Karena di balik setiap anabul yang dikirim, ada cerita cinta, ada ikatan batin, ada rasa takut kehilangan, dan ada harapan untuk tetap bersama meski jarak memisahkan.
Jadi, ketika sebuah perusahaan logistik bisa mengirim 89 ribu lebih anabul dengan aman, sebenarnya mereka sedang menunjukkan sesuatu yang lebih besar: bahwa dunia logistik pun bisa peduli, bisa ramah, dan bisa memberi ruang untuk hal-hal yang dianggap remeh oleh sebagian orang, tapi begitu berharga bagi sebagian lainnya.
Kalau kita melihat KAI Logistik dari kacamata besar, sebenarnya mereka bukan pemain baru dalam urusan angkut-mengangkut.
Hingga Juli 2025 saja, total muatan yang sudah mereka layani mencapai 13,4 juta ton.
Angka segede itu tentu nggak main-main, karena isinya bukan cuma barang kecil, tapi juga yang berat-berat macam batu bara hampir 10 juta ton, BBM sekitar 1,7 juta ton, ditambah lagi kontainer lebih dari 1,3 juta ton, dan berbagai muatan non-kontainer.
Bayangkan skalanya: setiap hari, ada sekitar 2,1 juta ton barang yang “meluncur” lewat jalur logistik mereka.
Dengan angka sebesar ini, wajar kalau orang mengira KAI Logistik cuma fokus di muatan besar, industri, atau bisnis berskala nasional.
Tapi ternyata, di sela-sela jutaan ton itu, mereka juga memberi ruang untuk sesuatu yang sangat personal—hewan kesayangan kita.
Di sinilah letak keunikan yang jarang kita sadari. Biasanya, kalau dengar kata “logistik”, bayangan yang muncul di kepala adalah gudang besar, truk penuh kontainer, atau kereta yang mengangkut hasil tambang.
Tapi sekarang, logistik juga bisa berarti seekor kucing mungil yang berpindah kota bersama tuannya, atau seekor anjing kecil yang ikut “pulang kampung” bareng keluarganya.
Angka 89 ribu ekor hewan peliharaan tadi bukan sekedar statistik. Itu adalah cermin perubahan tren masyarakat.