Mohon tunggu...
Atunk F. Karyadi
Atunk F. Karyadi Mohon Tunggu... Editor - Menulis yang manis dan mengedit yang pahit. Haaa

Suka yang klasik dalam kata, dan futuristik dalam kerja.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Kenangan 'Workshop Skenario Pusbangfilm" Kemdikbud 2017

16 September 2017   15:11 Diperbarui: 16 September 2017   16:10 1987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syukur tak terhingga, akhirnya kami bisa terpilih sebagai peserta di acara beken tingkat nasional ini. Tak mudah untuk lolos, harus melalui beberapa persyaratan, seperti memiliki komunitas, berpengalaman, dan punya cerita seru untuk dikembangkan.

Dalam workshop perfilman tingkat menengah ini ada tiga kelas yang dibuka; penulisan skenario, penyutradaraan, dan sinematografi. Digelar di Hotel Marbella Suites, Bandung, 4-14 September 2017. Jumlah semua peserta 160-an orang.

Kami mendapat banyak mutiara ilmu dari para mentor yang berkualitas seperti Perdana Kartawiyudha, Rahabi Mandra, Lele Leila, Baskoro Adi, dan Damas Cendekia. Selain itu, kami juga mendapat banyak pengalaman menarik dari para peserta yang berasal dari seluruh Indonesia itu.

Setidaknya 10 hal di bawah ini bisa sedikit mewakili:

1 . Cerita Rahasia yang Terungkap!

Salah satu materi dalam modul buku penulisan skenario ialah menciptakan protagonis & antagonis yang mengesankan. Sekilas biasa-biasa saja. Tapi kemudian, materi ini membuat suasana kelas pecah berantakan. Hari itu, kelas kami dibuka dengan perkenalan. Kami diwajibkan bercerita satu hal yang belum pernah diceritakan kepada orang lain.

p-20170908-205058-59bcd6b72d622c7d800f98e2.jpg
p-20170908-205058-59bcd6b72d622c7d800f98e2.jpg
Maka terungkaplah semua cerita kami, mulai yang lucu, unik, sampai aib. Ada yang bercerita selalu membuat reminder untuk minum air putih,  gadis yang pernah memakan tahi cicak karena dikira meses ceres, cowok yang hanya salat jika ada musibah, pria yang punya hobi filateli dan mencuci, dll. Dari cerita itulah kami bisa membuat karakter tokoh yang menarik.

2. Misteri Meja Belakang

Dua hari pertama workshop, teman-teman masih duduk di kursi yang sama. Agar tidak bosan, hari selanjutnya dibebaskan. Siapa yang datang duluan dia bisa sesuka hati memilih kursi. Bersebelahan dengan lawan jenis yang manis legit adalah tujuan para jombloers---eh tapi yang udah om-om juga ikutan kok. Haaa.

p-20170912-111549-59bcd7232d622c77da431f03.jpg
p-20170912-111549-59bcd7232d622c77da431f03.jpg
Nah, uniknya banyak teman-teman yang memilih meja dan kursi paling belakang. Entah ada misteri apa. Hanya mereka yang tahu. Ah, mungkin bisa lebih fokus garap tugas itu alasan yang oke, ada yang katanya asyik bisa dengerin dang dut koplo juga lho... hooo

3. Ke Toilet eh Malah Ngopi

Setiap hari, kami disediakan kopi dan kudapan atau makanan ringan tiga kali. Beberapa dari kami sudah hafal jika snack sudah tersaji di luar kelas. Entah dari aromanya, bunyi benturan cangkir, atau feeling yang tajam menembus langit ketujuh.

Kalau perut sudah keroncongan dan mata kiyep-kiyep tak kuasa menahan kantuk, maka mau nggak mau kami harus mencuri waktu untuk bisa keluar. Pura-pura membuang ludah kek, memencet hape yang tidak ada panggilan dan sms, atau alasan klise, 'Pak izin ke belakang' eh nggak tahunya belok. Haaa. Tapi nggak papa, normal kok.

