Mohon tunggu...
Hendrikus Atagoran
Hendrikus Atagoran Mohon Tunggu... -

Saya adalah karyawan swasta yang giat dalam pergerakan melawan ketidakadilan khususnya wilaya Indonesia Timur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Caleg-caleg "Bergelantungan" di Pohon

27 Februari 2014   20:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

OPINI

CALEG-CALEG “BERGELANTUNGAN” DI POHON

Dari judul di atas, saya tidak bermaksud untuk melecehkan atau pun menyudutkan para caleg. Namun ini adalah pemandangan lumrah di saat menjelang pesat demokrasi. Di berbagai susut kota, hingga ke pelosok, kita selelau dan pasti menemukan baliho, spanduk, atau apaun namanya terpampang dengan begitu indahnya. Di sana ada gambar atau foto para caleg, dilengkapi dengan janji-janji politknya yang belum tentu dipenuhi ketika diakomodir nantinya. Terlepas dari semuanya itu, apakah pernah mereka bertanya ketika baliho, spanduk, atau lain-lainnya yang bermaksud untuk mensosialisasi diri terpampang di pepohonan dan bahkan pohon-pohon yang berada jauh dari pusat keramaian.

Kadang saya bertanya dalam hati, manusia (caleg) apakah tidak berpikir bahwa yang mereka lakukan atau yang dilakukan oleh tim sukses adalah sebuah bentuk perampasan. Perampasan yang dimaksud adalah merampas habitat makhluk hidup lainnya, dalam hal kebebasan terbang untuk burung, kebebasan bergelantung an untuk monyet, kebebasan terbang untuk untuk kupu-kupu, dan berbagai kebebasan makhluk hidup lainnya. Pemikiran ini mungkin terlalu jauh namun perlu menjadi bahan refleksi bersama khususnya para caleg, agar mampu menempatkan perangkat sosialisasi diri pada tempat dan ruang yang wajar.

Dalam judul dikatakan bahwa para caleg bergelantungan di pohon, hendaklah diartikan secara fleksibel. Baliho, spanduk, dan sarana atau media lainnya selalu berisi slogan-slogan, janji, dan foto para caleg yang bersangkutan. Terlepas dari apakah janji dan program itu riil dari para pribadi yang bersangkutan, tetapi yang terpampang adalah representasi dari para caleg yang berusaha merebut hati konstituen. Baliho, spanduk, stiker, yang didesain menarik dengan tulisan dan janji yang menggiurkan adalah salah satu upaya untuk mempengaruhi masyarakat untuk melupakan sisi lain dari para caleg. Diakui bahwa masih ada caleg juga yang berhati nurani dan bernilai, serta mamp[u menjawab sedikit dari banyak persoalan yang dihadapi masyarakatnya.

Bagi saya baliho, spanduk, stiker adalah salah satu bentuk pembohongan yang dilakukan jika yang terjadi adalah caleg yang bersangkutan tidak mampu dan bahkan tidak memiliki keinginan yang kuat untuk merealisasikan semua janjinya yang tertuang dalam baliho, spanduk, atau stiker. Selain itu, media sosialisasi diri yang bergelantungan di habibat makhluk hidup lain ini pun juga menunjukan tidak beraninya seorang caleg apalagi yang berstatus sebagai incumbent untuk mempertanggungjawabkan kepercayaan yang diberikanmasyarakat selama lima tahun. Akan ada banyak persepsi yang berkembang ketika melihat dsain stiker, baliho, spanduk yang begitu menarik namun berbanding terbalik dengan kelakuan para caleg.

Menjadi elok ketika para caleg menunjukan diri sebagai pribadi yang berani mempertanggungjawabkan komtimennya kepada masyarakat secara langsung, ketimbang hanya menitipkan kartu nama, stiker, baliho, atau pun spanduk kepada tim suksesnya untuk dipasang di habibat para bintang dan makhluk hidup lainnya. Masyarakat akan buntu dalam mencari tau lebih mendalam dan tidak berkesempatan menguji komitmen dari para caleg. Fenomena titip menitip stiker, spanduk, baliho, dan media lainnya tanpa ada tatap muka langsung dari caleg yang bersangkutan bagi saya adalah sebuah tindakan yang harus dihentikan. Seharusnya adalah tulisan dan janji muluk yang tertera di berbagai macam media ini, dipertanggungjawabkan kepada publik agar tidak hanya menjadi slogan, tetapi dapat dijadikan mimpi bersama dalame memperjuangkan realisasinya.

Sebenarnya persoalan caleg-caleg “bergelantungan” di pohon adalah persoalan kecil yang mungkin luput dari pantauan. Namun ini adalah fenomena yang terjadi yang seharusnya diakhiri. Karena yang dlakukan baik secara langsung atau pun tidak langsung sudah pemasangan baliho, poster, spanduk di pohon-pohon jelas merusak lingkungan. Tidak jarang pula terjadi, pohon-pohon yang seharusnya dirawat dan dilindungi mati karena selalu dilukai dengan paku-paku setiap tahunnya.

Andri Atagoran

Salemba Tengah VII No 36

081316964029

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun