Program for International Student Assessment (PISA) adalah studi yang diinisiasi oleh OECD, yang mana setiap tiga tahun sekali siswa berumur 15 tahun akan mengikuti tes untuk mengukur kemampuan para siswa di bidang literasi, numerasi, dan sains. Siswa dipilih secara acak yang akan mewakili negara peserta PISA.Â
Berdasarkan hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) 2022, Pendidikan di Indonesia berada pada urutan 66 dari 81 negara, naik lima tingkat dari tahun sebelumnya. Bantuan teknologi berperan penting dengan naiknya peringkat Indonesia. Namun, Indonesia masih memiliki masalah umum terkait pendidikan yang sering kita jumpai, yaitu:
a. besarnya persentase siswa berprestasi rendah,Â
b. tingginya persentase siswa mengulang kelas, dan
c. tingginya ketidakhadiran siswa di kelas.
Hal semacam ini perlu penanganan yang tepat agar tidak terus terulang pada generasi selanjutnya. Apalagi, saat ini kita hidup berdampingan dengan kecanggihan teknologi. Jangan sampai teknologi disalahgunakan karena kurangnya kesadaran dan pendidikan.
Kualitas pembelajaran di Indonesia belum cukup baik, terutama di bidang literasi. Dilansir dari suarasurabaya.net, Dewan Pengarah Aliansi Penyelenggara Pendidikan Indonesia mengatakan bahwa jika literasi bisa diatasi, boleh jadi numerasinya akan terbantu karena soal-soal tes PISA dominan adalah soal cerita. Â
Lalu, adakah cara untuk meningkatkan literasi siswa di era digital sekarang ini? Simak caranya!
1. Memperkenalkan Teknologi Kepada Siswa
Langkah awal dalam meningkatkan literasi siswa di era digital ini adalah memperkenalkan teknologi. Hal ini perlu dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan. Memperkenalkan media digital sebagai sarana untuk literasi juga harus dibarengi dengan mengajarkan etika dalam memanfaatkan media digital. Hal ini bertujuan agar siswa mampu memilah dan memilih informasi yang tersebar luas dan mencegah terjadinya penyebaran informasi hoax.
2. Mendorong dan Membiasakan Siswa Menggunakan Media Digital
Di sekolah, siswa dapat dibiasakan menggunakan media digital dalam pembelajaran. Guru dapat maenggunakan media digital sebagai media ajar untuk membantu siswa memahami konsep-konsep yang rumit dan sulit dipahami apabila hanya dijelaskan dengan metode ceramah atau membaca buku fisik saja. Guru dapat memanfaatkan media digital yang interaktif, seperti gambar dan video pembelajaran, permainan edukatif, dan animasi. Setelah itu, guru dapat memberikan latihan kepada siswa secara online melalui aplikasi seperti Quizzziz yang dapat meningkatkan minat belajar siswa.
3. Menggunakan Aplikasi Pembelajaran
Semakin dekat teknologi dengan siswa, maka akan semakin jarang buku fisik dibuka. Hal ini sudah tidak asing dikalangan pelajar. Karenanya, aplikasi pembelajaran yang dapat menyimpan tautan berisi materi pembelajaran baik dari guru maupun situs online diperlukan. Guru dapat menggunakan aplikasi Google Classroom untuk memberikan tautan materi pembelajaran, baik berupa video, e-book, maupun sebagai forum pengumpulan tugas dan diskusi.Â