4. Ogah Makan Nasi

p-20170906-122558-bf-59bcd91b7a70f12d59762933.jpg
p-20170906-122558-bf-59bcd91b7a70f12d59762933.jpg
10 hari tinggal di hotel berarti perbaikan gizi. Ya, makan serba enak dan teratur. Kesempatan inilah yang menjadikan beberapa teman sengaja tidak mengonsumsi nasi tiga kali sehari. Ini langkah terbaik. Di samping mengurangi resiko kegendutan, makan non nasi bisa memperkaya referensi lidah; Anda bisa mencicipi salad thailand, coto makassar, roti telor, bubur ayam yang entah istilah hotelnya apa, dll.  

5. Kolam Renang yang Selalu Sepi

Aneh bin ajaib. Para peserta diberi fasilitas kolam renang, tapi selalu saja sepi. Tidak pagi, tidak sore, kolam renang tetap perawan. Entah karena mereka tak bisa renang atau malu-malu hantu. Belakangan diketahui, mereka tak punya waktu untuk sekadar berenang. Tugas revisi menumpuk tiap hari, bahkan ada yang kelar ngumpulin tugas sampai jam 00:00 malam lebih. So, kami hanya berenang di kolam tugas google drive bukan kolam renang hotel. Uh kacian...

6. Pemburu Colokan

'Di mana ada colokan listrik, di situ aku berteduh.' Bagi para fasilitator kelas seperti Stephani, Sheila, dan Zahra, mereka harus online dan ontime setiap saat. Baterai hape pun harus full, karena takut jika ada pengumuman dari atasan Kemendikbud, atau info dari para mentor terkait pelaksanaan workshop untuk disampaikan kepada kami. Maka tak heran, kapan pun dan di mana pun mereka harus siaga 1. Dahsyat! Billion thanks for you.

p-20170912-125717-59bcdaaf7a70f12a2c5a15f2.jpg
p-20170912-125717-59bcdaaf7a70f12a2c5a15f2.jpg

7. Indraisme

Waini. Ia sosok pria dewasa yang tangguh, humoris, dan santai. Saya mengenalnya cukup baik secara pribadi. Jika adzan berkumandang, dia mengajak saya untuk salat berjamaah di musala sebelah dan mengajak makan bersama. Untung kalo mandi tidak ngajak bareng... haaa.

Dia juga totalitas dalam merevisi tugas. Tak heran, ia kerap datang kelas pertama kali, ketiduran di dalam kelas, laptopnya selalu di bawa ke mana-mana di dalam tas yang besar, dan jarang ke kamar. Kabarnya, ia bahkan lupa siapa nama temannya satu kamarnya.

Pendiri komunitas Indraisme ini juga punya solusi untuk mengatasi jetlag dalam menulis (writer's block) yaitu dengan nyanyi karaoke, suara lantang tak pandang telinga orang. Kalian pasti akan terkenang lirik-lirik yang pernah dipopulerkannya: wekeend... my jun... ngeriii.... dll.

Menjelang hari akhir workshop, dia diserang penyakit, untung tidak ganas. Hanya pilek, menggigil dan mata memerah. Saya cukup kasihan melihatnya. Tidak ada obat yang menyembuhkannya. Tapi ternyata Tuhan merancang skenario indah, di pengujung acara dia dinobatkan sebagai peserta terbaik 1. Wow... keren. Selamat Bung Indra, sang pemilik akun remaja 'sabun' (sayang bunda).

img-20170914-wa0164-59bcdc337a70f12fa034e823.jpg
img-20170914-wa0164-59bcdc337a70f12fa034e823.jpg
Semoga dan pasti, kita dipertemukan kembali di kesempatan yang lebih berbahagia. Amin

Jakarta, 16 Sep 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun