Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketidak-tahuan dan Pencerahan

9 Juni 2022   12:09 Diperbarui: 9 Juni 2022   12:29 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kutipan puisi tak bermutu diatas itu Catatan pengalaman nyata  "Pengalaman akan Hyang Maha Kudus"  dapat membuat orang bagaikan terhempas  merasa sangat hina dan tiada pantas menghadapNya. Semacam Pengalaman seorang filosof Kiekergarts (+1949 ?) . Tentang Eva adalah sepotong pengalaman akan peristiwa yang sungguh terjadi di sebuah gereja terbuka, dengan halaman luas teduh dimana ada Candhi. "Candhi Ganjuran", (tempat ibadat umat katholik) terletak di desa Sumbermulyo, Kec.Bambanglipuro, Kab.Bantul, DIY. KM.17 dari Yogyakarta menuju pantai. (Parangtritis atau Samas).

Pengalaman, entah apa yang dirasa dilihat dialami perempuan dikutipan diatas, tetapi itu pengalaman saya melihat orang yang sepertinya "mengalami sesuatu banget"....

Saya belajar dari pengalaman diatas :  Keingin tahuan mewujut dalam keresahan, kebingungan, dan temuan dalam kondisi kejiwaan, berupa kasadaran diri dan dosa.  Dosa itu sudah lebih jauh dirasa dialami dengan kesadaran beriman. Kesadaran akan dosanya menjadi titik awal dan pengendapan keresahan menuju ke kedamaian.

Tetapi kita renungkan saja dahulu dari pengalaman sehari-hari saja.  Semacam "lawan kata keingintahuan" adalah "merasa sudah tahu". Merasa tahu itu bisa berbahaya, biasanya ketika lalu bicara yang tidak bisa dipertanggung jawabkan atau emosional. Hal itu berbeda dengan: Merasa tidak perlu tahu. Itu bisa cuek tidak berkepedulian, atau bisa bijaksana , yaitu ketika sadar berupaya agar tidak terbebani hal yg tidak perlu.  

Merasa tahu bahwa tidak tahu. Hal itu bisa terjadi, justru pada orang banyak ilmu lalu merasa makin banyak hal yang tidak diketahuinya. Tetapi yang lebih penting dalam merasa tahu bahwa tidak tahu dengan tujuan menghindari beban yang tidak perlu. Hal itu adalah kebijakasanaan untuk menuju kepada kedamaian. Dan kesadaran itu bebas tumbuh mantap dan mecerahkan. Itulah Pencerahan batin sebagai manusia yang cerdas bijaksana tahu-diri, cerah dan bahagia dalam mengambil sikap..

Pencerahan menurut Tesaurus Bahasa Indonesia ada sinonimnya :  penerangan, iluminasi, penjelasan, takwil, iradiasi. Prof.Dr.H.Haedar Nashir MSI.memperkaya makna dengan menulis :  "... memahami spirit dan makna "pencerahan" sebagai instrumen konseptual untuk menjadikan gerakan Islam....."  Dengan senang saya mencatat ini:

"Pendek kata, agama niscaya menjadi sumber pencerahan hidup seluruh umat manusia, termasuk mencerahkan para pemeluk agama itu sendiri. Agama dan umat beragama harus mampu menciptakan peradaban utama dalam suasana hidup aman, damai, makmur, beradab, dan berkemajuan. Agama tidak berhenti di garis batas normatif dan dogma belaka, yang indah ketika bicara iman dan pemahaman, tapi miskin amal dan keteladanan yang cerah-mencerahkan. Pemeluk agama bahkan harus menjadi penyelamat alam, bukan ikut merusaknya".(REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Haedar Nashir. Agama Sumber Pecerahan)

Dalam dan dengan kesadaran keimanan penulis sendiri pernah berbagi rasa selepas mengalami peribadatan Paskah beberapa tahun yang lalu disini, demikian:

"Endapan hati disaat-saat Tuhan lewat melimpahkan  kebahagiaan yang ternyata harus  dibagikan. Sebab Tuhan tiada henti  terus membagi bagi rahmat kemurahan HatiNya yang selalu tumpah ruah.

Ketika mata nalar naluri, ketika ada yang diselamatkan oleh momentum dan peluang-peluang yang tercecer dijalanan. Bukan pada peristiwa besar. Karena Karyanya khusus untuk orang orang lemah tersingkir dari kisaran rekayasa dunia yang disebritikan. Sementara sikecil mengaparkan diri tersandarkan  pada Karya KeselamatanNya.

Tantangan demi tantangan menggumuli manusia umatNya. Tetapi kita lupa asal muasal dan arah tujuan penziarahan, karena diaboli diaboli dunia mengibuli membuat kita lelap dalam lupa. Kendati daya juang dimaksimalkan mustahil  manusia ini bangkit tanpa dibangkitkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun