Adalah kepingan-kepingan dosa yang menyatu menjadi aku. Di sela panggilan Tuhan aku tengah menyusun kepingan itu. Tak hirau seberapa sulit nanti kepingan itu dihancurkan. Pun tak acuh dengan panggilan Tuhan di sana sini. Sibuk dengan kepingan tak lengkap menjadi badan. Dan kamu tak tahu itu. Aku sebenarnya adalah aib, yang selalu dipuji. Tuhan terlalu baik menutupi kepingan dosa struktur badanku. Menampakkan saja bahwa aku adalah diri yang pantas dipuji. Hanya Tuhan yang tahu itu. Langit, malam, siang, malaikat, tanah yang ku injak, udara yang aku hembus, aku tahu sangat tak ridha dengan diriku yang hanya kepingan-kepingan dosa dan ditampakkan Tuhan sebagai makhluk mulia. Dan hingga saat ini pun kamu juga belum tahu. Kepingan dosa itu kembali aku tempelkan di organku. Betapa aku tak punya malu kepada Tuhan yang sudah mengizinkan makhluknya memujiku. Aku malu setelahnya. Namun betapa aku tak punya kuasa mengelupaskan kepingan-kepingan dosa dari badanku.
