Mohon tunggu...
Astrida Fitriani
Astrida Fitriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - STIKes Mitra Keluarga

Mahasiswa Keperawatan STIKes Mitra Keluarga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Program "CERDIK" Sebagai Intervensi Keperawatan Komunitas dalam Pengendalian DM Lansia

12 Juli 2023   19:00 Diperbarui: 12 Juli 2023   19:02 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang

 

Kesehatan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu sampai lanjut usia (Kemenkes RI, 2014b). Individu yang sudah menginjak fase lansia akan mengalami proses degeneratif dan penurunan fungsi tubuh, sehingga lansia termasuk ke dalam kategori kelompok yang rentan dalam masalah kesehatan (Kemenkes RI, 2016). Menurut laporan Riskesdas (2013) Penyakit Tidak Menular (PTM) yang sering dialami lansia yaitu hipertensi, arthritis, stroke, PPOK, DM, Kanker, Penyakit Jantung Koroner, Batu Ginjal, Gagal Jantung, dan Gagal ginjal.

Penyakit tidak menular (PTM) terjadi akibat berbagai faktor risiko antara lain seperti merokok, diet tidak sehat, kurang aktivits fisik, dan konsumsi minuman beralkohol faktor risiko tersbut dapat  menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis di dalam tubuh manusia antara lain tekanan darah meningkat, gula dara meningkat, kolesterol darah meningkat, dan obesitas. (Kemenkes RI, 2014a). Di Indonesia sendiri salah satu penyakit tidak menular yang merupakan ancaman serius bagi pembangunan kesehatan adalah Diabetes Mellitus (DM) dikarenakan penyakit DM dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene), penyakit jantung dan stroke (Kemenkes RI, 2013).

Berdasarkan data estimasi International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2015 terdapat 415 juta jiwa terdiagnosis penyakit diabetes melitus di dunia. International Diabetes Federation (IDF) Atlas tahun 2017 melaporkan bahwa Diabetes di Indonesia masih menunjukkan nilai yang cenderung meningkat. Indonesia merupakan negara peringkat keenam di dunia dengan jumlah penyandang Diabetes usia 20-79 tahun sekitar 10,3 juta orang (Kemenkes RI, 2020). Sementara itu, di Provinsi Jawa Barat sendiri angka kejadian diabetes mencapai presentase 4,2% dengan jumlah prediabet 7,8%. Penderita diabetes di Indonesia termasuk yang terbanyak di dunia.

Dalam menyikapi masalah kesehatan PTM ini pemerintah membuat berbagai program preventif guna mendukung gerakan masyarakat sehat. Pada tahun 2013 Kemenkes RI tahun telah mencanangkan upaya pengelolaan lansia diabetes mellitus melalui perilaku CERDIK yang mempunyai makna, Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan tepat, Istirahat Cukup, Kelola Stres. Penerapan CERDIK dapat mengurangi faktor resiko dan deteksi dini PTM salah satunya menjadi upaya untuk mengendalikan DM. (Hastuti, Widyatuti & Sahar, 2017).

Sebagai upaya preventif perawat ikut serta dalam menjalankan program yang telah dibentuk oleh Kementrian Kesehatan yang telah mendirikan 13.500 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) serta memberikan edukasi tentang bahaya diabetes mellitus. Untuk melihat peran perawat komunitas pada pelaksanaan program CERDIK dalam pengendalian Diabetes Mellitus (DM) pada lansia ini dituangkan dalam bentuk esai ilmiah dengan judul Penerapan Program “Cerdik” Sebagai Intervensi Keperawatan Komunitas Dalam Pengendalian Diabetes Mellitus Pada Lansia.

PEMBAHASAN
 
1. Studi lapangan dalam pengembangan SDM di POSBINDU
 
Posbindu PTM adalah wujud upaya kesehatan masyarakat yang telah berkembang menjadi Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang didalam nya terdapat pengendalian faktor risiko PTM. Masyarakat yang dapat dilibatkan dalam program Posbindu-PTM ini diantaranya adalah kader, tenaga kesehatan yang ada di Desa seperti Perawat Ponkesdes, Bidan Desa atau putra daerah yang menjadi tenaga kesehatan, serta pihak pihak lain (Laga et al., 2020).
 
Pelaksanaan Posbindu PTM yang dilakukan secara komprehensif dapat mencegah dan mengatasi masalah PTM diantaranya seperti masalah hipertensi dan diabetes mellitus. Kendala yang dialami dalam menyelenggarakan Posbindu PTM, salah satunya karena kader belum terlatih dan belum mampu menyelenggarakan kegiatan secara mandiri (Rahajeng & Nurhotimah, 2020).
 
Dalam memberi penyuluhan dan pelatihan kepada kader di Puskesmas atau Posbindu Institusi Pendidikan Kesehatan dapat berpartisipasi aktif dalam memberikan update keilmuan kepada para kader kesehatan yang dalam kaitannya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan. Dalam konsep Pendidikan Tinggi terdapat tiga kegiatan utama yang perlu dilakukan yaitu Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. (Laga et al., 2020).
 
 
2. Kontribusi perawat dan mahasiswa keperawatan dalam pelaksanaan program CERDIK pada pasien Diabetes Mellitus di Posbindu
 
Peran perawat dalam memberi pelayanan di Posbindu-PTM melalui  program CERDIK kepada penyandang diabetes mellitus dapat mengasah kemampuan perawat  dan memberikan gambaran kepada perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan melalui tiga level pencegahan (primer, sekunder, tersier) dengan strategi promotif, kelompok, pemberdayaan, ataupun advocacy (Rahmanti et al., 2020). Kegiatan atau asuhan keperawatan yang dapat diberikan perawat kepada penyandang diabetes mellitus dalam melaksanakan program CERDIK ini yaitu berupa edukasi berupa penyuluhan kesehatan, skrining, dan juga rujukan atau pengobatan.

Mahasiswa juga mendapat peran dalam melangsungkan program CERDIK ini di Posbindu, mahasiswa tentu terikat dengan institusi yang membawanya. Institusi melalui lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat bertugas untuk mengkoordinasikan tim pengisi kegiatan yang memenuhi kualifikasi yaitu memiliki pengetahuan tentang Program  penyakit tidak menular salah satunya adalah program CERDIK.
 
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmanti dkk. (2020) peran mahasiswa dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada warga dari kalangan dewasa hingga lansia melalui pelaksanaan program “CERDIK” di Posbindu, antara lain:
a. Tim Pengabdian masyarakat dari Institusi Kesehatan bersama Kader Kesehatan melakukan pendataan melalui metode wawancara sebagian perwakilan warga dari usia dewasa awal hingga lansia.
b. Latihan Senam kebugaran
Tim Pengabdian masyarakat dari Institusi Kesehatan bersama Kader Kesehatan melaksanakan latihan senam kebugaran yang dilaksanakan sesuai jadwal yang sudah ditetapkan.
c. Pemeriksaan Kesehatan
Tim Pengabdian masyarakat dari Institusi Kesehatan didampingi oleh kader kesehatan melakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan mulai dari pengukuran BB, TB, Lingkar perut, Tekanan darah hingga gula darah sewaktu.
d. Tindak Lanjut
Setelah mendapat pemeriksaan kesehatan, diharapkan data yang sudah didapatkan dapat dimanfaatkan oleh kader kesehatan setempat untuk terus di tindak lanjuti guna mendukung program preventif/ pencegahan komplikasi dari penyakit tidak menular.
e. Monitoring
Setelah rangkaian kegiatan sudah dilakukan, kader dan tokoh masyarakat melaksanakan monitoring dan evaluasi tentang pelaksanaan berbagai program pengendalian hipertensi dan diabetes dalam bentuk pelaporan kemajuan program pada Puskesmas atau Posbindu.

PENUTUP
 
Diabetes Mellitus (DM) merupakah salah satu penyakit tidak menular yang menyita banyak perhatian di Indonesia yang jumlahnya masih menunjukkan nilai yang cenderung meningkat. Pembangunan kesehatan karena penyakit DM dapat menimbulkan kebutaan, gagal ginjal, kaki diabetes (gangrene) sehingga harus mengambil tindakan amputasi, penyakit jantung dan stroke.
 
Salah satu upaya pengendalian penyakit Diabetes Mellitus terutama dikalangan lansia adalah melalui program CERDIK. Dalam memberikan pelayanan di Posbindu-PTM melalui  program CERDIK kepada penyandang diabetes mellitus ini dapat mengasah kemampuan perawat  dan memberikan gambaran kepada perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan melalui tiga level pencegahan (primer, sekunder, tersier) dengan strategi promotif, kelompok, pemberdayaan, ataupun advocacy.
Daftar Pustaka
 
Hastuti, H., & Sahar, J. (2017). TERHADAP PENGENDALIAN DIABETES MELLITUS PADA. 4(2), 142–147.
Huriah, T. (2017). PROMOSI KESEHAT AN MELALUI POS PEMBINAAN T ERPADU (POSBINDU) BERBASIS PASAR DI PASAR BANT UL.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. http://www.depkes.go.id/resources/download/gene%0Aral/Hasil Riskesdas 2013.pdf
Kemenkes RI. (2014a). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Menular.
Kemenkes RI. (2014b). Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, Situasi dan analisis Lanjut Usia.
Kemenkes RI. (2016). Situasi lanjut usia (lansia) di Indonesia. http://www.depkes.go.id/resources/download/%0Apusdatin/infodatin/infodatin %0Alansia 2016.pdf
Kemenkes RI. (2020). PENYAKIT DIABETES MELITUS. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus
Laga, Y., Kusuma, H., Psi, S., Ns, S. K., Kes, M., Fatmawati, A., Kep, S., Kep, M., & Mafticha, E. (2020). PEMBINAAN TERPADU – PENYAKIT TIDAK MENULAR ( POSBINDU-PTM ) DENGAN PENDANAAN DANA DESA Disusun Oleh : Penerbit STIKes Majapahit Mojokerto.
Rahajeng, E., & Nurhotimah, E. (2020). EVALUASI PELAKSANAAN POSBINDU PENYAKIT TIDAK MENULAR ( POSBINDU PTM ) DI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL Evaluation of Implementation of ‘ Posbindu PTM ’ in a Resident Environment. 134–147.
Rahmanti, A., Wulan, N., D, A. F., Safitrid, I., L, M. I., W, S. A., & N, T. A. (2020). UPAYA SOSIALISASI DETEKSI DINI PENYAKIT TIDAK MENULAR (DD-PTM) DALAM PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN BULUSTALAN KECAMATAN SEMARANG SELATAN. JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SISTHANA, 2 (2), 37–42. https://jurnal.stikeskesdam4dip.ac.id/index.php/PKMSISTHANA


 
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun