Mohon tunggu...
Asyer Arwadi Bulan
Asyer Arwadi Bulan Mohon Tunggu... Hamba Tuhan

Terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jejak Iman di Pagi yang Mendung: Pertemuan dengan Guru dari Tanah NTT

16 Oktober 2025   21:40 Diperbarui: 16 Oktober 2025   21:48 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama dengan Bapak Alexander Liunima. (Sumber Gambar: DOKPRI: Asyer)

Pagi hari ini, 16 Oktober 2025, langit sedikit mendung ketika penulis berjumpa dengan seorang bapak yang wajahnya terasa begitu familiar dari roman mukanya. Penulis seolah menangkap bayangan masa lalu yang berkaitan dengan orang tua penulis.

Setelah menyapa dan berbincang sejenak, terungkaplah bahwa nama beliau adalah Bapak Alexander Liunima, seorang guru asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Beliau merupakan guru angkatan tahun 1977, sama seperti orang tua penulis yang juga datang ke Kalimantan Barat sebagai tenaga pendidik pada masa itu.

Yang membuat pertemuan ini terasa istimewa adalah kenyataan bahwa keduanya ternyata menempuh pendidikan di tempat yang sama, yaitu SPG Kristen Kupang. Bedanya, orang tua penulis berada di kelas A, sementara Pak Alexander di kelas B.

Beliau masih mengingat salah satu sahabat dari orang tua penulis, yaitu Yane Dethan, sosok yang juga disebut dalam tulisan berjudul "Persahabatan dan Pembelajaran di SPG Kristen Kupang." Beliau bercerita bahwa Bu Yane Dethan melanjutkan studi sebagai Hamba Tuhan, sedang mereka menjadi tenaga pendidik di Kalimantan Barat.

Penulis percaya bahwa perjumpaan kali ini bukanlah kebetulan, melainkan bagian dari rencana Tuhan yang indah. Dalam perbincangan singkat tersebut, banyak sekali nasihat berharga yang penulis terima, terutama tentang kehidupan rohani yaitu iman kepada Yesus Kristus.

Dengan penuh ketulusan, Pak Alexander berpesan agar penulis tetap setia kepada Kristus sampai akhir kesudahan, apa pun tantangan dan keadaan yang dihadapi.

Beliau kemudian bercerita tentang masa awal pengabdiannya sebagai guru di Kalimantan Barat. Saat pertama kali datang, beliau ditempatkan di Kampung Belimbing, yang kala itu masih masuk wilayah Kabupaten Sintang dan kini menjadi bagian dari Kabupaten Melawi.

Di sana, beliau hidup berdampingan dengan masyarakat yang sebagian besar belum mengenal Yesus Kristus. Namun, di tengah perbedaan itu, beliau tetap teguh dalam iman, menjadi saksi hidup tentang kasih dan kesetiaan Tuhan melalui pelayanan dan teladan hidup sehari-hari.

Selain berbagi tentang iman, beliau juga menasihati penulis mengenai pentingnya menjaga kesehatan dengan berolahraga. Penuh dengan semangat, Pak Alexander menekankan pentingnya berolahraga secara rutin agar tubuh tetap bugar hingga usia lanjut.

Beliau lahir pada Agustus 1956, seusia dengan orang tua penulis, namun masih tampak segar dan bersemangat. Setiap pagi, beliau rutin berjalan kaki selama setidaknya satu jam, imbuhnya, ini kebiasaan sederhana yang ternyata menjadi kunci kesehatannya beliau hingga kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun