Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Opini, Perempuan dan Cinta

12 Mei 2018   08:12 Diperbarui: 12 Mei 2018   09:22 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak ada bahan bicara yang lebih menarik bagi kelompok lelaki atau kelompok perempuan selain bicara tentang hal ikhwal lawan jenisnya. Lebih tegas lagi bahwa: "bicara soal seks atau perbuatan seksual itu rupanya mengasyikkan.. Menarik lagi penikmat humor biasanya meriah bila telah menyindir tentang seksualitas.

Menurut pengamatan dari sisi materi pembicaraan, seksualitas itu memuat sifat suci, sehingga tak layak atau tabu dibicarakan serampangan. Padahal pembicaraan santai, kelakar, humor, penuh kesukaan, itu sangat membutuhkan sebagai energi suatu sifat keterkejutan.

Dengan kejutan-kejutan akan hal yang tidak diduga sebelumnya pasti pembicaraan akan meriah. Dan dengan hal seksual pembicara bermaksud memberikan hal yang tabu yang tidak diduga mau dibicarakan.Masih lagi bagi kebanyakan orang seksualitas sendiri memang sudah manarik.

Mengherankan lagi kelihatannya entah dikalangan lelaki ataupun perempuan dalam kelompoknya yang sejenis kelamin, mereka bisa sangat asyik membicarakan seksualitas. Ada terkesan kekhususan kelompok sejenis itu memudahkan "mewartakan"peristiwa peristiwa pengalaman seksual sendiri atau orang lain tanpa rasa segan.

Sebuah VCD pernah dipertontonkan reaksi-reaksi unik dari banyak perempuan yang diwawancarai seorang wartawan dengan disodorkan pertanyaan apa pendapatmu ketika anda melihat ini / disodori foto lelaki telanjang, bulat. Wartawan itu mengambil sampel kerumunan remaja muda putri, mahasiswi dan kelompok acak perempuan dewasa. 

Tanpa disampaikan evaluasi dan kesimpulan, Saya sendiri heran adanya rasa keterkejutan pada reaksi perempuan dewasa dengan budaya bebas itu. Ternyata masih ada keterkejutan. Selebihnya tampak rasa senang untuk yang muda dan rasa lebih dingin untuk perempuan paro baya itu. Disitu ada keterkejutan lalu respon positif dan sedikit rasa keterkejutan negatif.

Maka sayapun memberanikan diri mengajukan pertanyaan (tanpa gambar) meminta kesan dan pesan dari beberapa teman perempuan tentang apa saja menyangkut Perempuan dan Cinta. Mengapa soal perempuan ? karena saya lelaki. Dan saat ini saya masih berhutang janji memperingati Hari Kartini. Dan dalam hal perempuan tak pernah saya abaikan ingatan dan cinta saya untuk Ibu dan ayah saya serta Isteri,perempuan yang telah setia pada saya lebih dari 50 tahun. 

Donatur ide Tutik, seorang Ibu menyumbang pemikiran demikian: Seorang isteri ibu rumah tangga tak membutuhkan sertifikat dan posisi tinggi tapi penting perannya dan pengorbanan mereka tak terkirakan. Tetapi pada umumnya perempuan: ketika dia diam mungkin berjuta ide bergulir dibenaknya. 

Ketika dia menatapmu dia mengkonfirmasikan cintanya kepadamu dan meneguhkan persepsinya bahwa anda tidak sekedar memanfaatkannya. Meskipun itu demikian dia akan bertahan. Sebab Wanita hebat bukan karena dia cantik dan pintar atau suami kaya tetapi dia berupaya mandiri,terus berdiri, menyelesaikan masalahnya. Hebat karena mampu berdoa dan percaya semua akan berlalu. Wanita hebat melukis kekuatan melalui proses kehidupan. Bersabar saat tertekan, Tersenyum saat hati menangis, Diam saat terhina. Mempesona karena memaafkan.  Mampu memadam amarah dengan tersenyum

Sementara saya membaca status teman Yuliana di Facebook tg 4 Mei y.l. pernyataan yang membenarkan ide Tutik demikian kata Yuliana: "Jadi wanita harus kuat, jgn sampai meneteskan air mata utk sesorang yg gak penting".

Merambah tentang cinta tercatat opini yang kira kira mau mengatakan bahwa Saat perempuan jatuh cinta, terkadang itu bisa jadi hanya kejatuhan sesaat yg tak pernah dia duga, tetapi saat perempuan dengan seluruh kesadarannya menyerahkan seluruh hatinya pada genggaman lelaki yg dia pilih. Itu adalah pengabdian hingga titik nadirnya. Tak terbatas upah hanya darah dan detak nadi.(Jingga,Fb 5/4/2018)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun