Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Jokowi Disenter Bola, Siapakah yang Bertanggung jawab

4 Oktober 2022   19:03 Diperbarui: 4 Oktober 2022   19:06 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Design Asof12/Ilustrasi

Memasuki periode kepemimpinannya yang kedua, presiden Jokowi, disenter bola dari Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Mungkin mengalami lebam dibagian wajah politik dan kekuasaannya. Sebelumnya, presiden jokowi pun sempat terkena tamparan relatif keras dari eks Kadiv Propam Polri, Ferdi Sambo, dan Hakim OTT oleh KPK. 

Pasca bergulirnya reformasi kehidupan berbangsa dan bernegara relatif semakin tak jelas arahnya. Apakah gerakan reformasi hanya sebatas (keinginan) pergantian kepemimpinan ansich. Sementara mentalitas kepemimpinannya relatif lemah dan tidak karakter. Atau meminjam istilahnya, presiden Gus Dur,  " Reformasi yang tidak reformatif ". 

Suatu reformasi diatas permukaan, dan tidak sampai menyentuh kepada bagian didalamnya, mentalitas kebangsaan. Wawasan kebangsaan menguap entah kemana, setelah kapitalis dan oligarkis mengangkangi kehidupan berdemokrasi dinegara tercinta, Indonesia. 

BOLA AIR MATA

Tak ada benda mati dialam semesta ini. Kalau ada pelajaran penggolongan pengolongan, seperti benda hidup dan benda mati adalah suatu obsesi dari para ilmuwan-ilmu pengetahuan dan teknologi. Setiap benda (yang dikatakan mati) diyakini memiliki kekuatan magis dan pengaruh terhadap kehidupan manusia. Bahkan mampu mengendalikan kehidupan kita manusia sebagai individu maupun kelompok, sebut saja mata uang.

Mata uang adalah masuk kedalam katagori benda mati. Tetapi siapa yang berani mengatakan, bahwa mata uang tidak mempengaruhi kehidupan kita manusia diseluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Jika kita pengen mengetahui lebih jauh lagi, maka kita bisa mengunjungi seni pertunjukan, teater. Diruang panggung itu, akan diketemukan sejumlah benda benda properti. Dan setiap benda mati itu, memiliki makna, pesan, atau citra dalam pertunjukan. 

Suatu hari, seorang anak kecil menendang bola dijalan umum, dan mengenai orang dewasa. Reflek, orang dewasa itu pun menghampiri anak kecil dan memarahinya. Dan hal itu, dipicu oleh si kulit bundar, bola. Kulit bundar (bola) itu tidaklah lahir dengan sendirinya, melainkan telah lahir peristiwa sebelumnya, yakni permainan sepakbola. 

Dalam permainan itu ada peraturan yang harus diikuti dan dijalani secara bersama sama, baik oleh wasit maupun pemain, serta bagi para pendukung (suporters) kesebelasannya, agar permainan dapat berjalan lancar dan sportif. Kartu kuning dan kartu merah merupakan senjata bagi para pemimpin pertandingan, wasit untuk menghukum para pemain sepakbola yang dianggap telah melakukan pelanggaran peraturan yang telah disepakati. 

Namun demikian, pemimpin pertandingan atau wasit  (terkadang) tidak menunjukkan sikap fairplay nya. Memihak pemain atau kesebelasan lain secara subyektif, sehingga acap kali melahirkan kekecewaan dan mengakibatkan tindakan kekerasan fisik terhadap wasit, antar pemain, dan bahkan antar pendukung kesebelasan. Korban luka dan meninggal dunia pun acapkali menghiasi wajah persepakbolaan didunia, tak terkecuali di Indonesia. 

Tragedi persepakbolaan ditanah air, terutama di Stadion Kanjaruhan, malang, Jawa Timur, yang mengakibatkan korban meninggal dunia lebih dari seratus orang dan yang menderita luka luka, telah memantik simpatik warga dunia, termasuk pemimpin Vatikan, di Roma. Bahkan liga kesebelasan Spanyol pun sempat mengheningkan cipta dilapangan sepakbola atas tragedi di Kanjaruhan, Kota Malang, Jawa Timur itu. Siapakah yang harus bertanggung jawab atas peristiwa tersebut ? Peristiwa paling kelam dan mematikan dalam sejarah persepakbolaan didunia, setelah negara Peru, yang mengakibatkan tiga ratus lebih meninggal dunia.

Menurut para saksi peristiwa kejadian, bahwa penyebab lahirnya banyak korban luka luka dan meninggal dunia didalam Stadion Kanjaruhan, Malang, Jawa Timur itu, diduga akibat semburan gas air mata yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Semburan gas air mata itu telah membuat penonton berhamburan mencari jalan keluar, sehingga berdesakan desakan kehabisan nafas, dan pingsan. Bahkan ada yang terinjak injak oleh sesama penonton, lantaran pengen menyelamatkan dari semburan gas air mata.

Perih. Sangat perih rasanya dimata. Mata seperti disiram air cabai. Rasanya akan mengalami cacat penglihatan. Begitulah yang saya rasakan, saat menyaksikan kegiatan demonstrasi didepan kantor KPU, Jakarta. Padahal sembuan gas air mata itu, telah berlangsung beberapa jam, namun sisa sisa cairan kimia yang menguap itu masih dapat dirasakan dimata. Dan salah seorang diantaranya, memberikan pasta gigi (odol) agar dioleskan dibagian atas mata. 

Di Stadion olahraga sepakbola Kanjaruhan itu bukanlah aksi demonstrasi massa politik dan kekuasaan. Namun mereka adalah para penonton sepakbola yang memberikan dukungan kepada kesebelasan yang dicintainya. Haruskah mereka diperlakukan  sama seperti yang dilakukan terhadap aksi massa demonstrasi untuk memecah atau membubarkan dengan cara menyemprotkan gas air mata yang dapat mengakibatkan (luka) serius pada penglihatan-mata. 

Bukankah pihak FIFA sudah membuat aturan mengenai pelarangan penggunaan gas air mata ? Lalu siapakah yang harus bertanggung jawab atas tewasnya anak anak negeri di Stadion Kanjaruhan, Malang, Jawa Timur itu ?  

Bola Kanjaruhan itu telah menyenter keras kepala (seorang) presiden Jokowi. Siapakah yang harus bertanggung jawab? Siapakah.....?

Haruskah mencari Kambing hitam kembali?  Atau saling mencuci tangan atas peristiwa yang mematikan itu ? 

Apa kata dunia? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun