Mohon tunggu...
Audy Jo
Audy Jo Mohon Tunggu... Lainnya - Dreamer

Audy Jo, Ceritadiri.com Buletin My World

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilihan Sekolah Masih di Tangan Orang Tua

29 Mei 2022   15:53 Diperbarui: 27 Juni 2022   21:09 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pics From Canva by Audy Jo

Cari sekolah negeri yang diidamkan, mulai dari sekolah top rangking satu sampai duapuluh, semua dicoba, dan sulit. Masalah utama sebetulnya hanya di selembar kertas saja. Iya selembar kertas yang di tanda tangan, dan ada cap pemerintah. Sekolah yang diinginkan harus sesuai dengan wilayah dan jarak rumah pada saat itu.  Semua tergantung dari Kartu Keluarga. Begitulah kalau jadi perantauan. 

Sudah mau masuk  tahun ke lima kalau tidak salah, sejak peristiwa "jatuh bangun" mengejar sekolah idaman, hehehe sudah lama. Walaupun setahun lagi mulai berburu sekolah idaman lagi, buat ananda yang bungsu.

Lingkungan Tetap Menjadi Prioritas.

"Iya , Ma. Terserah saja. Ikut saja, boleh sekolah negeri." Masih ingat jawaban ananda tercinta saat itu, sewaktu mau dimasukan ke SMA negeri. Walaupun sebetulnya dalam hati yang terdalam kepengen  tetap di sekolah  swasta.  

Pernah berkeliling melihat kondisi fisik sekolah negeri dan swasta. Rasanya belum ada rasa nyaman di hati melihat lingkungan sekolah negeri. Yaaah ... uang tetap berbicara. Mau fasilitas yahud, bayar dong!

Di pikiran masih tetap pilihan jatuh ke Sekolah negeri. Namanya juga ada pilihan murah kenapa tidak dicoba.

Baca juga: Insecure

Kebetulan saat itu, kami sekeluarga tinggal di Provinsi Banten. Kartu keluarga yang ada masih terdaftar di Provinsi Jawa barat.

Entahlah masa itu, apa pemerintah sedang melakukan uji coba sistem pendidikan yang baru. Bisik-bisiknya sih kasihan dengan anak-anak yang rumahnya dekat sekolah, mau daftar tidak bisa. Jadi mereka bersekolah lebih jauh. Apalagi kalau sekolah negeri dekat rumah, sekolah negeri unggulan. 

Masuk sekolah negeri harus sesuai dengan wilayah kependudukan. Soo, untuk kartu penduduk Jawa barat, lebih sulit mau sekolah ke wilyah Banten. Gampang sih, "tukar" saja KTP nya begitu nasehat ibu-ibu grup di sekolah. Aku sudah cinta sama "Tangkuban perahu". Kenapa susah sih mau sekolah!

Bukan Bisikan Biasa

Menunggu antrian, untuk daftar ke sekolah negeri yang diinginkan. Mulai pagi hari antrian sudah panjang. Saya rasa datang kepagian, ternyata para orang tua datang lebih "subuh". Daftar online sudah dilakukan, tetapi masih kurang beruntung untuk mendapatkan nomer antrian. Ternyata, orang tua lebih "galak" kalau sudah urusan anak-anak. Semua mau yang terbaik.

Antri di sekolah negeri favorit di daerah tempat tinggal saat itu, lumayan panjang, tetapi panitia sekolah sudah menyiapkan kursi sehingga bisa melepaskan penat.  Sudah ada "bisikan" sih, "Langsung saja lewat Bapak "anu" biasanya biaya segini, sudah pasti masuk.

Ah, sayakan  penduduk yang baik. Sesuai sajalah, mengikuti prosedur. Ternyata, nama absensi ananda tidak masuk. Ada kriteria yang harus disesuaikan seperti :

- Standar Kuota siswa yang bisa diterima. Ada perbedaan antar sekolah.

- Nilai yang diperbandingkan antara calon siswa satu dengan yang lain. Nilai lebih tinggi mengalahkan yang lain.

Yah, sudahlah kalau memang begitu. Walaupun nilai ijazah anak saya bagus, barangkali bukan rejekinya bersekolah negeri favorit.

 

Ternyata, bisik-bisik itu benar. Teman yang anaknya memang "kurang" bisa di terima. Hehehe maafkan maksudnya kurang di sini anak yang malas belajar. Ah, biasalah obrolan para mama yang suka mengeluh ke sesama mama lain lol.

Menyesal? Tidak juga, karena anaknya merasa senang karena tidak jadi masuk sekolah negeri. Jadi kembali ke jalur swasta saja. 

Entahlah, sepertinya bisik-bisik yang beredar di tengah para orang tua musti diberantas dulu. Apalagi, ada bisikan, sekolah negeri gurunya kadang masuk, kadang enggak. Santai dalam pelajaran. Ih terlalu banyak bisikan di kepala yang membuat pandangan terhadap sekolah negeri menjadi negatif.


Pilihan Negeri  Karena Isi Dompet?

Di mata orang tua sekolah negeri terkenal murah. Harga murah inilah yang dikejar para orang tua, walaupun mereka sanggup menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta. Apalagi lulusan sekolah negeri kesempatan masuk Universitas negeri unggulan lebih banyak diterima, karena adanya kuota yang sudah disediakan. 

Kalau di ambil garis besarnya masuk sekolah negeri itu hanya harga murah dan masa depan masuk universitas negeri lebih terjamin. Dari sisi dompet mama papa juga tidak terguncang. Apalagi kalau isi dompet pas-pasan. Benar apa benar? 

Hem ... kayaknya ini juga tujuan utama saya memasukan anak ke sekolah negeri. Walaupun akhirnya dapat sekolah berbeda, tetapi ada pengalaman yang didapat dari "ikut-ikutan daftar sekolah negeri".

Tahun depan mau mengulang lagi pengalaman ini? Que sera sera.

Baca juga : "Entrepreneurship Is Own Mindset"

Love, Audy

ceritadiri.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun