Mohon tunggu...
Aten Dhey
Aten Dhey Mohon Tunggu... Penulis - Senyum adalah Literasi Tak Berpena

Penikmat kopi buatan Mama di ujung senja Waelengga. Dari aroma kopi aku ingin memberi keharuman bagi sesama dengan membagikan tulisan dalam semangat literasi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Kita Butuh Semangat Kartini untuk Memerangi dan Menerangi Kampanye Hitam

11 Maret 2019   11:25 Diperbarui: 12 Maret 2019   11:51 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penari kecak, Bali (pixabay.com/z0man)

Bangsa Indonesia tidak sedang berada di era Kartini, 21 April 1879 - 17 September 1904. Saat itu Kartini menyatukan semangat cinta tanah air dengan memperjuangkan emansipasi perempuan. Kartini, seorang putri dari keturunan bangsawan "turun" dari kenyamanan hidupnya.

Kehidupan keluarga bangsawan Jepara sepertinya tidak berhasil menggoda Kartini untuk hidup bermewah-mewah. Dia melihat ada kejanggallan hidup yang menenggelamkan masa depan kaum perempuan. 

Kaum muda secara khusus perempuan diperlakukan sebagai kaum kelas kedua. Mereka tidak mendapat tempat dalam kehidupan sosial. Untuk itu, Kartini berjuang dalam kegelapan menuju terbitnya terang.

Kartini, cantik sebagai wanita, keras sebagai pejuang hak-hak wanita. Keras? Tidakkah wanita itu identik dengan kelembutan? Kartini keras saat realitas direkayasa dengan semena-mena.

Kekerasan Kartini tertuang dalam tulisan-tulisan yang membangkitkan kesadaran banyak orang. Karyanya "Habis Gelap, Terbitlah Terang", mengehembuskan angin kedamaian bagi semua perempuan. Apakah realitas kekerasan yang ada berhenti setelah Kartini membuka aib yang melanda hidup para wanita? Rasa-rasanya menghina sejarah jika mengatakan tidak ada lagi perbuatan yang melengserkan martabat dan kedudukan manusia.

Kampanye Hitam dalam dilema Masyarakat "Umum" dan "Khusus"

Dari masa Kartini, Indonesia tetap Indonesia. Semangat yang sama tetap ada. Upacara mengenang berbagai macam rekam jejak pahlawan bangsa tetap diperingati. Seruan akan pentingnya kesamaan hak dan kewajiban tetap diutamakan. Tidak ada yang berubah dari wajah Indonesia yang sering disapa manja "Ibu Pertiwi" ini.

Keteraturan yang ada, saat ini mengalami pergulatan. Dalam situasi politik berbagai isu diperdengarkan. Akhir-akhir ini persoalan utama yang marak diberitakan media sosial adalah kampanye hitam. Pertanyaannya, ada apa dengan kampanye hitam?

Kampanye hitam masih menjadi senjata yang menakutkan di negara Indonesia. Mengapa menakutkan? Masyarakat dibuat takut dalam rasa yang akut. Kampanye hitam menggelapkan sebuah realitas yang nyata.

Mata rakyat seperti dibuat gelap agar menjadi kabur dalam memahami sesuatu. Mereka tidak mampu melihat secara "telanjang" dan memutuskan sesuatu secara bebas. Gelap telah menguasai tanpa pernah dikuasai oleh masyarakat.

Mengapa ada kampanye hitam? Kita semua memiliki alasan tersendiri berkaitan dengan pertanyaan ini. Sejauh tidak mengaburkan pemahaman pribadi tentang kampanye hitam, bisa direfleksikan secara kritis perihal berkembangnya kampanye hitam.

Tendensi munculnya kampanye hitam terjadi pada saat pesta demokrasi. Pikiran kita digiring ke arah ini. Satu hal yang pasti, ada unsur politis di dalamnya.

Jika kampanye hitam muncul dalam suasana politik, siapa aktor di balik semua ini? Kita tidak bisa menaruh duga tanpa sebuah realitas yang nyata. Ada praduga namun tidak mutlak. Selagi masih praduga, tentu kebenaran masih diragukan. Inilah praduga yang muncul dalam pikiran masyarakat pada umumnya.

Lalu, bagaimana dengan masyarakat pada khususnya? Siapakah mereka yang dinamakan masyarakat khusus?

Slide yang ditampilkan salah satu nara sumber saat diskusi bertema. (Kompas/Heru Sri Kumoro)
Slide yang ditampilkan salah satu nara sumber saat diskusi bertema. (Kompas/Heru Sri Kumoro)
Negara kita sedang dalam pesta demokrasi. Pesta ini bukan semacam sebuah acara ulang tahun atau acara reunian yang bernada santai. Masyarakat khusus yang dimaksud adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam pesta demokrasi bangsa ini. Mereka dianggap memiliki kemampuan mengurus bangsa sesuai dengan kapasitas, kompetensi dan motivasi yang tulus untuk mempimpin.

Perlu dilihat bahwa pesta demokrasi adalah sebuah pertarungan dalam gelanggang luas yang mencakup koridor hukum di dalamnya. Sekali lagi, ini bukan sebuah pesta biasa. 

Ini sebuah pertarungan yang luar biasa. Masyarakat khusus adalah anak-anak negeri yang berkesempatan mengurus struktur kehidupan di bumi Indonesia ini.  

Penamaan masyarakat khusus dan umum bukanlah dualisme publik. Tidak sama sekali. Ini bukan sebuah bentuk diskriminasi sosial terhadap masyarakat. Ingat, semua orang bebas berdemokrasi. 

Siapa pun bisa terlibat dalam pesta ini. Hanya saja ada batasan di dalamnya. Ada syarat yang harus dipenuhi. Ketika mampu memenuhi syarat, semua orang bebas masuk, bermain dan terlibat dalam politik.

Masyarakat khusus memiliki tanggung jawab yang besar bagi bangsa Indonesia. Apa tanggungjawab mereka? Semangat putra-putri bangsa melibatkan diri dalam struktur kebangsaan Indonesia, diharapkan mampu mengukir sebuah peradaban manusia yang baik.

Kualitas mereka kiranya mampu membawa bangsa Indonesia menuju cita-cita bersama. Masyarakat Indonesia ingin merasakan buah karya mereka secara nyata. Dalam hal ini, keterlibatan mereka tidak terlepas dari tanggung jawab moral yang besar. Semangat dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat harus dijunjung tinggi. Jika tidak demikian, semua akan kembali ke gelapnya bangsa kita sebelum Kartini menyalakan pelita perjuangan.

Stop menjadi Dalang Kampanye Hitam

Kampanye hitam bak "pribadi misterius" yang menakutkan. Siapa saja yang terlibat dalam politik pasti merasa risih dengan adanya kampanye hitam. 

Tidak ada satu pihak pun yang diuntungkan ketika kampanye hitam dilakukan. Hal ini mengandaikan bahwa pihak yang bertarung bukanlah sosok di balik kampanye hitam tersebut.

Jika pihak yang bertarung dalam politik menjadi penggerak kampanye hitam, kualitas manusiawinya patut digarisbawahi dan diberi tinta merah. Dia berpolitik licik dengan tujuan menjatuhkan pihak lain.

Setiap orang yang terlibat dalam politik memiliki strategi khusus untuk menang. Namun, menang dengan cara menyerang pribadi lain adalah sebuah bentuk kekolotan berpolitik. 

Sebagaimana dikatakan sebelumnya, mereka yang terlibat dalam politik memiliki kemampuan mengurus bangsa sesuai dengan kapasitas, kompetensi dan motivasi yang tulus untuk mempimpin. Jika berpolitik hanya untuk mendapat legitimasi berada di kursi empuk, mundurlah dan jangan merusak mutu hidup bangsa Indonesia.

Ada harapan dari masyarakat agar kampanye hitam tidak dipelopori oleh para politisi untuk mendapat kekuasaan. Jika ada pihak ketiga menebarkan kampanye hitam, masyarakat dan politisi bisa memeranginya secara bersama.

"Katakan tidak pada Kampanye Hitam". Politisi dan masyarakat bergandengan tangan dalam semangat yang sama untuk memerangi dan menerangi kegelapan bangsa dari kampanye hitam. Ingat, kita memiliki sekian ratus juta Kartini masa kini yang siap memberantas pelaku kampanye hitam.

Kita baru bisa memberantas kampanye hitam saat noda hitam dalam diri dibersihkan. Keinginan untuk menang selalu ada. Kecendrungan ini selalu memunculkan kepicikan dan kelicikan untuk berkampanye hitam. 

Harapannya, tinggalkan kampanye hitam, kenakan kampanye damai dalam bertarung sebagaimana Kartini menerbitkan cahaya bagi bangsa Indonesia.

Jika ada pihak ketiga, kita lawan bersama-sama. Harapannya kita tidak menjadi pribadi pihak ketiga yang akan kita lawan. Jangan ada dusta di antara kita. 

Strategi kita semoga tidak menikam diri sendiri. Caranya mudah, tanggal dan tinggalkan keinginan tunggal untuk menggunakan cara-cara yang tidak sportif dalam berpolitik sehingga tidak ada yang menjadi tumbal. Apakah ini susah? Jika susah sadar diri. Jika mudah siap diri.

Bangsa Indonesia masih butuh pelita untuk berjalan dalam sukacita
Jika tak mampu membawa damai biarlah negeri cinta tersemai
Tebarlah kasih untuk hidup bukan hidup untuk basah-basih

Jangan nodai perahu Indonesia dengan perbuatan yang sia-sia
Saat Kartini menjadi terang engkau akan tahu siapa 'kan menang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun