Mohon tunggu...
Aswar M. Djulaifah
Aswar M. Djulaifah Mohon Tunggu... -

Belajar menulis dan memulung kata. Pengajar di Bintang Pelajar Kota Wisata Cibubur Cileungsi. Mari berbagi kata Hp 085341131191

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Budaya Membaca dan Masyarakat Kita

15 Februari 2014   20:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:47 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan manusia sealu diwarnai dengan dua hal besar yakni kebiasaan berbicara, bercerita, ngobrol, atau dalam bahasa ngawur, berceloteh dan kebiasaan membaca. Nah, mana dari dua hal ini yang sangat penting bagi kehidupan manusia? Keduanya tentu penting, namun bila kita harus memilih, saya sendiri lebih memilih membaca daripada banyak bicara. Banyak membanyak jelas pengaruhnya positif, sebaliknya banyak bicara pengaruhnya banyak negatif, walau positif juga ada, tentunya.

Kecintaan terhadap membaca tidak bisa lepas dari kehidupan seseorang yang ingin menjadi besar. Proses itu (suka membaca) bermula dari kecil, ketika seseorang sering bersentuhan dengan bahan bacaan maka proses itu terus bergulir hingga dewasa dan membentuk karakter lalu menjadi kebiasaan.

Orang yang gemar membaca memiliki wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan manusia pada umumnya. Mengapa? Sebab asupan informasi berupa ilmu-ilmu baru dari dunia luar selalu mereka temukan dan mereka pelajari dari bahan bacaan yang mereka nikmati.

Apa Anda suka membaca? Ya, semoga saja. Berkaitan dengan membaca, saya rasa kita sudah sangat ketinggalan dengan bangsa Jepang yang begitu popuer dengan budaya baca masyarakatnya. Di Jepang, kita akan sangat mudah melihat pemandangan orang-orang membaca di atas kendaraan umum, di halte, atau di tempat-tempat umum lainnya. Sangat berbeda suasnanya di negeri kita, apalagi di Jakarta.

Patut kita renungkan betapa malasnya masyarakat kita membaca. Bila pun ada yang suka membaca sampai menjadi kutu buku, bilangan itu tidak seberapa. Sebut saja akademisi, pelajar, mahasiswa, guru, dosen, ilmuwan atau profesi sejenisnya tidak sulit kita temukan mereka dengan hobinya erhadap bacaan. Sisanya? Para petani, buruh, atau masyarakat bawah, ata mungkin ada juga kelas atas yang sangat malas bersentuhan dengan buku. Apakah mereka suka membaca? Entahlah, tulisan ini tidak saya buat untuk memberi jawaban argumentatif.

Tengoklah di halte-halte bus, berapa lamamasyarakat kita menunggu danbanyak orang dari mereka yang memanfaatkan waktu dengan membaca? Di stasiun kereta, berapa banyak yang menanti dengan membaca? Miris, sangat sulit kita temukan, bahkan mungkin tidak ada. Bagaimana dengan di bandara saat menunggu keberangkatan pesawat? Waduh, parah, masyarakat kita lebih senang mengambil gambar, bercerita, berceloteh, atau sekadar mendengarkan musik daripada membaca. Benar-benar ketinggalan jauh kita dibanding negara-negara maju.

Satu pengalaman kecil, ketika saya berada di ruang tunggu menanti keberangkatan dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Soekarno Hatta Jakarta, beberapa orang bule sedang asyik membaca buku. Bahkan bukunya bukan ukuran biasa, alias tebal. Pemandangan seperti itu tidak langka bagi para pendatang. Salut. Bagaimana dengan para penunggu lain, orang yang ada di sekitarnya? Wah, kebanyakan sedang main ponsel, teleponan, sibuk ngobrol, de el el. Ya, itulah Indonesia, bangsa kita tercinta. Budaya kita adalah budaya banyak ngomong bukan budaya banyak baca. Dampaknya, bangsa kita selalu punya generasi yang menelurkan jago debat dan jago demo, bukan ilmuwan..

Padahala, sudah bukan rahasia, membaca membuat kita lebih kaya dengan ilmu pengetahuan. Sumber-sumber ilmu dapat ditelusuri dari buku dan literatur semacamnya. Dengan membiasakan membaca maka akan lebih bermanfaatlah waktu yang kita miliki. Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang sebab banyak membaca berarti banyak harta yang kita tabung.

Kebiasaan membaca memang tidak lepas dari keinginan seseroang untuk maju. Orang yang ingin sukses menjadikan kegiatan membaca sebagai salah satu menu harian. Dengan membaca maka akan semakin sehatlah pikiran. Namun demikian, kecintaan terhadap kegiatan membaca tentu tidak serta merta diperoleh. Hal itu bermula dari kesadaran. Kesadaran untuk maju. Kesadaran tentang arti dan pentingnya membaca bagi keberlangsungan hidup kita dan hidup anak-anak generasi bangsa.

Semoga, kita lebih sadar bahwa membaca itu penting. Dengan membiasakan diri membaca, maka akan lebih cerdaslah kita, insya ALLAH. Mari budayakan membaca!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun