Mohon tunggu...
Atika Nurul Iftitah
Atika Nurul Iftitah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG

Menulis adalah hobi saya di wakktu luang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penanaman Nilai Karakter dalam Kegiatan Pondok Ramadhan di SMP Negeri 8 Malang

30 April 2024   21:35 Diperbarui: 30 April 2024   21:52 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan karakter seharusnya penting bagi peserta didik dan juga bangsa ini. Pendidikan karakter adalah segala macam usaha yang dilakukan untuk mempengaruhi peserta didik (Sudjarat, 2011). Mempengaruhi adalah menuju yang lebih baik agar peserta didik memiliki akhlak yang mulia. 

Pendidikan karakter seharusnya ditanamkan mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, karena sejatinya bukan hanya tentang benar atau salah, akan tetapi mengenai cara menanamkan kebiasaan tentang hal-hal yang baik. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Aulia (2016) bahwa seharusnya pendidikan karakter ditanamkan sejak masih usia dini, karena menurut ahli psikologis usia dini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Usia dini merupakan periode keemasan bagi tumbuh kembang anak untuk membentuk karakter yang positif agar membentuk akhlak dan budi pekerti yang baik.

Pendidikan karakter harus ditanamkan sedini mungkin pada anak seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Saat ini guru tidak hanya dituntut memiliki kemampuan sesuai dengan zaman tetapi harus mampu membentuk karakter siswa. Dalam membentuk karakter siswa yang kuat, berakhlak, bertaqwa dan memiliki pengetahuan yang luas guna mengembangkan potensi diri serta hubungan sosial dalam menumbuhkan kecerdasan emosio-nal siswa, pendidikan harus memperhatikan aspek sikap dan perilaku individu, tidak hanya peningkatan pengetahuan saja. 

Proses pembentukan karakter merupakan tanggungjawab semua pihak baik guru, orang tua maupun masyarakat melalui lembaga formal dilingkungan sekolah dan Lembaga non formal dilingkungan keluarga dan masyarakat. Banyak orang tua mempercayakan pembentukan karakter anak di sekolah tetapi terkadang kurang mendapat dukungan secara pribadi ketika di rumah, hal tersebut kurang tepat karena pembentukan karakter disekolah tidak akan sempurna jika tidak adanya kerjasama dengan orang tua. 


Padahal dalam ilmu pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan terpenting, sebab dalam lingkungan keluarga memiliki peran sangat penting dalam membentuk karakter maupun dalam perkembangan anak untuk kehidupan selanjutnya yang akan mereka jalani.

Pendidikan karakter bukan hanya diterapkan dalam lingkungan sekolah, tetapi diterapkan pula pada lingkungan masyarakat dan kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter dapat diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari yaitu membantu orang tua dan mengaji. Pendidikan karakter menurut Samani & Hariyanto (2013) adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan. 

Pengembangan pendidikan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan tersebut harus dilakukan dengan perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar dan pembelajaran yang efektif.

 Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berperan penting dalam implementasi pendidikan karakter bagi siswa. Implementasi pendidikan karakter di sekolah bisa melalui berbagai pendekatan. Konsep dan pedoman Penguatan Pendidikan Karakter Tahun 2018 antara lain dengan berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. 

Pendekatan berbasis kelas dengan cara pengintegrasian PPK dalam kurikulum, melalui manajemen kelas, metode pembelajaran, gerakan literasi, layanan bimbingan dan konseling. Pendekatan budaya sekolah dengan menerapkan kegiatan-kegiatan yang dapat menjadikan siswa terbiasa berbuat kebajikan sehingga membentuk karakter yang diharapkan, seperti sholat berjamaah dan memulai kegiatan belajar dengan berdoa. 

Pendekatan berbasis masyarakat dengan membentuk komite sekolah yang bekerjasama dengan keluarga dan masyarakat untuk membentuk lingkungan pendidikan yang sesuai dengan visi kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Melalui pendekatan-pendekatan dalam pendidikan karakter tersebut diharapkan membuat peserta didik memiliki kecakapan intelektual dan berkarakter religius.

Pondok Ramadhan merupakan kegiatan rutinan yang sering diselenggarakan oleh sekolah lembaga untuk memperingati Bulan Puasa. Walaupun bulan puasa tahun ini berbeda, namun nuansa islaminya tidak boleh dilupakan. Seperti SMP Negeri 8 Malang yang melakukan serangkaian kegiatan Pondok Ramadhan selama 1 Minggu berturut-turut, mulai dari tanggal 18-22 Maret 2024. 

Pada Kegiatan Pondok Romadhon kelas 7, 8, 9 bergantian dalam pemberian materi. Misalnya hari senin kelas 9 Pembelajaran dan kelas 7 8 kegiatan pondok romadhon, Hari Rabu tanggal 20 Maret kelas 7 pembelajaran seperti biasa.  Pembelajaran di kelas 7H di pandu oleh Mahasiswa PPG PPKn dengan memberikan refleksi tentang menghargai lingkungan dan budaya lokal. 

Setelah pembelajaran selesai saya berfoto Bersama dan berpamitan kepada anak anak kelas 7H. Selain itu di hari Jumat ada kegiatan Lomba cerdas cermat yang di pandu oleh Guru-guru dan anak osis SMPN 8 Malang. Acara Pondok Romadhon berjalan dengan lancar dan seluruh siswa  dapat mengikuti acara dari awal sampai akhir.  

Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi dan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa pengenalan dan  pemahaman kecerdasan spiritual anak sejak dini bagi para pendidik sangatlah penting.  Mengingat merekalah peletak pondasi pertama pada pemahaman dan penerapan sikap religi pada  anak didiknya guna meningkatkan kecerdasan spiritual mereka. 

Dengan mengenali dan memahami serta meningkatkan kecerdasan spiritual anak sejak dini diharapkan para pendidik dan pembimbing dapat memberikan bantuan dan perlakuan yang dapat  menstimulasi  potensi kecerdasan spiritual anak yang memang sudah melekat dalam dirinya sejak  ia berada di dunia . 

Salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan pendidikan spiritual peserta didik adalah Pondok Romadhon yang pematerinya adalah mahasiswa PPG PPKn yang pematerinya dibagi dalam setiap kelas, jadi 1 kelas dapat 1 pemateri, saya menjelaskan materi pondok romadhan tentang silaturahmi di hari raya. 

Dalam kegiatan ini anak diajarkan mengenai bagaimanan cara silaturahmi di hari raya agar jalinan silaturahmi dapat terjalin dengan baik. Dilihat dari hasil program  Pondok Romadhan yang dilaksanakan di kelas anak-anak mendengarkan pemateri di depan dan mulai aktif dalam kegatan tanya jawab yang diberikan oleh perwakilan osis guna untuk membangkitkan keaktifan siswa terkait materi yang di paparkan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun