Mohon tunggu...
Audrey Surya
Audrey Surya Mohon Tunggu... Mahasiswa

Bulu Tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Soft Skill bagi Mahasiswa

22 November 2022   15:39 Diperbarui: 22 November 2022   15:47 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era sekarang perkembangan teknologi kian cepat dan lahirnya Revolusi Society 5.0 membuat banyak perusahaan membutuhkan lulusan yang memiliki skill tambahan selain kemampuan akademis yang dimilikinya. Persaingan yang kompetitif juga menyebabkan banyaknya lulusan muda yang masih menjadi pengangguran. Nilai yang bagus saat kuliah akan percuma ketika mahasiswa tidak bisa menguasai soft skill.

Hal ini dikarenakan saat ini, dunia kerja membutuhkan seseorang yang memiliki pemikiran kritis, komunikasi yang baik, rasa ingin tahu, kreatif, inovatif hingga memiliki jiwa kepemimpinan. Kurangnya pengalaman organisasi, magang atau aktivitas lain di luar perkuliahan yang sejatinya dapat menjadi nilai plus membuat seorang fresh graduate kurang dilirik oleh perusahaan. Tidak hanya membutuhkan hard skill semata saja.

Menguasai soft skill juga dibutuhkan karena dapat memiliki kemampuan kerja yang berkualitas. Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga mampu dalam aspek soft skillnya. Dunia pendidikan pun mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih pada kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.

Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan keterampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan 'the right person in the right place'.

Berbicara mengenai Soft skill, berikut adalah pengertian dari soft skill. Soft skill merupakan kemampuan komunikasi, karakteristik seseorang, kecerdasan sosial yang melekat, serta kemampuan beradaptasi dengan baik di dalam kehidupan maupun dunia kerja. Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : Intrapersonal dan Interpersonal Skill. Intrapersonal Skill mencakup : Self awareness (Self confident, Self assessment, Trait & preference, Emotional awareness) dan Self Skill (Improvement, Self control, Trust, Worthiness, Time/source management, Proactivity, Conscience). Sedangkan Interpersonal Skill mencakup Social awareness (Political awareness, Developing others, Leveraging diversity, Service orientation, Empathy dan Social skill (Leadership, Influence, Communication, Conflict management, Cooperation, Teamwork, Synergy). Skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja yaitu : Komunikasi, Teamwork, Problem solving, Leadership, Public speaking, Manajemen waktu, Berpikir kritis.

Dengan begitu, menurut saya sebagai mahasiswa yang nantinya akan berorientasi untuk bekerja sudah seharusnya menyiapkan jauh - jauh hari untuk menggali soft skill yang ada pada dirinya. Hal ini dikarenakan dunia kerja sangat membutuhkan lulusan yang memiliki skill bukan hanya nilai saja dan skill yang menjadi acuan yaitu soft skill sebanyak 80% dan diikuti hard skill sebanyak 20%. Agar mahasiswa dapat mengasah soft skill untuk persiapan nantinya saat akan melamar pekerjaan, dapat melakukan berbagai cara seperti berikut :

1. Berperan aktif dalam berbagai kegiatan/kepanitiaan di kampus,

2. Mengikuti banyak organisasi,

3. Menjadi sukarelawan,

4. Mengikuti seminar atau workshop,

5. Memiliki tokoh yang dapat menjadi panutan atau role model.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun