Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pertemanan Penulis

5 April 2014   00:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:04 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indri Hapsari di Fb menulis : https://www.facebook.com/indri.hapsari.widiyatnya /posts/10202869758897584?comment_id=6864468 :

“KEBIASAAN MEMBACA DAN BERSOSIALISASI
Seorang teman di LN nyetatus, di kereta berwifi, ternyata hanya dia yg bersocmed. Yg lain, semua sibuk membaca buku. Pemandangan yg sama sy temui di bandara LCCT, KL. Penumpang yg lain sibuk dgn gadgetnya, remaja bule itu sibuk membaca. Yah bs aja sih ngeles 'lg baca e-book kok!' but it's not the point. Orang Indonesia, atau mungkin Asia, mungkin terbiasa bersosialisasi ya, maunya guyub, obrol sana sini, gosip sana sini. Maunya didengar, bukan mendengar. Maka waktu apps FB di Android bilang : Anda masih bs posting meski offline, sy hanya tersenyum sinis *bayangin tokoh antagonis di sinetron* : buat apa posting kalau ngga bs dilihat org lain? Yah yah...begitulah *ngingetin diri sendiri*”

Membaca tulisan terkutip diatas saya membaca pemandangan tentangkesibukan individual yang social dan yang asocial. Teknologi komunikasi membiaskan sikap yang dahulu lebih mudah ditandai sekarang bisa bias. Membaca/menulis disandingkan dengan ngobrol berteman di internet bisa nampak sama. Tetapi sebenarnya sebelum ada teknologi modern yang bernama internat itu, fenomena kesibukan individual yang cenderung asocial berpapasan dengan kegiatan social atau kegiatan individu untuk kepentingan social. Rekan Indri Hapsari menyandingkan watak orang bule yang suka membaca dan orang Indonesia yang suka berkawan bercanda celoteh dengan orang lain. Orang bule sepertinya dengan internetpun akan membaca e-book , bukan facebook.

Bahwa bersosialisasi itu mempunyai peminat bukan main, periksa ini :“Trik Mengetahui Teman yang Melihat Profilmu”sebuah status dari https://www.facebook.com/notes/destro-techno/trik-mengetahui-teman-yang-melihat-profilmu/1486875704865320?comment_id=698907 . Sampai jam saya tulis ini 09.25 tg 4 April 2014. Tercatat : anda dan 19.383 orang lainnya menyukai ini. Atau periksa : Destro-techno. (https://www.facebook.com /pages/Destro-Techno/1474932722726285)

Mengingat kutipan diatas itu dari Fb, dan tulisan ini khusus untuk Kompasiana yang merupakan media social maka saya akan khusus melihat Pertemanan saya dengan para Penulis. Pertemanan itu saya mengerti sebagai :Relasi keakraban antar personal penulis. Ini akan lebih membatasi pengertian menulis dan membaca yaitu dalam konteks ber-sharing ber=connecting di media social royokan ini.

Pertemanan akan terjadi dalam batas formal orang yang sama sama terdaftar dan saling setuju di”ikat” dalam relasi pertemanan kompasiana, dengan mekanisme yang diatur oleh “hukum” kompasiana. Akan tetapi ternyata antar penulis bisa didapat dijalin suatu pertemanan darat yang memenuhi persyaratan umum. Seperti saya alami di grup Desa Rangkat.

Kedekatan pribadi, Kesamaan minat, kesamaan profesi, kesamaan asalusul, kesamaan visi. Demikian kira-kira dasar yang memunculkan pertemanan sebenarnya didunia nyata.

Selanjutnya muncul fenomena-fenomena : Saling menghargai, saling percaya, saling membutuhkan, saling memberi, kerelaan, komitmen, kesetiaan, jaringan persaudaraan.

Nah saya dalam praksis menemukan : Buah/manfaat dari pertemanan di Fb dan Kompasiana yang terkait dengan “membaca-menulis” yaitu :Sumber aspirasi.

Banyak kali saya mengawali tulisan seperti tulisan ini. Banyak kali tulisan saya dihiasi oleh kutipan pikiran teman. Pernah juga saya menulis bukan kritik, tetapi klarifikasi terhadap suatu opini yang dilontarkan teman di Kompasiana. Beberapa kali saya mengutip tulisan teman sebagai pengukuh argument tulisan saya. Pernah pula mengabil tulisan teman sekedar sebagai illustrasi peneguh fakta yang saya kemukakan untuk dibahas selanjutnya.

Dengan demikian saya tidak segan membaca teliti tulisan teman. Juga dengan membacanya saya lebih merasa siapa penulisnya, bagaimana dia menghayati sesuatu minimal apa yang dia tulis. Dengan begitu pula memang pertemanan menjadi Media sosialisasi, medan aktualisasi diri saya yang tulus dan jujur buat teman yang bersangkutan.

Maka saya berpendapat bahwa bagi diri saya berteman menjadi motivasi berinternet. Artinya ketelatenan saya secara sederhana menulis dan membaca lewat internet. Karena serba keterbatasan saya baik fisik, maupun finasial, hanya itulah yang terjangkau memenuhi panggilan hidup dengan peluang yang ada. Sarana teknologi ini disadari sebagai sarana yang memberi peluang sisa hidup ini untuk beraktivita. Syukur dan Puji Tuhan.

Konsekwensi dari pertemanan didunia maya ini tetap sama seperti didunia nyata. Kejujuran, kehati-hatian karena keterbatasan, namun juga selayaknya ada komitmen, kesetiaan untuk belajar, membaca, untuk juga berusaha untuk bisa Berbagi lagi dan lagi.

Dalam tulisan saya ini saya ingin mengambil perhatian untuk adanya keseimbangan berteman dan membaca……. (bersosialisasi dan menambah amunisi untuk berbagi melalui semua sarana termasuk membaca)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun