Trenggalek- Kekhawatiran dan harapan terkait mangkraknya pembangunan Bendungan Bagong yang telah dicoret dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Meskipun tidak lagi masuk PSN, Bupati Arifin berharap pemerintah pusat tetap memiliki komitmen untuk menyelesaikan proyek ini. Beliau menyatakan bahwa proyek tersebut memiliki nilai strategis bagi Trenggalek dalam hal pengendalian banjir, irigasi, dan potensi pariwisata. Bupati Arifin juga optimis bahwa pembangunan akan tetap dilanjutkan, meskipun mungkin dengan proses yang lebih lambat, karena progresnya sudah mencapai 52%, ungkap Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.Â
Sejak awal pembangunan yaitu tahun 2018 dengan target penylesaian pada tahun 2022. Ternyata kini diubah dan ditargetkan penyelesaian pada tahun 2026, akibat kendala pembebasan lahan. Â Beberapa tahun sebelum adanya rencana pembangunan bendungan ini berdampak pada warga sekitar daerah sengon, bendungan, dan bagong. Mereka akan mendapat gusuran dari pemerintah dengan syarat mencari lahan yang sesuai dengan lahan mereka awal.Â
Tujuan utama pembangunan Bendungan Bagong Trenggalek adalah untuk meningkatkan ketahanan pangan dan air, mendukung irigasi di wilayah Trenggalek, serta mengendalikan banjir. Selain itu, bendungan ini juga memiliki potensi untuk menjadi sumber air baku, mendukung pembangkit listrik, dan menjadi destinasi wisata. Disisi lain, Bendungan Bagong Trenggalek telah dicoret dalam 77 PSN yang telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto.Â
Bupati Arifin berharap pemerintah pusat tetap memiliki komitmen untuk menyelesaikan proyek tersebut, meskipun tidak lagi menjadi PSN. " Saat masih PSN, ada target kapan harus selesai. Mungkin sekarang prosesnya lebih lambat, tetapi saya yakin tetap akan dituntaskan secepatnya", ungkap Pak Ipin.Â
Dengan progres pembangunan yang sudah mencapai 52%, Pak Ipin optimis bahwa bendungan ini akan diselesaikan karna ada berdampak besar bagi masyarakat sekitar Trenggalek.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI