Mohon tunggu...
Ati Hidayati
Ati Hidayati Mohon Tunggu... Utama: Ibu Rumah Tangga. Sampingan: Konselor & Trainer -

Blog ini dibuat supaya saya banyak menulis. Jadi isinya tentang banyak hal yang berkaitan dengan saya, hidup saya, keilmuan saya, dan seterusnya. Semoga ada pelajaran yang bisa diambil

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Para Ponakan Tersayang (Part 3)

27 November 2015   14:33 Diperbarui: 27 November 2015   14:33 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Penuh kasih sayang...

Mungkin kata itu yang bisa menggambarkan tentang Umar, ponakan saya yang ketiga. Ia senang memeluk dan mencium kami bergantian. Saya, suami saya, Eyang, Abi & Uminya, serta tentu saja kakak-kakaknya. Sesekali ia mencubit-cubit pipi lalu mendekatkan wajah tanpa mencium. Kakak-kakaknya terkadang merasa risih dan terganggu dan berkesimpulan bahwa Umar suka iseng. Ah... Anak-anak... Merasa terganggu, marah, tak lama kemudian mereka rukun kembali... :)

Jika ditanya apakah Umar mau punya adik? Ia akan menjawab tidak. Mungkin karena 5 tahun menjadi anak paling kecil menjadi keasikan tersendiri baginya. Namun kini Uminya hamil. Ketika diberi kabar akan punya adik, ternyata Umar bisa menerima. Bahkan ia sudah merencanakan panggilan baginya. Kata Abi, ia harus berganti panggilan. Selama ini dipanggil adik Umar, setelah punya adik, tidak bisa dipanggil adik lagi. Entah mengapa ia tidak mau dipanggil abang Umar atau mas Umar. Ia memilih untuk dipanggil: kakak Umar. Jika saya terpeleset memanggilnya adik Umar, ia akan segera meralat,

"kok adik? Aku kan kakak."

"Oh iya, kakak Umar ya? Maaf ya, Dik... Eh..."

Agar tidak ada dualisme panggilan 'kakak' di rumah, maka ia melobi kakak Sayyid supaya mau dipanggil abang Sayyid. Namun sayangnya, Sayyid tidak berkenan. Ia sudah nyaman dengan panggilan itu sejak Umar lahir. Sampai hari ini proses lobi belum selesai. Jika sedang main di kamar atau sambil membaca buku, masih sering terdengar Umar melobi kakaknya.

"Kakak, nanti kamu dipanggil abang Sayyid aja, ya? Aku dipanggil kakak Umar." ujar Umar kepada Sayyid

"Enggak mau" jawab Sayyid

"Yaaahhhhh... Mau ya, Kak?"

"Enggak!"

"Asiiiik...!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun