIA karena Amerika tidak suka dengan kedekatan Soekarno dengan China dan USSR? Soemitro baru kembali ke Indonesia pada pemerintahan Soeharto, karena hubungan yang jelek antara Soekarno dan Soemitro. Menurut Mbak, kalau Soekarno masih hidup dia akan dukung pasangan yang mana? Akankah Soekarno mendukung anak Soemitro atau mendukung Jokowi-JK yang disokong oleh anak biologis dan ideologisnya sendiri? Mbak sudah lihat video kakak Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang terang-terang mengatakan bahwa “Prabowo is very pro-American”? [Ref 5]

7. Mbak, masalah blusukan, memangnya yang mengajak media siapa? Jokowi? Atau medianya datang sendiri tanpa undangan? Mbak, Jokowi udah hobi blusukan dari jauh-jauh hari, sebelum jadi gubernur Jakarta

8. Masalah mempertahankan NKRI, seperti saya sebutkan di atas, tugas wapres adalah melengkapi presiden. Pak JK itu sudah berkorban banyak supaya Aceh tetap jadi bagian dari NKRI. Jadi kita yang belum banyak berkorban untuk NKRI, tidak layak mempertanyakan komitmen mereka untuk mempertahankan NKRI. Prabowo itu tentara, kontribusinya di medan tempur. JK itu negotiator, kontribusinya di meja perundingan. Jangan dibanding-bandingkan dong!

Salam hangat dari saya,
Lausanne,
27 Juni 2014,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun