Mohon tunggu...
ASWAN NASUTION
ASWAN NASUTION Mohon Tunggu... Kontributor Tetap

Menulis adalah bekerja untuk keabadian” Horas...Horas ..Horas

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Bangunan Tua Khas Belanda yang Tersisa di Serbelawan ni Huta

31 Juli 2025   08:11 Diperbarui: 31 Juli 2025   20:02 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serbelawan ni Huta memang memiliki daya tarik historis dengan peninggalan bangunan tua khas Belanda. Daerah ini dulunya merupakan bagian penting dari jaringan perkebunan dan aktivitas kolonial di Sumatra Timur. 

Serbelawan, yang kini menjadi kelurahan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, dulunya adalah salah satu sentra penting bagi perkebunan skala besar yang dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda atau perusahaan swasta Belanda. 

Wilayah Simalungun secara umum, termasuk Serbelawan, dikenal sebagai daerah penghasil komoditas perkebunan seperti karet, kelapa sawit, dan teh. 

Perusahaan-perusahaan Belanda membuka perkebunan luas dan membangun fasilitas pendukungnya, termasuk kantor administrasi, rumah dinas staf, gudang, dan perumahan buruh. Untuk mendukung aktivitas perkebunan dan transportasi hasil bumi, Belanda membangun berbagai infrastruktur. 

Jaringan jalan dan jembatan dibangun untuk menghubungkan perkebunan dengan pusat-pusat kota atau pelabuhan. Beberapa jembatan peninggalan Belanda masih bisa ditemukan di Simalungun, meskipun kondisinya mungkin sudah tua. 

Di beberapa area perkebunan, terdapat jalur kereta api kecil atau "muntik" yang berfungsi untuk mengangkut hasil pertanian seperti karet dan sawit . 

Ini menunjukkan betapa terorganisirnya sistem logistik pada masa itu. Adanya "Pemandian Sweembath" di Desa Naga Soppa, dekat Serbelawan, yang dulunya merupakan tempat pemandian orang-orang Belanda. Adanya fasilitas rekreasi bagi para pejabat dan pekerja perkebunan Belanda.

Dengan adanya aktivitas perkebunan, Serbelawan berkembang menjadi semacam pusat perdagangan dan administrasi lokal. Hal ini memicu pembangunan ruko dan gedung-gedung dengan arsitektur khas Belanda yang fungsional dan kokoh. 

Jalan utama seperti Jalan Merdeka di Serbelawan masih mempertahankan jejak arsitektur ini. Secara keseluruhan, sejarah Serbelawan tidak bisa dilepaskan dari narasi besar perkebunan kolonial di Sumatra Timur, yang mana Belanda membangun sistem yang terintegrasi untuk mengeksploitasi sumber daya alam dan menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.

Kondisi Bangunan Tua Khas Belanda di Serbelawan saat Ini bervariasi. Banyak bangunan pertokoan (ruko) di sepanjang jalan utama Serbelawan, khususnya di Jalan Merdeka, masih mempertahankan arsitektur khas Belanda. 

Bangunan-bangunan ini umumnya masih kokoh meskipun sudah termakan usia, dan tetap difungsikan sebagai toko   atau tempat usaha oleh masyarakat setempat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun