Mohon tunggu...
ASWAN NASUTION
ASWAN NASUTION Mohon Tunggu... Kontributor Tetap

Menulis adalah bekerja untuk keabadian” Horas...Horas ..Horas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Universitas Syiah - Kuala ( USK ) Jantong Hatee Rakyat Aceh.

4 September 2025   17:44 Diperbarui: 4 September 2025   17:44 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu DarussalamInput Keterangan & Sumber Gambar (Contoh: Foto Langit Malam (Sumber: Freepik/Kredit Foto))

Universitas Syiah Kuala (USK) adalah perguruan tinggi negeri tertua di Aceh. Berdiri pada tanggal 2 September 1961 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 11 tahun 1961, tanggal 21 Juli 1961. Pendirian USK dikukuhkan dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia, nomor 161 tahun 1962, tanggal 24 April 1962 di Kopelma Darussalam, Banda Aceh. USK berkedudukan di Ibukota Provinsi Aceh dengan kampus utama terletak di Kota Pelajar Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh. Saat ini, Unsyiah memiliki lebih dari 30.000 orang mahasiswa yang menuntut ilmu di 12 Fakultas dan Program Paska Sarjana. Sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi, USK memiliki fungsi yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik untuk kebutuhan lokal, nasional maupun regional. Sebagai universitas Jantung Hati Rakyat Aceh yang mengutamakan mutu, Unsyiah mengintegrasikan nilai-nilai universal, nasional, dan lokal untuk melahirkan sumberdaya manusia yang memiliki keselarasan dalam antara IPTEK dan IMTAQ. Keseimbangan diantara keduanya menjadi komponen utama dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, berbudi pekerti, menjunjung tinggi etika, estetika serta berakhlak mulia.

Pada saat ini USK di Pimpin oleh Prof. Dr. Ir. Marwan sebagai Rektor , Prof.Dr.Ir. Agussabti, M.Si., IPU Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan, Prof. Dr. Mustanir, M.Sc. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan dan Prof. Dr. Ir. Taufiq S., M.Eng., IPU ,Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kemitraan, dan Bisnis

Tsunami 2004 tak hanya meruntuhkan bangunan, tapi juga mengubur harapan. Saat air surut, Aceh tinggal puing. Namun, di tengah kehancuran itu, ada satu bangunan yang tak menyerah pada takdir: Universitas Syiah Kuala (USK). Kampus ini, yang seharusnya menjadi menara gading ilmu, berubah fungsi menjadi pusat perjuangan hidup. Mahasiswa, dosen, dan staf bergotong royong mengubah ruang kuliah menjadi posko pengungsian, dapur umum, dan pusat medis darurat. Mereka tak hanya menyumbangkan tenaga, tetapi juga ilmu. Para insinyur mendesain ulang tata kota, psikolog membantu memulihkan trauma, dan ahli pertanian membantu petani menata kembali sawahnya. USK tidak menunggu bantuan datang; mereka menjadi bantuan itu sendiri. Dari balik tembok-tembok yang retak, lahirlah proyek-proyek rekonstruksi yang dipimpin oleh para akademisi dan mahasiswa. Mereka adalah para pahlawan yang bangkit dari air mata, membangun kembali bukan hanya infrastruktur, tetapi juga semangat masyarakat Aceh yang sempat hilang.

Jika tsunami adalah ujian fisik, konflik adalah ujian mental yang berkepanjangan. Setelah perjanjian damai, Aceh membutuhkan sosok-sosok visioner yang mampu menjahit kembali masa depan yang koyak. Di sinilah USK mengambil peran strategis. Kampus ini menjadi "pabrik" pemimpin dan profesional yang siap membangun Aceh dari dalam. Usai badai konflik dan tsunami yang meruntuhkan fisik dan mental, Aceh membutuhkan lebih dari sekadar bantuan darurat. Ia butuh fondasi peradaban yang kuat, sebuah landasan yang kokoh agar bisa bangkit mandiri. Di titik inilah, peran strategis Universitas Syiah Kuala (USK) mulai terlihat. Kampus ini tidak lagi sekadar menara gading tempat teori-teori dipelajari, melainkan sebuah pabrik intelektual yang mencetak arsitek peradaban Aceh.

USK menjadi rahim bagi talenta lokal. Setiap tahun, ribuan mahasiswa yang berasal dari berbagai pelosok Aceh, dari kota hingga desa terpencil, digembleng bukan hanya dengan ilmu, tetapi juga dengan semangat kepemimpinan dan pengabdian. Kurikulumnya dirancang tidak hanya untuk menghasilkan sarjana, tetapi juga solusionis yang peka terhadap masalah-masalah lokal. Mereka adalah ahli-ahli masa depan di berbagai sektor, mulai dari pertanian, perikanan, hingga teknologi dan kesehatan.

Lulusan USK kemudian tersebar di seluruh penjuru Aceh, menjadi agen-agen perubahan yang bekerja dari dalam. Para insinyur alumni USK kini memimpin proyek-proyek infrastruktur yang vital, para ekonom muda mengembangkan UMKM untuk menggerakkan roda ekonomi, dan para dokter mengabdi hingga ke daerah-daerah terisolasi. Mereka adalah cerminan dari peran USK yang melampaui batas-batas kampus. Setiap alumni adalah bukti nyata bahwa USK tidak hanya mencetak ijazah, tetapi juga membentuk karakter yang berdedikasi untuk memajukan daerahnya. Dengan setiap angkatan baru, USK terus menjahit masa depan Aceh, selembar demi selembar. Ia membangun kapasitas sumber daya manusia yang akan memastikan bahwa kebangkitan Aceh adalah proses yang berkelanjutan, bukan sekadar cerita masa lalu. Setiap tahun, USK melahirkan ribuan lulusan yang tersebar di berbagai sektor. Mereka bukan sekadar pencari kerja, tetapi juga agen perubahan. Para dokter alumni USK mengabdi hingga ke pelosok desa, insinyur-insinyur menggerakkan proyek pembangunan, dan ekonom-ekonom muda mendirikan usaha yang membuka lapangan pekerjaan. Sumbangan non-finansial dari alumni juga sangat berharga. Bentuk kontribusi ini mencakup: Alumni berfungsi sebagai jembatan antara kampus dan dunia kerja. Mereka dapat membuka pintu bagi mahasiswa melalui program magang, rekrutmen, dan peluang kerja. Jaringan ini sangat krusial dalam membantu lulusan USK memasuki dunia profesional. Alumni sering kembali ke kampus untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka melalui seminar, lokakarya, atau program mentoring. Mereka memberikan wawasan praktis tentang tantangan dan peluang di industri, membantu mahasiswa mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Secara keseluruhan, perjalanan USK telah menunjukkan dedikasi yang kuat dalam mencetak sumber daya manusia unggul dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Diharapkan USK akan terus relevan dan adaptif di era digital ini. Dengan semangat keilmuan dan pengabdian, USK akan terus menjadi pilar utama dalam pembangunan Aceh, melahirkan generasi penerus yang berintegritas dan siap menghadapi tantangan global Kesimpulannya, USK tetap menjadi institusi pendidikan tinggi yang vital di wilayahnya, dengan potensi besar untuk terus berkembang dan berkontribusi pada skala yang lebih luas."

TEKAD BULAT MELAHIRKAN PERBUATAN JANG NJATA. DARUSSALAM MENUDJU KEPADA PELAKSANAAN TJITA2."

Kopelma ( Kota Pelajar dan Mahasiswa  ) Darussalam pada tanggal 2 September 1959, ttd Ir Soekarno

Horas Hubanta Haganupan.

Horas ...Horas ... Horas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun