Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Seumur Hidup Membangun Kepribadian

6 Desember 2022   12:09 Diperbarui: 6 Desember 2022   12:18 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Solusi dalam dunia bisnis adalah perencanaan kerja berikutnya setelah diadakan Evaluasi (Evaperca). Saya mempunyai banyak pengalaman dalam pendidikan maupun dunia kerja dengan refleksi dan Solusi.

Saya juga pernah merenungkan mengapa saya tidak sehebat teman-teman seangkatan. Dan jawab yang saya dapatkan dan membuat saya bahagia yaitu bahwa setiap tahapan dalam kehidupan saya "pernah saya Refleksi dan saya buat Solusi". Kita sangat sering tidak ingat lagi pertimbangan masa lalunya. Yang teringat hanya hasilnya tidak lagi bisa diulang. Kita lupa pengorbanan apa untuk siapa dalam kondisi apa. Dan itu keputusan dan Pilihan saya pribadi. Kepribadian !   Belajar Seumur hidup : Refleksi dan Solusi dalam membangun kepribadian....terkait dengan Masa lalu. Sekarang masa kini ........

Sekarang banyak foto penuh nasehat beredar di Facebook WA dll. Di mediasosial. Terbitan buku baru dari Bisnis dan Life Coach pun tidak kurang. Mereka ini mendorong orang mewujutkan kepribadian dan profesinya hingga pada realita perbuatan dan sukses. Sebab memang semua itu merupakan salah satu upaya aktual menjawab tantangan zaman.

Saya hanya ingin mencatat disini dua hal sebagai Tantangan atau hambatan Aktual dalam membangun kepribadian yang ideal itu. Yaitu : Godaan dan Perkecohan.

Godaan adalah kerentanan internal untuk memilih Pilihan yang bertentangan idealnya kepribadian sebut saja : Kemalasan, Keserakahan, Kesombongan, Kemarahan, dsb.

Perkecohan, penipuan, adalah godaan yang benar dari luar diri kita. Segala sesuatu yang berasal dari situasi, kondisi, kejadian, dan yang berasal dari perbuatan orang lain, khususnya yang melawan kebenaran.


Mengapa kita kadang kadang mudah terkecoh, atau percaya begitu saja dan mengikuti arus situasi kita saja. Joseph Kahne dan Benjamin Bowyer (2017) menjelaskan dalam jurnal mereka bahwa ada dua tipe motivasi yang mempengaruhi cara seseorang dalam memproses informasi, yaitu directional motivation dan accuracy motivation.

Dengan accuracy motivation, seseorang akan menjadi lebih kritis dan hati-hati dalam menerima setiap informasi. Ia akan menggali suatu informasi lebih dalam. Sementara dengan directional motivation, seseorang cenderung menerima positip informasi-informasi yang senenarnya seperti yang ia sudah ketahui atau percaya sebelumnya. Kalau nggak sejalan justru nggak disukai.Orang Itali kuno bilang: "Quod volumus libenter credimus" yang kita mau kita suka percaya saja..

Perihal kemalasan dkk dalam sikon tertentu memang tidak mudah menyikapi. Sering pula karena kebiasaan yang dibuat sendiri. Dibutuhkan sering refleksi dan membuat niat baru atau Solusi. Pembiusan oleh godaan dibayangkan seperti dibiuss dinina bobok oleh hiburan untuk melupakan penderitaan.(distraksi)

Tetapi terhadap fenomena yang aktual juga yang disebut Post-truth ini lebih dibutuhkan ektra hati hati. Praktek ini banyak digunakan dalam dunia politik. Post truth adalah suatu era dimana kebohongan dapat menyamar menjadi kebenaran. Caranya dengan memainkan emosi dan perasaan netizen. Dan biasanya opini politis itu mudah menular dan menjadi opini publik.

Sedemikian beberapa pengamat menggambarkan Era PostTruth  sebagai menggerus kredibilitas fakta. Sebab obyetivitas dan rasionalitas kalah dengan emosl atau keyakinan atau hasrat. Meskipun fakta obyektif ketika memperlihatkan hal yang berbeda bisa saja kebenaran di relativir dan diciptakan semacam Destorsi data. Dengan tujuan untuk menciptakan kambing hitam,misalnya dengan kata kata jitu, headline yang menjebak untuk memancing emosi pendengar/pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun