Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Misteri itu Realita

26 Maret 2018   21:18 Diperbarui: 26 Maret 2018   21:20 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sampai sekarang saya selalu percaya untuk mengurai masalah-masalah memakai dua kata kunci : Keterbatasan -- Kebebasan. Maksudnya, bahwa setiap problema dan masalah selalu saya mencari didalamnya dimana letak Keterbatasan dan Kebebasan. Dapatkah keduanya di cari komprominya. ?

Yang tidak terjawab ialah mengapa ada dua hal itu dalam setiap masalah. Mungkinkah jawabnya bahwa itulah sebuah misteri.

Dari kehidupan keseharian kita tahu bahwa Cewek tidak selalu mengungkapkan sesuatu secara langsung, katanya cewek itu ingin cowoknya bisa sedikit lebih mengerti dengan keadaan ceweknya. Mengingat itu saya coba klik Google dengan masukan ini : "Misteri sikap perempuan bagi lelaki." Semua artikel yang ditawarkan menggunakan judul yang menggunakan kata misteri (dari 10  ada 2 tidak menggunakan kata misteri). seperti misteri cinta dan Cowok(cewek), misteri wanita, misteri lelaki, pria/wanita misterius, yang lain menggunakan kata rahasia.

Kalau kita buka Google pada "Misteri dunia" saya hanya menyimpulkan bahwa misteri itu adalah sesuatu yang hampir atau sungguh tidak /belum dapat dijelaskan oleh akal sehat. Seperti contoh di Indonesia : Borobudur, di Eropa Menara Pisa, bangunan yang pada zamannya belum ada alat modern seperti sekarang bisa ada monumen seperti itu.

Pada sekitar tahun 1975 umurku baru sekitar 35 tahun umuran yang penuh dengan  petualangan dan mencari pelbagai pembuktian dan pengalaman. Aku punya teman grup yang sama suka berpetualang, dia mengaku bahwa bahwa dalam renungan dan doanya selalu dia memohom pencerahan dalam hidupmya supaya selalu bisa manolong orang lain. Dia sering bilang :memohon kepada Tuhan agar diberi kacamata.Dia seorang muslim yang baik tetapi rupaya pernah membaca Injil dimana ada cerita seorang buta yang minta bisa melihat "Ut videam". Kalau cerita dalam Injil itu terkenal dengan cerita orang buta memohon bisa melihat itu maksudnya bisa melihat kenyataan biasa. Tetapi teman saya minta kacamata untuk bisa melihat yang orang lain pada umumnya tak bisa melihat.Aku sering menggunakan jasanya kalau mau pergi jauh untuk bisnis, apakah kawan bisnis saya nantinya bisa saya jumpai.  Orang biasa tidak bisa melihat yang letaknya terlalu jauh, barangnya terlalu kecil atau pandangan dihalang oleh batasan tertentu. Saat itu kami teman teman saya yang lain menyebut teman kita yang satu itu sering sekali bisa melihat hal yang gaib, yang belum terjadi, yang misterius.  Kendati yang mau dicapai kemampuan melihat hal atau peristiwa peristiwa biasa teman ini memang mengejarnya dengan pelbagai upaya yang spiritual atau kebatinan

Pada tahun 1963 pernah kami serombongan mahasiswa bersama  dua orang dosen berlibur bersama di sebuah taman rekreasi di Puncak, daerah Cianjur, Jawa Barat. Kami bertemu dengan sepasang suami isteri dari Perancis. Kami mengira mereka pasutri kristiani, ternyata memperkenal diri sebagai pasangan etheis, dan merasa heran sifat religiositas bangsa Indonesia. Lelaki Perancis itu juga menjelaskan sebab mereka menganut paham atheis. Salah satu argumen dengan kata yang saya ingat adalah bahwa semua agama itu mengandung ajaran yang "absurd", tidak masuk akal tidak jelas. Dan orang itu menuduh filosof-folosof kaum beragama cenderung mencampur adukkan filsafat dengan theologi, namun hasilnya tetap absurd, tidak tranparans. Setelah kami berpisah dengan pasutri bule itu dosen kami berkilah :"Iman itu panggilan karunia Allah, tidak semua dipanggil, atau ada yang memang menolaknya. Sementara itu memang kita harus tahu batasnya filsafat dan theologi.Banyak memang filosof yang  dalam berargumen terpeleset ke argumen thologi." Nah demikian dimana mana ada yang tidak jelas dan diterima sebagai kenyataan yang misterius, mistis, mengandung rahasia..

Melanjutkan permenungan ini tampaknya bisa direkap dahulu : a. Cerita misteri Cewek-Cowok, yang sebenarnya membutuhkan solusi kebijaksanaan hidup. Bahwa permasalahannya terjawab oleh warna warni pengalaman hidup. b. Cerita misteri dunia yang tercetus dimuka tadi membutuhkan penelitian ilmiah teknis yang empiris. c. Cerita misteri rekan-rekan kebatinan dan pembicaraan mahasiswa tentang absurditas serta misteri falsafah akan luas dampaknya . Yang jelas misteri itu adalah realita pemancar signal, yang bisa sebagian ditangkap orang dan sebagiannya tidak sehingga meninggalkan pertanyaan dan atau permasalahan

Setiap jawaban permasalahan mempunyai sifat masing-masing atas mana cara pendekatannya pasti berbeda, dari perihal agama, peristiwa kejiwaan, perilaku,dan benda2 . Setiap penilaian perlu standart tolok ukur dan metodanya sendiri. Maka demikian banyak kita ditawari kiat menjawab misteri dan permalahan, mulai dari analisa sederhana hingga dimensi serta aspek-aspeknya. Sementara permenungan ini akan berlanjut sesuai dengan kiprah kehidupan yang saya hayati . Manusia hidup menghadap kearah vertikal kepada Sang Pencipta, kiri kanan sesama Ciptaan, kebawah lingkungan alam semesta. (Arah)  Berangkat dari kepapaan saya belajar dari sesama yang dilengkapi kebijakan2, saya berhutang budi kepada mereka.

Dari pembelajaran saya mendengar pesan teman-teman saya kutip bahwa dalam dunia kita itu ada 3 hal yang tetap yaitu: Perubahan, Kebebasan, Prinsip. Karena saya setuju menerima titik dasar pemikiran itu maka itu yang saya anggap titik awal dan kebenaran awal dalam kehidupan ini.  Dari Perubahan itu saya melihat ada batas batas sesudah dengan sebelum perubahan. Ada proses, ada peralihan peluang pandang. Dan Perubahan (segala yang sedang akan dan berproses berubah) itu dimodali oleh batas dan keterbatasan.  Itu juga didorong oleh Kebebasan kemungkinan dan Peluang. 

Sementara itu Sangkan Paran Sabda Pencipta semesta tersurat dalam Alam semesta dan Hati Nurani manusia memberi batasan/petunjuk arah / norma untuk perilaku dan menggerakkan semesta peristiwa ini.  Kesadaran kita dalam bermenung dihadapkan pada kenyataan terjadinya masalah, ketidak tahuan, ketidak mampuan karena keterbatasan untuk menangkap seluruh realita yang nyata. 

Maka pemecahan misteri tentulah bisa tidak diciptakan jembatan keterbatasan kemampuan manusia menangkap pemancar sinar signal dari suatu keberadaan realita yang ada ?  Atau bisakah jarak itu dijembatani ? Realita itu bagaikan api dibalik tembok sementara kita menangkap kelihatan sinar dan asapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun