Mohon tunggu...
Han
Han Mohon Tunggu... Penulis

Coffee addict.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bernard Batubara: Bagaimana Membuat Karakter Dalam Fiksi? Tips Penulis

6 Mei 2025   17:39 Diperbarui: 6 Mei 2025   17:39 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karakter Harry Potter. (Sumber: Pinterest/Svetlana Sterlin)

Saat menonton film atau membaca buku fiksi, ada satu elemen yang sangat menentukan sebuah kisah akan menarik atau tidak. Elemen tersebut adalah karakter. Karakter yang unik dan memberi impresi yang kuat sekalipun dia misalnya orang yang lemah atau antagonis, maka fiksi yang kita nikmati akan meninggalkan kesan tersendiri.

Saat kita menulis fiksi, kita akan mengombinasikan beberapa elemen fiksi seperti tema, alur cerita, latar, karakter, sudut pandang dan gaya. Di antara keenam elemen itu, kita bisa memilih elemen mana yang akan paling ditonjolkan. Bukan berarti elemen lain kita buat ala kadarnya, akan tetapi, satu elemen terkuat ini yang akan menjadi ciri khas cerita.

Dalam kultwitnya di Twitter (kini X), penulis Bernard Batubara, membagikan utas yang sangat bagus mengenai karakter dalam karya fiksi. Bagaimanakah cara menciptakan karakter dalam kisah fiksi yang hendak kita tulis?

Kata beliau, "Hal pertama yang harus diingat saat menciptakan karakter adalah, bahwa karakter memiliki GOAL, tujuan hidup, sebuah misi."

Goal ini adalah baterai yang membuat karakter mengerjakan apa yang ia kerjakan sepanjang cerita. Semua jenis goal, besar, kecil maupun yang dianggap remeh, adalah penting bagi sebuah karakter. Maka perlu sekali menentukan goal si karakter ini, apa yang dia mau dan ingin dia wujudkan?

Goal ini biasanya berhubungan dengan masa lalu, sejarah hidup si karakter. Masa lalu ini harus memiliki kaitan dengan ide utama dari cerita yang hendak kita tulis. Goal adalah masa depan si karakter yang terkait dengan masa lalu, dan terhubung juga dengan masa sekarang.

Sosok karakter juga harus menonjol, seperti mawar putih di antar mawar merah, sehingga ia terlihat mencolok di lingkungannya. Karakter harus bersifat anomali, berbeda, dan sendiri.

"Sosok karakter yang anomali, berbeda dari lingkungannya, akan menciptakan sosok yang 'melawan', 'memberontak', dan 'tidak bersepakat'," tulis Bernard.

Dia mencontohkan sebuah karakter anomali, yang bertentangan dari lingkungannya. Seorang laki-laki yang semua keluarganya menikah, memiliki goal untuk menjadi lajang sampai mati. Hanya dia sendiri yang nggak percaya dengan pernikahan.

Kemudian, "Karakter yang menarik adalah karakter yang memiliki 'rahasia'," tulis beliau.

Rahasia ini bisa mengubah keseluruhan hidup si karakter jika ketahuan, misalnya. Rahasia ini juga bisa dijadikan plot twist yang tidak terduga agar cerita semakin menarik dan menambah ketegangan. "Semakin besar rahasia, maka akan makin oke."

Unsur lain dalam karakter adalah, karakter bukan hanya sebuah tokoh fiksi, tapi ia adalah manusia, atau mewakili manusia. Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna, hanya berisi yang baik-baik saja, dan sebaliknya. Karakter tidak hanya hitam atau putih, tapi juga ada warna lain dari dirinya yang menyususn dia sebagai manusia.

"Karakter yang menarik adalah karakter yang memiliki banyak lapisan dalam dirinya. Ibarat bawang: kamu kupas luarnya, ada lapisan lagi, dst. Saat kamu mengira sudah mengenal karakter tersebut, ternyata ia mengagetkanmu dengan sifat yang belum pernah kamu lihat, tidak pernah kamu sangka."

Unsur lain selain menarik, maka karakter harus unik. Untuk menjadikan sebuah karakter yang unik, maka beri dia 'ritual' atau kebiasaan khas yang dia lakukan berulang-ulang. Misalnya, karakter yang diperankan Denzel Washington dalam The Equalizer memiliki kebiasaaan menyususn gerabah dengan super rapi. Kemungkinan, dia mengidap OCD.

Cara lain memberi keunikan pada karakter ialah dengan membuatnya berbeda dalam segi fisik. Misalnya, karakter Harry Potter memiliki keunikan di fisiknya, yaitu bekas luka. Suatu hal kecil tapi itulah yang diingat pertama kali soal dia. Keunikan ini hanya dimiliki oleh satu orang sehingga membuatnya berbeda dari orang lain.

Unsur lainnya dalam karakter ialah relasinya dengan orang lain. Relasi minimal adalah keluarga, yaitu ayah dan ibu. Jika penulis tidak menyebutkan mereka, berikan alasan yang bisa diterima. Bahkan, hadir atau absennya orangtua bisa menjadi tema dan dasar untuk pengembangan plot.

Selain relasi minimal, maka karakter pasti punya relasi dengan orang lain di luar keluarga. Tambahkan teman, orang yang dia temui, atau berikan musuh. Karakter lain di luar karakter utama bisa menjadi alasan adanya konflik yang bakal muncul. Jika karakter utama tidak berelasi dengan siapapun, maka relasi dan konfliknya adalah dengan diri sendiri dan apa yang ada di sekitarnya.

Unsur terakhir bagi karakter, ialah bahwa karakter selalu mewakili manusia. Walaupun karakter itu bukan berupa manusia, misalnya hewan, mainan, robot, tapi konflik yang mereka hadapi harus menggambarkan masalah manusia, sehingga muncullah kata 'relate'.

Kata Bernard, "Selamanya cerita adalah tentang manusia. Karakter dalam ceritamu adalah perwakilan dari manusia-manusia yang akan membaca ceritamu. Ia berbeda sekaligus sama, unik juga relatable."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun