"Prioritize your education over your entertainment." -- Anonymous
Pendidikan tinggi sering kali menuntut mahasiswa untuk beradaptasi dengan metode belajar yang lebih mandiri dan efisien. Salah satu contoh terbaik datang dari mahasiswa Oxford, yang dikenal dengan pola pikir kritis dan pendekatan belajar yang strategis. Bagaimana mereka bisa unggul dalam lingkungan akademik yang begitu kompetitif?
Rahasia di balik keberhasilan akademik mereka ternyata tidak hanya soal kemampuan intelektual, tetapi juga strategi belajar yang cerdas dan terorganisir. Mahasiswa Oxford tidak hanya mengandalkan kemampuan memori mereka, tetapi juga menggunakan metode-metode yang terbukti meningkatkan pemahaman dan efektivitas belajar. Hal ini tentu bisa kita terapkan dalam kehidupan belajar kita, terlepas dari apakah kita mahasiswa atau pekerja yang ingin terus berkembang. Di bawah ini, mari kita kulik 6 cara unik yang diterapkan oleh mahasiswa Oxford, yang dapat kita coba untuk menjadi lebih efektif dalam belajar dan bekerja. Simak yuk!
1. Tidak Sekadar Membaca, tetapi "Menginterogasi" Materi
Banyak mahasiswa menghabiskan waktu berjam-jam membaca buku tanpa benar-benar memahami esensinya. Di Oxford, mahasiswa tidak hanya membaca secara pasif tetapi aktif mengajukan pertanyaan kepada teks yang mereka baca. Mereka bertanya: Mengapa ini penting? Bagaimana ini bisa diterapkan? Apakah ada perspektif lain yang bisa digunakan untuk memahami hal ini?
Penelitian oleh McDaniel et al. (2013) menemukan bahwa teknik membaca yang aktif dan berbasis pertanyaan, yang dikenal sebagai retrieval practice, secara signifikan meningkatkan daya ingat jangka panjang dibandingkan dengan sekadar membaca ulang materi (McDaniel, Howard, & Einstein, 2013).
Agar metode ini efektif, kita bisa menerapkan teknik SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) yang telah terbukti meningkatkan pemahaman dan daya ingat (Robinson, 1946).
2. Metode "Essay Crisis": Menulis untuk Memahami
Di Oxford, mahasiswa tidak hanya membaca tetapi juga aktif menulis. Menulis esai adalah cara mereka untuk menyusun ide, menguji argumen, dan merefleksikan pemahaman mereka terhadap materi.
Penelitian oleh Klein dan Boscolo (2016) menunjukkan bahwa menulis secara aktif meningkatkan pemahaman konseptual dan kemampuan berpikir kritis (Klein & Boscolo, 2016). Dengan menulis, otak dipaksa untuk mengorganisasi informasi, menemukan hubungan antar konsep, dan menghasilkan pemikiran yang lebih terstruktur.