[caption id="" align="alignnone" width="600" caption="Maraknya praktek dokter gadungan – sumber foto: Istimewa"][/caption] Herma Ayu Dewayani ditangkap petugas Polresta Depok lantaran melakukan praktek dokter tanpa surat ijin. Perempuan 27 tahun ini diringkus polisi di ruang praktek Klinik Syaiful Jl. KH Abdul Rahman No. 48 Kel. Pondok Terong, Kec. Cipayung Kota Depok pada Rabu 20 Mei 2015 pukul 20:30 WIB. Saat ditangkap, Herma mengaku hanya menggantikan dokter jaga di tiap klinik yang mempercayakan padanya. Dalam penyelidikan polisi ditemukan bahwa Herma tidak hanya berpraktek secara ilegal di klinik tersebut. Perempuan beranak satu ini juga diketahui melakukan praktek dokter di empat klinik lainnya di kawasan Depok, Bekasi dan Cibinong. Per harinya, Herma Ayu bisa melayani hingga 100 orang pasien. Termasuk melakukan pemeriksaan, menyuntikkan obat dan mengeluarkan resep. Herma Ayu mengakui dirinya tidak memiliki Surat Izin Praktik (SIP), namun dirinya pernah kuliah kedokteran di sebuah universitas swasta di Yogyakarta hingga semester 8. Pihak kepolisian hingga saat ini masih mendalami kasus dokter gadungan ini untuk mengetahui apakah ada korban praktek Herma yang meninggal atau mengalami efek samping akibat tindakannya. Praktek dokter gadungan belakangan semakin meresahkan masyarakat. Sebelumnya, pada Senin 18 Mei 2015, Polres Jakarta Selatan menangkap Janice Sowolino yang mengaku sebagai dokter spesial kecantikan dan estetika. Saat diringkus petugas, Janice tengah berpraktek menyuntik seorang pasien di toilet lantai 3 Mall Plaza Semanggi. Pasien Janice sendiri sudah ada yang melaporkan gejala keanehan berupa wajah bernanah, gatal-gatal, dan berdarah setelah beberapa waktu menerima suntikan Janice. Ada juga ulah Bustami, seorang perawat di UGD rumah sakit umum daerah Slamet Martodirjo Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur yang mengaku sebagai dokter dan membuka praktek ilegal di klinik Harapan di daerah Pakong. Bustami bahkan mengaku sebagai dokter spesialis bedah. Ulahnya dibongkar polisi setelah seorang pasiennya Hedi yang menderita benjolan di punggung dioperasi Bustami. Alih-alih sembuh, menjadi tuli, rabun, dan lumpuh pasca operasi. Bagaimana tanggapan publik, khususnya netizen Indonesia atas maraknya praktek dokter ilegal ini? Simak rangkuman redaksi Eveline berikut ini. Pemantauan dilakukan terhadap perbincangan di media sosial, khususnya Twitter selama periode 24 – 26 Mei 2015. Di mana terdapat total 5.139 tweet membicarakan maraknya praktek dokter gadungan. Mayoritas netizen menyatakan kegeramannya atas tindakan orang-orang tak bertanggungjawab yang bisa membahayakan nyawa orang lain tersebut. Sementara, terkait dengan terbongkarnya praktek dokter gadungan Herma Ayu di Depok netizen membicarakannya sebanyak 1.047 tweet. Netizen memuji pihak Polresta Depok yang berhasil membongkar praktek medis ilegal tersebut. Banyak dari netizen menyatakan kekhawatirannya jika praktek sejenis tidak segera ditangani akan jatuh korban jiwa. Sebanyak 577 tweet menyatakan hal ini. Netizen lebih lanjut juga menyoroti maraknya peredaran obat palsu sebagai salah satu konsekuensi praktek dokter ilegal. Sebagai 510 tweet dicuitkan netizen terkait hal ini. Karenanya, netizen mendesak Kementerian Kesehatan, sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas praktek medis di Indonesia untuk lebih serius dalam bertindak mengamankan masyarakat dari praktek-praktek ilegal para dokter gadungan. Sebanyak 335 tweet menyatakan desakan ini. *** sumber: http://eveline.co.id/berita-utama/polisi-tangkap-dokter-gadungan-netizen-desak-kemenkes-berantas-praktek-medis-ilegal/
