APBN dalam Menjamin Gizi Anak Negeri
Keberlangsungan MBG sangat bergantung pada dukungan APBN. Melalui alokasi belanja negara, ribuan siswa dan kelompok rentan di daerah mendapat akses makanan bergizi secara teratur. APBN berfungsi tidak hanya sebagai sumber pembiayaan, tetapi juga instrumen pemerataan untuk menjamin kebutuhan dasar masyarakat.
Dari perspektif perbendaharaan, MBG menunjukkan peran fungsi APBN sebagai instrumen fiskal inklusif. Belanja negara diarahkan tidak hanya untuk pembangunan fisik, tetapi juga pada pembangunan manusia melalui dukungan gizi, pendidikan, dan kesehatan. Kebijakan ini menegaskan bahwa investasi sumber daya manusia menjadi bagian penting dari pengelolaan fiskal nasional.
Mekanisme pendanaan MBG menggunakan sistem reimburse, yang menuntut ketertiban administrasi dan akuntabilitas penyelenggara di daerah. Pola ini memperkuat disiplin tata kelola keuangan sekaligus memberi ruang bagi keterlibatan UMKM lokal dalam penyediaan makanan sehat. Perpaduan ini menjadikan APBN bukan sekadar penyedia dana, tetapi juga instrumen yang mendorong tata kelola yang transparan dan partisipatif.
Kepastian alokasi anggaran memberikan jaminan berkelanjutan bagi SPPG dan mitra penyelenggara. Mereka dapat merancang operasional dengan lebih terukur, sementara masyarakat mendapat kepastian hak gizi yang dijamin langsung oleh negara. Kehadiran APBN di tingkat sekolah dan posyandu memperlihatkan bahwa belanja negara hadir nyata hingga ke lapisan terbawah masyarakat.
Dari Piring Sehat ke Perputaran Ekonomi Daerah
MBG tidak hanya membawa manfaat kesehatan, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi daerah. Pelibatan UMKM local membuka peluang usaha baru sekaligus lapangan kerja bagi masyarakat. Pada Kabupaten Banyuasin dan Musi Banyuasin, UMKM seperti Dewi Family Catering dan CV Twin Crowns memperoleh kepastian pasar, yang berpengaruh pada peningkatan omzet serta kapasitas usaha.
Efek berganda juga terlihat pada rantai pasok pangan daerah. Petani lokal mendapatkan pasar untuk hasil panen, pedagang pasar memperoleh tambahan omzet, dan penyedia transportasi ikut dilibatkan dalam distribusi bahan makanan. Setiap rupiah belanja program berputar kembali ke masyarakat, menghidupkan aktivitas ekonomi di berbagai sektor.
Selain memberikan dampak finansial, keterlibatan UMKM dalam program berskala nasional mendorong peningkatan standar layanan, higienitas, kualitas gizi, hingga pengelolaan administrasi. Peningkatan kualitas ini memperkuat daya saing UMKM di pasar lokal maupun regional.
Keterhubungan antara program gizi nasional dan penguatan ekonomi daerah menunjukkan nilai tambah MBG. Belanja negara yang tersalurkan melalui program ini tidak hanya memastikan pemenuhan hak gizi masyarakat, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi daerah secara berkesinambungan.
Strategi Berkelanjutan bagi Program MBG