Selain itu, jika ada acara adat di kampung atau keluarga, coba ikut terlibat. Jangan hanya jadi penonton, tetapi pahami juga prosesnya. Selain itu, kita juga bisa mempromosikan budaya lokal melalui media sosial. Buatlah konten yang edukatif, namun tetap menarik bagi orang banyak.
Pemerintah dan sekolah juga memiliki peran penting dalam mengenalkan tradisi seperti Mappetuada kepada generasi muda. Misalnya, melalui festival budaya atau pelajaran sekolah yang lebih interaktif, agar generasi muda lebih paham dan menghargai budaya lokal.
Apa saja bahan dan perlengkapan yang biasa digunakan dalam prosesi Mappetuada?
Dalam prosesi Mappetuada, bahan bahan yang disiapkan meliputi seserahan seperti sirih pinang, buah-buahan, kue tradisional, uang panai' yang telah disepakati, dan sompa berupa emas, uang panai' atau barang simbolis lainnya. Perlengkapan tambahan seperti kain sutra, pakaian adat, atau Al-Qur'an juga sering disertakan sebagai simbol penghormatan dan nilai agama. Semua barang ini biasanya dihias dengan dekorasi simbolik seperti nampan berhias dan bunga untuk menambah kesan sakral dan hormat.
SimpulanÂ
Tradisi Mappetuada bukan sekadar acara sebelum pernikahan, melainkan mengandung nilai moral dan sosial yang sangat tinggi. Tradisi ini mengajarkan kita tentang pentingnya musyawarah, rasa hormat, dan menjaga hubungan baik dengan keluarga besar.
Namun, sayangnya tradisi ini mulai tergeser oleh modernisasi. Oleh karena itu, sebagai generasi muda, tugas kita adalah menjaga dan melestarikan budaya lokal. Kita harus menyadari bahwa budaya lokal adalah bagian dari identitas kita. Jika bukan kita yang melestarikan, siapa lagi yang akan menjaga warisan budaya ini?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI