Mohon tunggu...
Attar Musharih
Attar Musharih Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Attar Musharih

Seorang pengamat bola.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Buah Simalakama dan Standard Tinggi Barcelona

28 September 2019   12:56 Diperbarui: 30 September 2019   02:24 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Foxsportasia.com

Menjawarai UCL adalah obsesi Barcelona selama ini yang membuat mereka senantiasa meningkatkan kualitas dan jor-joran dalam setiap bursa transfer walaupun mereka masih memiliki segudang pemain berbakat dan bertalenta. Memiliki salah satu akademi terbaik di dunia adalah salah satu faktor kesuksesan Barca pada era Pep Guardiola dan zaman dimana Tiki-taka membuat seluruh lawan Blaugrana dipaksa bertekuk lutut ketika saling berhadapan. Barcelona juga diisi pemain terbaik dunia sekelas Lionel Messi dan juga duet maut sektor tengah sang penyuplai bola yakni Xavi dan Iniesta. 

Di sisi lain pemain bernomor 12 atau sang pendukung tentunya memiliki peran tinggi dalam kemajuan Sepakbola Barca dan kesuksesannya hingga sekarang. Pendukung Barcelona masuk dalam kategori terbaik di dunia karena kesetiaannya yang tinggi dan identik menghormati para pemain, namun filosofi kini telah berubah.

Entrenador sang perumus taktik Barcelona musim ini yakni Ernesto Valverde dipaksa untuk segera meninggalkan kursi kepelatihannya dalam memimpin Barca mengarungi musim yang panjang serta baru dimulai ini.

Suara rakyat Blaugrana meminta pihak klub agar segera mencari pelatih baru demi keberlansungan klub kedepannya mengingat Barca sudah masuk tahap keterpurukan, menyusul AC Milan dan Manchester United yang punya segudang kisah kejayaan hanya tinggal memori di era sekarang.

Alur permainan Barcelona dinilai sangat tergantung pada Messi yang membuat Cules yakin bahwa Valverde bukan orang yang tepat memiliki peran untuk mempertahankan keadidayaan Barca ketika nanti suatu saat La-Pulga memutuskan meninggalkan publik Camp Nou.

Valverde menjadi pelatih Barca musim 2017-2018 menggantikan Luis Enrique, kedatangan pelatih yang baru saja menahkodai Athletic Bilbao ini diwarnai dengan atmosfir yang kacau saat Blaugrana harus merelakan Neymar sang pangeran penerus Messi meninggalkan mereka untuk bergabung dengan PSG Paris berlabuh menuju negara Prancis serta mewarnai Ligue 1 dengan biaya transfer termahal sepanjang masa yakni 222 juta euro.

Hasil dari penjualan Neymar dipakai Blaugrana untuk membeli 3 pemain yaitu Dembele,Paulinho di bursa transfer musim panas dan Coutinho pada bulan Januari.

Situasi sangat amberadul bagi Barca, mereka juga digilas oleh Real Madrid dalam ajang Piala Super Spanyol, namun pada saat itu Valverde masih bisa dipahami berhubung dia masih dalam masa adaptasi dan Blaugrana baru saja ditinggalkan pilar penting pemain super lincah di sisi kiri.

Uang 222 juta euro dimanfaatkan membeli pemain yang harganya juga bukan kepalang, Liverpool sengaja memberi harga megah kepada playmaker andalannya berasal dari Brazil melihat kondisi Blaugrana yang benar-benar membutuhkan sosok pengatur serangan karena Iniesta sebentar lagi akan meninggalkan Barcelona. 

Coutinho proyek besar dan megah Barcelona justru menjadi pembelian flop serta mengecewakan. Banyak faktornya, salah satunya ketika ernesto Valverde memplot pemain ini sebagai winger pengganti Neymar untuk berjibaku bersama Jordi Alba dalam sisi kiri lapangan membuat performanya menurun.

Valverde juga menciptakan formula formasi baru dengan mengandalkan strategi 4-4-2, Coutinho dan Dembele yang kerap cedera diberi peran sebagai sayap sedangkan Messi dan Suarez sebagai duet di lini depan, ini menjadi formasi yang baru di publik Camp Nou membuat tim harus beradaptasi dengan sistem permainan Valverde. 

Valverde dikatakan gagal memanfaatkan potensi Coutinho sehingga mengantarkan pemain ini ke gerbang keluar dari CampNou dan harus berlabuh ke raksasa Bundesliga Bayern Muenchen dengan status peminjaman selama satu musim pada bursa transfer 2019-2020.

Lembar akhir karir fantastis Lionel Messi dikatakan oleh para penggemar Sepakbola hanya buang waktu saja apabila ia tetap tinggal di Barcelona dan hanya menjadi tempat bergantung seorang Valverde agar tidak dikeluarkan dari Blaugrana karena dinilai sistem mainnya hanya berada di pikiran La-Pulga.

Meskipun mampu meraih jawara La-Liga dua kali berturut turut dan satu Copa Del Rey adalah salah satu prestasi yang belum tentu bisa diraih oleh semua pelatih namun tetap saja keberhasilan itu dinilai karena faktor pemain berkualitas di Barca saja tetapi bukan murni dari instruksi seorang Valverde yang mengatur filosofi Blaugrana dinilai mengalami pemudaran sudah tidak melambangkan ikon tiki-taka serta permainan yang indahg, membuat klub ini tak pernah bisa lagi menjadi macan eropa apabila pelatih ini masih menahkodai dan meracik taktik di Barca. 

El-Barca masih menyandang tim terkuat di Spanyol namun justru dikatakan sebagai calon klub yang tinggal kenangan saja hanya menunggu waktu Lionel Messi meninggalkan mereka melihat Barca juga tidak bisa memanfaatkan potensi dari jebolan akademi yang mereka miliki.

Selain pilar utama yang sudah masuk usia kepala 3 pembelian transfer Barca juga bagaikan sampah akhir-akhir ini. Mulai dari Murillo,Boateng dan Paulinho melambangkan transfer yang berbalik 360 derajat dengan Barca yang kita kenal selama ini. 

Barcelona juga lebih fokus kepada pemain yang mengandalkan otot saja sehingga alur permainan mereka dibawah Valverde benar-benar terbaca. Mental pemain juga semakin parah dibawah kepelatihan Valverde. Laga tandang bagaikan sebuah mimik menakutkan dan ajang dipermaknya Blaugrana.

Di ajang La-Liga musim lalu, Barcelona juga dinilai hanya beruntung saja dan tampil jauh dari standar yang telah ditetapkan kepada mereka, serta produktivitas lini serang el-Barca juga dinilai kalau bukan karena Messi mereka tak ada kesempatan merobek jaring lawan. 

Luis Suarez juga semakin melempem sejak hilangnya sosok Enrique yang memang cocok dengan bomber asal Uruguay ini dalam memberika instruksi kepadanya.

Sejak ditinggalkan Enrique dan datangnya Valverde, El-Pistolero bagaikan harimau yang mengeluarkan taringnya di sekitar rumah saja dan tak berani memperlihatkan keganasannya di dunia yang luas.

Perolehan gol Suarez musim lalu hanya 1 gol di ajang UCL saat bersua melawan Liverpool. Messi menjadi satu-satunya harapan Blaugrana dalam mencetak gol padahal La-Pulga sudah memiliki banyak sekali peran dalam mengatur tempo permainan kini dia juga menjadi mesin gol bagi publik  Camp Nou.

Miskin taktik? adalah julukan baru para Cules untuk pelatih satu ini, sangat banyak pergantian tak masuk akal dilakukan pelatih ini.

Bahkan kasus yang paling meng-gegerkan dunia adalah saat komen instagram di halaman Barcelona yang berisi "Valverde Out" disukai oleh pembelian terbaru dan tersukses Barca untuk saat ini adalah Frenkie De Jong.

Dunia juga menganggap De Jong gagal dikembangkan di Barca serta permainannya sangat fantastis di timnas tetapi masih kurang maksimal bersama Blaugrana.

De Jong adalah pemain yang sangat cocok bagi permainan Blaugrana kendati bukan berasal dari La-Masia tetapi jiwa Total Football dan tiki-taka sudah ada dalam diri pemain asal Belanda ini. Visi bermainnya sangat luarbiasa menyatu dengan Blaugrana, namun di tangan Valverde dia malah dijadikan seorang winger pada saat Barca bersua Real Betis benar-benar membuat penggemar Barcelona naik pitam dengan sang entrenador ini.

Barcelona juga dinilai seharusnya sudah memecat orang ini saat mereka dikandaskan oleh Liverpool 4-0 karena dinilai memberikan pengaruh mental negatif yang berbuah kepada memori kelam para punggawa Blaugrana. 

Musim pertama Valverde sebenarnya adalah awal yang baik dari segi memenangkan pertandingan karena mereka berhasil tak terkalahkan sepanjang musim di ajang La-Liga sampai pada saat jornada ke 37 saat mereka secara mengejutkan ditaklukkan Levante melalui pertandingan seru berakhir 5-4.

Awal yang manis bagi setiap pelatih tetapi saat berhadapan dengan AS Roma babak 8 besar UCL leg kedua, Barcelona bermain sangat buruk dan dipaksa bertahan oleh tim besar Italia tersebut.

Sungguh suram melihat Blaugrana dipermalukan walaupun sudah unggul dengan agregat 4-1 justru disamakan oleh para punggawa As Roma menjadi 4-4 kemudian harus menyerah di babak 8 besar keluar secara memalukan padahal hasil tersebut adalah kekalahan pertama Barca di musim 2017-2018 (tidak menghitung piala Super Spanyol).

Standar tinggi Barcelona dan harga diri mereka telah memaksa pelatih sekelas Valverde harus kembali merebut hati para cules. Permainan dianggap tak lagi sesuai dengan fondasi yang sudah dibangun Johan Cruyyf tentang bermain Sepakbola indah dianggap runtuh ketika jatuh pada tangan Ernesto Valverde.

Yang paling parah adalah ketika masuk musim kedua, kendati Barcelona mampu menggilas habis Real Madrid dengan skor 5-1 meskipun sang megabintang Lionel Messi tidak bermain.

Real Madrid memang berada di ambang lebih hancur dibandingkan Barcelona, Blaugrana masih memiliki formula permainan sedangkan Los Galacticos bagaikan domba tak punya majikan saat ditinggalkan taktikal jenius bernama Zidane sebagai pelatih dan pemain terbaiknya yakni CR7 yang memutuskan berlabuh ke Juventus pada bursa musim panas. 

Memasuki musim 2019-2020 setelah memori kelam yang seakan menendang Blaugrana jatuh ke titik terburuk sebuah klub, kini mereka memulai lebaran baru.

Secara pembelian pemain, Barca bisa dibilang lebih baik dari 3 musim berturut-turut. Pembelian Junior Firpo dan Frenkie De Jong benar-benar mengisi kekosongan skuad apalagi mereka masih berusia muda dan memiliki talenta yang luarbiasa.

De Jong adalah tipikal gelandang yang mampu mengatur serangan bersama Ajax tampil luarbiasa dan membuat duet bersama Arthur Melo seakan memberi kenangan flashback kepada pasangan andalan publik Camp Nou yang tak tergantikan yakni Xavi dan Iniesta.

Valverde dianggap sebagai pelatih yesman dan tak punya jiwa berpikir melainkan hanya tunduk kepada presiden Bartomeu dinilai hanya menginginkan kejayaan instan tetapi tidak masuk akal. Pembelian seperti Arturo Vidal,Neto Murara dan peminjaman Boateng adalah lawan dari kata peremajaan skuad serta mengejar glori pada era yang akan datang serta bisa dibilang Valverde tak melirik talenta La-Masia sama sekali.

Striker identik nomor 9 dari La-Masia bernama Abel Ruiz justru dijadikan pemain sayap saat berseragam tim utama sedangkan talenta yang diboyong dari Bordeaux berkebangsaaan Brazil tak diberikan kepercayaan meskipun tampil cukup baik. 

Musim 2019-2020 Valverde kembali melakukan beberapa keputusan yang tak masuk akal seperti contohnya saat bertemu Dortmund di matchday pertama UCL, Valverde memasukkan Sergi Roberto yang berposisi sebagai bek kanan atau gelandang justru diplot sebagai Jordi Alba yang harus keluar karena mengalami cedera, pelatih ini tidak membawa sang back-up Firpo yang memiliki kecepatan dan rajing overlap. Valverde juga tak pernah memberikan kepercayaan kepada Carles Alena dan tidak memberitahukan alasan mengapa dia tidak dipanggil ke tim utama dalam pertandingan La-Liga.

Penampilan De Jong dibawah Eric Ten Haag saat masih berseragam Ajax juga dinilai lebih kreatif serta memiliki visi yang jelas namun saat bersama Barcelona, pemain muda asal Belanda ini hanya sekedar bermain dan tak bisa menciptakan visi fantastis.

Squad Barcelona musim ini menjadi tolak ukur kemampuan Valverde, apabila Barca harus berakhir 0 gelar musim ini berarti perkataan dunia tentang Valverde memang benar bahwa dia adalah pelatih miskin taktik, kendati sudah disediakan fasilitas yang memadahi serta berbagai anak muda luarbiasa dari akademi La-Masia tetapi pelatih ini seperti tidak punya akal atau taktik rencana bervariasi untuk Barca. 

Valverde juga dinilai kurang dalam memimpin tim Barcelona menghadapi laga tandang, terbukti rekor pertandingan tandang Blaugrana tergolong buruk karena senantiasa berakhir kandas serta bermain buruk ketika harus bertamu ke kandan lawan. Situasi Barcelona saat ini bagaikan buah simalakama khususnya bagi para pendukungnya.

Sektor pemain nomor 12 kini terbagi atas dua ada yang berharap Barcelona kembali menuju tren positif setidaknya kembali ke 4 besar klasemen Liga Spanyol namun ada juga yang berharap semakin terpuruk agar nasib Valverde segera dikeluarkan dan dipecat, agar keberlansungan Barcelona lebih baik untuk kedepannya karena dianggap, apabila, pelatih ini terus menerus menangani Barca maka klub ini tak akan lama jatuh ke jurang keterpurukan. Musim lalu hanya dianggap beruntung saja Blaugrana bisa mendapat satu gelar karena Real Madrid mengalami penurunan kualitas yang drastis. 

Barcelona memang dikenal memiliki standar tinggi jadi jawara UCL merupakan target mereka setiap musim dan cukup menyakitkan bagi para Cules harus menyaksikan dengan saksama rival terbesar mereka berhasil mengangkat trofi bergengsi yang diimpikan itu selama 3 kali berturut-turut kendati pertemuan Barca melawan Real Madrid selalu berakhir dominan dengan Blaugrana yang menjadi pemenang. Ini menimbulkan pertanyaan apa yang membuat Real Madrid menjadi jawara UCL 3 kali berturut-turut walaupun tak terlalu jor-joran membeli pemain. 

Zidane merupakan contoh pelatih jenius walaupun permainan Los-Galacticos mungkin tak akan bisa menyamai keindahan Tiki-taka ala Barcelona namun tetap saja kekompakan tim mereka yang tak pernah dirombak membuat seluruh tim kesulitan memecah kebuntuhan untuk mengalahkan mereka.

Hanya bermodalkan mental yang kuat dan permainan yang efektif cukup menjadikan rival Barca ini membuat seluruh dunia takjub dengan performa brillian setiap musim yang fokus pada UCL saja selama 3 musim berturut-turut dan meraih si kuping besar terus menerus walaupun di ajang La-Liga Barcelona mampu mendominasi begitu juga dengan Copa Del-Rey. 

Barcelona di sisi lain selalu dikandaskan secara menyakitkan dalam 4 tahun terakhir. Dari tahun 2017-2019 Barca selalu ditendang keluar dengan skor besar, ini menjadi pr besar bagi pihak klub, ada apa dengan mereka? padahal Barcelona memiliki pemain terbaik dunia seperti Lionel Messi namun tetap saja selalu dihantam oleh kompetitor eropa seperti PSG,Juventus,As Roma dan yang baru-baru ini adalah Liverpool. Hal yang harus menjadi fokus pemikiran Barca adalah tak ada kejayaan instan.

Mereka harus belajar dari Liverpool Jurgen Klopp yang membangun the reds dari berbagai sisi, rela mengambil langkah besar menjual Coutinho sang tulang punggung tim dan kemudian memboyong Van Dijk serta Alisson Becker (kiper) adalah salah satu contoh pembelian tercerdas dalam dunia sepakbola,sedangkan di sisi lain Barcelona cenderung membuang-buang uang padahal tim muda mereka adalah yang terbaik di Eropa. Juara UCL adalah target utama El-Barca musim ini sampai mereka rela membeli Griezmann dengan harga mahal musim ini serta mengejar Neymar menawarkan untuk menukar 3 pemain plus uang adalah salah satu ide terbodoh dan terburuk sepanjang masa, untung saja PSG tidak menerima penawaran itu. 

Pembelian jor-joran Barca melambangkan mereka memang benar-benar berniat untuk juara UCL kembali, namun apakah Valverde adalah orang yang tepat membawa mereka kearah itu?, di liga domestik Barca memang juaranya, namun standar klub dengan filosofi tersendiri ini memang beda dari yang lain. 

alam merajai Eropa adalah bukan sebuah hal yang mudah bahkan tim sekaliber Manchester City bersama Pep Guardiola dengan komposisi squad yang komplit dan menarik belum juga bisa mengukir sejarah mengangkat trofi UCL, selain the Citizens, tim yang dipernuhi berbagai bintang dunia yakni Paris Saint Germain dengan berbagai megastar di segala sektor juga belum bisa menembus babak 8 besar kendati memiliki squad termahal didunia serta salah satu yang paling ditakuti namun hanya mampu merajai domestik saja setiap musim, namun tamapknya musim ini mereka semakin garang setelah memboyong Idrissa Gueye,Ander Hererra dan Mauro Icardi.

Yang terpenting adalah mental dan efisien bermain. Valverde dinilai memiliki cara berlatih yang membuat pemain sering terkena cedera selain itu juga tidak memiliki prinsip melatih yang baik, tak bisa membawa tim bermental baja dengan jawabannya yang kadang tak melambangkan pelatih bersemangat. Rotasi pemain yang buruk serta tidak memanfaatkan kemampuan seluruh tim melainkan fokus pola serangan diserahkan kepada seorang Messi saja. 

Laga melawan Getafe nanti akan menjadi pembuktian seorang pelatih ini menghadapi tren buruk Blaugrana mengarungi musim ini. Target Barca dan standar yang mereka tetapkan lembar era musim ini adalah mereguh kembali si kuping besar tentunya sebuah hal yang mustahil mengingat lawan Granada sang tim promosi saja mereka keok, namun dalam Sepakbola bukan dari kehebatan semata tetapi konsisten dan kebangkitan saat dipukul jatuh adalah yang terpenting.

Bisa kita lihat Real Madrid dalam 3 musim perjalanan menjuarai UCL selalu mengawali musim bagaikan singa tertidur dan mengakhiri musim bagaikan tank yang meratakan segala tantangan. Barcelona harus segera bangkit dan menuju jalan tren positif jika ingin memastikan tiket menjawarai Eropa, harus disaksikan bagaiman squad komplit Blaugrana yang memiliki fantastic 6 di sisi penyerangan, gelandang berbakat DNA tiki-taka, kiper tembok Jerman dan juga sektor jantung pertahanan mereka dalam mengarungi musim 2019-2020 yang masih panjang.

Layak juga ditunggu perjuangan Blaugrana melewati grup F neraka di ajang UCL menghadapi Dortmund sang tembok kuning, Inter yang baru saja membeli 2 pemain dari MU yakni Lukaku dan Alexis Sanches serta Slavia Praha yang siap mengejutkan dunia dan bermain lepas tanpa beban.

Soal Valverde apabila dia tak berubah dan masih saja membuat keputusan buruk serta tidak sehat bagi keberlansungan filosofi Barcelona, mungkin memang sudah saatnya Blaugrana mencari penggantinya sebelum terlambat dan jatuh ke jurang keterpurukan, laga melawan Getafe akan menjadi penentu begitupula dengan nasib mereka di UCL apabila Barcelona bisa menunjukkan tren positif dan mental serta rekor yang baik dalam laga tandang selama paruh musim, mungkin masih ada asa harapan untuk mempertahankan pelatih ini tetapi apabila tetap begitu saja dan memperlihatkan ketergantungan kepada Messi yang sangat besar serta terseok-seok di ajang La-Liga dan bermain buruk saatnya untuk mencari pengganti, nama-nama seperti Eric Ten Haag,Ronald Koeman atau bahkan Xavi Hernandes layak menggantikan Valverde.

 Intinya apapun yang terjadi Barcelona harus sigap mengambil keputusan dan yang terutama menjaga sang bintangmuda seperti Ansu Fati agar tak diculik lagi oleh klub besar lainnya.

Messi yang kembali mengalami cedera paha saat bersua Villareal dan harus absen menghadapi getafe tentunya akan menjadi tes besar bagi klub Blaugrana dimana sang motor serangan mereka kembali absen, disinilah kita melihat suasana apa yang terjadi apabila suatu hari nanti Messi memutuskan meninggalkan Blaugrana.

Jalan keluarnya ada ditangan Valverde, kalau bukan pelatih ini yang merubah polapikir buruknya dan tidak inspiratifnya itu maka Barca harus segera mengambil jalan cepat dan mencari pelatih yang lebih baik.

Valverde bukan pelatih yang buruk namun dari paradigmanya memang tak cocok untuk menahkodai Barcelona, kini Blaugrana seakan-akan kehilangan simbol mereka, tak ada lagi keindahan selama 90 menit yang benar-benar membuat seluruh lawan gigit jari dengan mental juang serta jawara menguasai bola dengan karakteristik masing-masing pemain.

Barcelona harus segera berbenah dan membangkitkan permainan indah mereka serta memvariasikan serangan mereka, harus diingat bahwa squad yang dimiliki Blaugrana saat ini adalah salah satu yang terbaik di dunia. Apakah Valverde masih bisa dipercaya melatih Barca?, layak ditunggu

intinya Barcelona harus mengambil jalan sigap demi keberlansungan klub. Rancangan bermain indah harus kembali dikembalikan, rindu dengan permainan indah Blaugrana era Pep Guardiola yang dirancang oleh Johan Cruyyf kemudian dikembangkan oleh Frank Rijkard sampai di masa kejayaan dan glori yang dieksekusikan oleh Pep. Semoga Barca bisa segera bangkit dan tidak bergantung pada satu pemain lagi, karena Sepakbola adalah olahraga kekompakan tim.

Sekian dari saya

Salam olahraga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun