Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berjenis Komunikasi dan Peluang Nyata

23 Mei 2020   13:55 Diperbarui: 23 Mei 2020   13:56 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

PSBB. Kiranya memang sebuah hasil pemikiran genius didukung para negarawan yang cerdas-cerdas.  Tetapi dilapangan PSBB buat para Pemikir Sederhana Bisa Bubar. Belum lagi kepelbagaian kondisi dari orang hingga kondisi alam daerah yang sebenarnya maunya termuat dalam skala besar itu justru disana sini "ambyar" Mungkin ada sejenis komunikasi yang belum sempat berpeluang nyata.

Peristiwa yang bagi saya sungguh memprihatinkan adalah pemecatan 109 tenaga medis dkk. Di RSUD Ogan Ilir, Sumatra Selatan itu. Aksi mogok kerja yang yang dilakukan para tenaga medis di RSUD Ogan Ilir, Sumatera Selatan  yang berakhir pada pemecatan. Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam mengatakan, tenaga medis yang dipecat itu di antaranya 14 dokter spesialis, delapan dokter umum, 33 perawat berstatus aparatur sipil negara (ASN), dan 11 tenaga honorer di RSUD Ogan Ilir.(KOMPAS.com ) Sebuah peristiwa yang tentunya sangat sangat berbicara.

Padahal berdasarkan data pemerintah, kasus Covid-19 memang masih terus bertambah. Bahkan pada Kamis (21/5/2020), Indonesia mencatatkan penambahan kasus harian tertinggi Covid-19 dalam sehari, berdasarkan data yang dihimpun sejak Rabu (20/5) hingga Kamis (21/5) pukul 12.00 WIB. Dalam 24 jam terakhir, tercatat ada tambahan 973 pasien positif Covid-19. Angka ini tercatat sebagai jumlah kasus baru paling banyak sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. Dengan penambahan tersebut, juru bicara pemerintah untuk penganan virus corona, Achmad Yurianto mengungkapkan, total ada 20.162 kasus Covid-19 di Tanah Air."Peningkatan ini luar biasa. Ini yang tertinggi (selama ini). Di Jawa Timur khususnya," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis sore (21/5). 

Kehadiran Negara, Dani Permana Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid19 menjelaskan, status keadaan darurat di Indonesia turut dipengaruhi status global pandemi tersebut. "Selama pandemi global belum berakhir dan vaksin serta obatnya belum ditemukan, maka masih diperlukan penetapan status bencana nasional untuk Covid-19," tuturnya."Masih berlakunya status bencana nasional juga menunjukkan bahwa negara hadir untuk melindungi warga negaranya secara nyata dan konsisten terhadap bahaya keterpaparan virus SARS-CoV-2," tegas Dani.

Maka melihat sepintas peristiwa RSUD Ogan-Ilir dimana seregu pasukan depan tenaga medis terhitung seratus sembilan (109) terdiri dari 14 orang plus delapan orang yang tidak bisa disebut orang pemikir "sederhana", kita layak bertanya-tanya mengapa. Seandainya itu ada unsur kesetia kawanan, apakah para pemikir dikelompok itu tidak sempat berrembug berkomunikasi baik-baik dengan RSUD dan Bupati.

Sekilas ilustrasi : dalam keluarga kami, ibu saya, isteri saya, dua kakak saya adalah mantan tenaga paramedis, spontan mendengar berita itu memandang sebagai suatu "kekejaman" Bupati yang menjatuhkan vonis PHK. Mereka ini tidak mempertimbangkan bagaimana disana juga harus ditegakkan PSBB dan dalam situasinya yang tidak kami  ketahuinya secara nyata.

Disini kita dihadapkan lagi pada kasus komunikasi pahit antara Kelompok Tenaga Medis,Pemerintah,dan Warga dengan kepentingan dan posisi masing2 terhadap realita Covid-19  Mungkinkah kasus kasus itu benar merupakan kasus dari sejenis komunikasi yang belum berpeluang. Seperti diisayaratkan oleh berita berikut ini lagi.

Koalisi Masyarakat Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KoMPAK) meminta pemerintah tak terburu-buru melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Memang masalah Covid-19 pengaruhi semua tatanan kehidupan masyarakat. Namun harus dilihat bahwa kasus Covid-19 terus meningkat. Untuk itu dihimbau agar pelaksanaan pelonggaran PSBB tidak dilakukan tergesa-gesa dan dilaksanakan dengan komunikasi serta koordinasi yang baik dengan semua pihak(TEMPO.CO, Jakarta -20 Mei 2020).

Sebagai warga awam saya penulis hanya ingin mengajak lagi untuk bijak yaitu bolehlah peduli, cerdas dan mengambil sikap yang sesuai pula dengan kemungkinan PELUANG yang ada.

Targetnya yang utama TINGGAL DIRUMAH untuk memelihara jarak sosial, menjaga kesehatan tubuh dan kejiwaan, tanpa kehilangan nilai nilai hakiki yang lain seperti ibadat, belajar dan komunikasi sosial yang terbantu oleh IT. Dengan kata yang lebih enak mungkin Jaga keseimbangan emosi, kebiasaan yang sehat, kreasi-kreasi untuk suka-suka. Sholat 5 waktu, merenung di malam hari, doa pribadi sesuai dengan kepercayaan masing2 kita.

Adapun yang harus dihindari adalah berfikir berkeinginan selain yang haram dan sebagainya.  Mungkin lepas dari kesadaran adalah jangan berfikir jangan apa yang diluar kemampuan dan tidak ada peluangnya. Jangan ingin mengetahui terlalu jauh semua perkara. Perkara itu ada banyak hal seperti informasi dan peraturan kesehatan, politik,dan perilaku lain wilayah yang tidak penting. Bukan maksudnya melarang keinginan tahu, tetapi ketika akhirnya kita tidak bisa berbuat apa-apa sebaiknya cerdas bijak memilih masukan untuk diketahui secara rinci. Membacalah tuntas tetapi bijaklah melibatkan diri seakan akan mau ikut membuat penyelesaian masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun