Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asyik Melihat Orang Bertengkar...

26 Januari 2020   11:00 Diperbarui: 26 Januari 2020   11:16 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

5. Permusuhanwarisan, kambuhan, dampak pertengkaran lama.

Semua sebab adalah hal yangtidak serta merta tampak, karena terletak dalam perstiwa atau kehendak, jiwadan atau pikiran para pelaku. Kecuali kita menyaksikan dan mengikuti suatuperdebatan, pernyataan pendapat yang berlanjut dengan pertengkaran fisik.Pendapat yang berbeda, paham dan pemikiran yang berbeda, demikian juga bahkanfanatisme terhadap kepahaman disebut sebagai sebab. Namun harus denganhati-hati menberikan vonis sebagai "SEBAB" pada suatu pertengkaran. Kesalahan dalam hal inibisa justru fatal akibatnya. 

Sebab Kecurigaan dan bahkan salah paham baru bisaterjadi. Kecurigaan dan salah paham di nyatakan sebagai sebabpun memang bisa terjadi. Sebab pertengkaran nyata disebabkansalah paham dan kecurigaan bisa di simpulkan oleh pengamat tetapi lebih sah apabilaitu diakui oleh yang bertengkar. 

Demikian semua sebab musabab pertengkaran yangbersumber pada kepribadian seseorang harus dipertimbangkan pula bahwa kitaperlu menghormati hak azasi setiap orang. Kadang kita terpaksa sekedarmemakluminya, dan menghimbau dihentikannya pertengkaran karena setiap orangharus saling menghargai hak azasi pribadi sesamanya.

Persaingan sebagai sebab musabab pertengkaran seharusnyatidak terjadi sebab persaingan adalah hal yang wajar dalam hidup persama.Adapersaingan dagang, persaingan berebut posisi social politik, persainganprestasi olahraga, dst. Semua jenis persaingan harus mengacu kepada peraturanhukum social yang ada. Maka semua petengkaran karena persaiangan harus dihentikan atau dibiarkan dengan petunjuk dan aturan yang ada. Pada hakekatnyapersaingan itu sah sesuai dengan aturannya. 

Dalam hal seperti ini kita bercerminpada peristiwa pemilu, pilkada dan pilpres. Bahkan persaingan dalam olah raga. Karenadalam olah raga dibina jiwa semangat untuk menang (agon), dan semangat untuksetia kawan (eros) yang sehat. Panjang lebar pernah kutulis di Kompasiana inipada tg 1 Juni 2011, diperbarui 26 Juni 2015, dengan judul "Bedah Diri" atau"Insan Bersayap Puluhan Warna". 7 Oktober 2011 Kompasiana kategori Filsafat.(Google, Prof.Dr. Driyarkoro tentang agon).

Semua pertengkaran diharapkan bisa menemukan Solusi ........ Solusiyang ideal adalah solusi perdamaian yang manganulir sebab petengkaran, sertamenemukan kisi kisi perdamaian teguhkokoh tidak mudah terpicu untuk terulangnya pertengkaran. Bahkan mungkin perlu diselesaikanhingga adanya restitusi kerugian akibat pertengkaran itu.

Sementaraitu pula ada upaya awal untuk sampai kepada yang ideal seperti : Genjatansenjata, yang memindah pertengkaran ke meja diplomasi. Tetapi selanjutnya masihharus ada upaya adanya Kompromi, solusi yang saling menguntungkan. Demikianbila sebab musabab pertengkaran semakin jelas adanya kepentingan. Untuk ituperlu diarahkan kepada Pengakuan atas hak masing2 serta hak2 orang lain diluarsubyek Tengkar. Lalu dicari diciptakan jalan tengah dari kepentingan masing2sesuai dengan hokum yang berlaku.

Demikiansedikit gambaran saya tentang pertengkaran. Dan sedikit saran upaya melihatrinci yaitu mulai dari pernyataan beda pendapat, kepentingan atau perebutankedudukan yang dilanjutkan dengan adu fisik keras atau lunak, dan bagaimansikap kita. Cuek, peduli, siaga, atau mau menjadi kompor, menjadi es, pendinginpertengkaran agar hidup bersama kita damai dan ada rasa bersaudara..

Akhir kata terimalah salamhormatku disertai terima kasih telah membacanya.

Ganjuran, Januari,26.2020. Emmanuel Astokodatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun